“Kenapa kau menangis?”
Rey yang merasa beruntung telah dijodohkan dengan Kikan. Kini ia bermaksud ingin menjodohkan Merry, putri semata wayangnya dengan anak dari kerabat dekatnya yang tak lain ialah kakak kelas sekaligus musuh bagi Merry sendiri.
Merry terpaksa menyetujuhi pernikahan itu. Tetapi dengan syarat, menyembunyikan identitas pernikahannya dari siapapun termasuk dari teman-temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda
merry pun akhirnya terpaksa menuruti permintaan elyn dan carrol , ia masih belum sadar kalau elyn dan carrol memang sengaja , merry pun pergi ke dapur membuatkan gio kopi , setelahnya ia langsung menghampiri gio di kamar kala itu gio baru saja keluar dari kamar mandi habis membersihkan tubuhnya ,
" kopimu aku letakan disini " kata merry sembari meletakan kopi diatas meja , tiba tiba mata gio melebar seketika melihat tampilan merry yang tidak seperti biasanya , bibirnya pun menahan senyum ,
" apa kau sudah makan ? " tanya merry
" belum , nanti saja " saut gio , kedua matanya menatap hangat wajah merry
" yasudah , nanti kalau mau makan panggil aku " pinta merry Ia hendak keluar dari kamarnya
" kau mau kemana " tanya gio
" mau ke carrol dan elyn , aku mau mengambil piamaku , aku sangat risih menggunakan pakaian ini " jawab merry
" ternyata kerjaan mereka berdua " gumam gio dalam hati sembari menahan senyumnya, namun merry masih belum menyadari
" kemarilah sebentar temani aku , ada yang ingin aku bicarakan denganmu " pinta gio , ia menutup pintu kamarnya dan menarik tangan merry , dirinya mengajak merry duduk diatas tempat tidur ,
" gio nanti saja aku akan segera kembali , aku mau mengambil piamaku diatas " saut merry , beranjak dari duduknya
" merry nanti saja " teriak gio sembari menajamkan kedua matanya , merry pun menghela nafas dan mengiyakannya
" kau mau membicarakan apa cepatlah ? " tanya merry ia kembali duduk disamping gio , gio pun mendekati merry dan tersenyum menggoda , melihat senyuman gio merry jadi salah tingkah
" ehhmm gio dudukmu agak sana jangan terlalu dekat " pinta merry mendorong bahu gio , merry pun menggeser duduknya
" aku hanya ingin memberitahumu aku sudah membeli rumah yang letaknya tidak jauh dari sini " kata gio
" untuk apa kau membeli rumah ? " tanya merry
" ya untuk kita tempati " celtuk gio
" aku ngga mau! kita tinggal disini saja , lagipula mama juga ngga bakal mengizinkan aku pergi dari rumah ini " kata merry tersenyum sinis
" kata siapa ? Justru mama sama papa yang memberi izin .. Tanpa izin mereka mana mungkin aku langsung membeli rumah , kau ini sungguh bodoh " ketus gio
" Giooooooo " teriak merry dengan kesal
" aku sudah bilang jangan berteriak seperti itu aku sangat tidak suka " teriak gio memegang erat bahu merry
" biar saja .. aku akan berteriak seperti itu setiap hari agar kau lebih tidak menyukainya , pokoknya aku tidak mau ! " saut merry
" kau membeli rumah agar kau bisa bebas kan membawa pacarmu itu keluar masuk rumah iya kan ? " tanya merry dengan ketus , gio malah membuang muka dan menahan tawanya
" kenapa kau diam saja ? benar kan ? " sambung merry , gio pun menatap merry dan menyentuh pinggangnya , hingga membuat jantung merry berdegup kencang , ia mendekati wajah merry , tiba tiba keringat melapisi dahi merry
" kenapa kau bisa berpikiran seperti itu " tanya gio
" apa kau takut aline menggantikan posisimu ? " tanya gio menepiskan senyumnya
" hah untuk apa aku takut , kalau kau memang ingin menikahinya , ya nikahi saja! lebih cepat kan lebih baik , supaya aku bisa terbebas darimu " celtuk merry membuang muka , ia pun menepis tangan gio dari pinggangnya , gio yang mendengar perkataan merry ia terdiam dan menjadi kesal
" kenapa kau jadi marah seperti ini apa kau cemburu ? " tanya gio ia pun menghimpit tubuh merry di sandaran tempat tidur ia memegang erat pinggang merry , ia memandangi wajah merry hingga detak jantung merry berdetak semakin kencang , dan keringat mengguyur deras dahi dan juga lehernya
" siapa juga yang cemburu , gio jangan seperti ini lepaskan tanganmu " pinta merry mencoba menepis kasar tangan gio dari pinggangnya
" untuk apa ku lepaskan , bukankah kau yang terlebih dulu menggodaku " tanya gio tersenyum sinis
" apa kau sudah gila , siapa yang menggodamu " teriak merry
" merry kau ini memang polos atau berpura pura polos ? berdandan cantik dan menggunakan lingerie apa lagi berwarna merah menyalah seperti ini , untuk apa kalau tidak menggodaku , kau pikir aku bodoh " bisik gio lirih di telinga merry
" ah sialan ini kerjaan elyn dan carrol , mereka pasti sengaja " gumam merry dalam hati ia baru menyadari kesengajaan adik dan sahabatnya tersebut
tiba tiba tangan gio mengusap bibir tipis merry hingga merry menelan keras ludahnya sendiri , gio hendak mendekatkan bibirnya namun tiba tiba terdengar suara elyn berteriak dari depan kamar , merry langsung mendorong tubuh gio hingga membuyarkan semuanya
" shit .. mereka kenapa mengganggu saja " gumam gio kesal dalam hati , ia pun mengepalkan tangannya
" elyn, diamlah kau kenapa berteriak " tanya carrol kepada elyn
" kau menginjak kakikku " teriak elyn , tiba tiba merry dan gio membuka kamarnya , hingga mengagetkan elyn dan carrol , rupanya elyn dan carrol sedang menguping
" kalian sedang apa disini " tanya gio sembari mengernyitkan dahinya
" eh merry .. kak gio .. ehmm kita ngga ngapa ngapain cuman lewat saja kok ehehe " saut carrol tertawa pelik , sementara mata merry melotot tajam ke arah carrol dan elyn , hingga membuat mereka takut
" kak merry , kak gio .. aku dan carrol akan kembali ke kamar kita , permisi " saut elyn menarik tangan carrol dan berlalu meninggalkan kamar merry
" Heyyy tunggu mau kemana kalian " teriak merry hendak mengikuti carrol dan elyn , namun tangan merry ditarik oleh gio
emang batu si mery egois
atau cwo miskin gitu ... soalnya kebanyakan novel kan cowok ya kata kaya