Jodoh Kedua Mr. Songong

"Pa, ma, aku minta ijin ke Amerika mengambil spesialisku " kata Rasya ketika mereka sedang berkumpul diruang keluarga

"Kak,,,please jangan lagi memberiku beban pekerjaan, aku kewalahan, kak,,," rengek Askara tak terima

"Kakak janji ini yang terakhir, dek,,,,kakak sekalian memantau hotel kakak disana " kata Rasya terus terang

"Sayang,,,,sejak kapan kamu punya hotel disana, ??? apa perusahaan yang kamu pimpin belum cukup??? " tanya Syaza tak mengerti dengan jalan pikiran putrinya

"Maaf ma, pa,,,,awalnya hanya ingin ingin membantu teman tapi ternyata malah berkembang pesat ". jelas Rasya

"Aku gak bisa cari calon istri jika kakak terus-terusan membuatku sibuk " omel Askara

"Lagian untuk apa juga ambil spesialis lagi, takutnya laki-laki pada minder duluan jika ingin mendekati kakak ". lanjut Askara

"Iya sayang, bener tuh kata adikmu, gak usah sekolah lagi, papa sama mama kasih ijin jika kamu hanya ingin memantau usahamu " timpal Raka

"Papa sama mama jangan dengerin kata-kata Askara, lagian aku gak kepikiran untuk dekat ataupun didekati lelaki manapun buang-buang waktu ". balas Rasya berusaha untuk mendapatkan ijin dari papanya.

Sebagai anak, Rasya sangat mengerti dan menghargai kedua orang tuanya olehnya itu tetap mengharapkan ijin dari mereka meskipun semua biaya sekolah dan lainnya memakai uang pribadinya.

"Maafkan papa sama mama sayang, kali ini kamu gak akan mendapatkan ijin untuk sekolah dari kami ". kata Raka tak ingin dibantah

"Pa, siapatau dengan bersekolah aku bertemu dengan jodohku " balas Rasya berusaha membujuk papa dan mamanya padahal dalam hati merasa jijik dengan perkataannya

"NO,,,,NO,,,,NO dan NO ". kata Syaza dengan tatapan tajamnya

"Mama gak akan merestui jika kamu menikah dengan orang luar, mama hanya ingin punya mantu orang Indonesia asli " lanjut Syaza tegas

"Gimana kalo jodoh Rasya orang luar, ma,,,,berarti Rasya harus siap jadi anggota pertu dong " balas Rasya terkikik geli

"Wah gila aja, kak,,,,cantik, tajir, pintar, mandiri tapi jadi anggota pertu " timpal Askara ikut tertawa

"Oh ya, dek,,,,besok kamu ketemu dengan pak Thoriq ya,,,dia ingin membicarakan kembali kerjasama yang pernah aku batalkan " kata Rasya tiba-tiba mengingat kunjungan Thoriq tadi siang dirumah sakit

"Kakak aja, toh kakak yang mengerti permasalahannya " tolak Askara

"Ck,,,,aku gak mau berurusan dengan manusia Songong seperti itu, kakak gak mau menangani perusahaan itu jika kamu gak bantu kakak " kata Rasya dengan kesal sebenarnya kekesalannya karena tidak mendapatkan ijin untuk melanjutkan pendidikannya.

"Sudah gak usah ribut, jika gak ada yang mau menemui nak Thoriq, biar papa yang menemuinya bahkan jika nak Thoriq mau membantu mengurus perusahaan itu papa dengan senang hati menyetujuinya ". kata Raka berharap Rasya keberatan

"Enak bener datang-datang langsung dikasih perusahaan, bagianku pula,,,tapi biarlah dengan begitu aku bisa fokus dengan hotelku ". balas Rasya tersenyum manis

"Kamu gak takut semua perusahaan milikmu papa alihkan pada nak Thoriq???" pancing Raka

"Aska gak mau pa, enak aja dia yang semakin tajir sedangkan aku yang anak kandung dimiskinkan " kata Askara keberatan

"Kalo aku sih gak masalah, toh perusahaan itu punya papa dan aku tinggal menikmati hasil karena semua saham pada perusahaan itu atas namaku dan sudah kunotariskan jadi kan aman" timpal Rasya dengan santai

Syaza tersenyum mendengar penjelasan Rasya sedangkan Askara tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah papanya yang kalah telak oleh kakaknya yang sangat licik.

"Astagaa sayang,,,,kamu ternyata lebih dari siap terjun ke dunia bisnis, semua telah kamu perhitungkan dengan matang, padahal kalian hanya dua bersaudara, semua hanya dibagi dua,,,ckckck " Raka hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Jangan heran pa,,,,Rasya adalah papa versi wanita,,,,," kata Syaza tertawa

"Jadi gimana dengan ijin pendidikanku,,," tanya Rasya kembali meminta ijin

"NO,,," jawab Syaza dan Raka serta Askara kompak

"Ck,,,,kalian gak asyik " gerutu Rasya berdiri dan berjalan ke kamarnya

🪐🪐🪐🪐🪐🪐

segitu dulu ya up_nya,,,tengah malam wilayah author

jangan lupa dukungannya