Seorang wanita yang bernama kiyara bernasib malang. ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal. ia harus berjuang hidup sendiri melawan kerasnya dunia.
suatu saat, ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya. kiyara menemui sahabatnya regina untuk membantunya mencari pekerjaan. regina pun membantunya untuk bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan.
kiyara bertemu dengan Adrian seorang akak kelas yang pernah ia sukai saat duduk di bangku SMP. pertemuannya dengan Adrian akan membuat takdir kehidupan kiyara semakin lebih berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bermimpi!
Seringkali peristiwa masa lalu masih tersimpan rapi di memori otak. Adakalanya peristiwa itu yang membuat manusia bisa berdiri tegak bahkan membuat terpuruk. Beberapa peristiwa saat ini yang membuat Kiyara hidup sebatang kara namun ia juga tetap bertahan di kerasnya dunia.
Saat pingsan didalam ruangan tersembunyi, tuhan memberikan sebuah mimpi yang mengenang masalalu nya dulu. Disaat semuanya baik baik saja menjadi yang terburuk.
Di sebuah sekolah menengah atas, Kiyara bersama teman temannya berkumpul di taman sekolah untuk menyambut seseorang yang berpangkat tinggi di kota Graha.
"Denger denger katanya beliau kesini bersama anaknya." celetuk Fira, teman Kiyara.
"Oh iya? wah! ini akan menjadi tontonan gratis buat kita. Jadi kita bisa lihat orang tampan, kaya di acara kali ini." jawab Dea.
"Memangnya orangnya tampan?" tanya Kiyara.
"Entah." jawab Dea.
Jawaban Dea sukses membuat ketiga sahabat itu tertawa lepas.
Sebuah terompet telah berbunyi. Beberapa siswa yang bertugas berdiri di masing masing tempat untuk melakukan bagiannya. Fira, Dea dan Kiyara mereka bertugas sebagai paduan suara untuk menyanyikan lagu penyambutan orang penting itu.
Seorang pria dewasa turun bersama seorang wanita yang memakai banyak perhiasan di tangannya. wanita itu membenarkan jas pria dewasa itu. Namun tak lama kemudian, ada seorang anak laki laki yang seusianya ikut turun dari mobil mewah dan memakai pakaian yang rapi.
Fira dan Dea pun mulai heboh ketika anak laki laki itu turun.
"Tuh beneran tampan." celetuk Dea.
Kiyara hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja melihat kelakuan dua sahabatnya itu.
Fira, Dea dan Kiyara akhirnya memulai menyanyi sebuah lagu penyambutan keluarga itu. Keluarga itu masuk ke dalam ruangan yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Ketiga sahabat itu juga masuk kedalamnya dan mengikuti serangkaian kegiatan.
"Kiyara, tolong kamu ambilkan beberapa barang yang berada di mobil dengan plat nomer ini AB 5678 WF ya. bilang saja ambil barang tuan Bramasta." ucap salah satu guru yang bernama Bu Mala.
Kiyara dengan sigap menjalankan perintah yang diberikan bu Mala. Ia kemudian mencari mobil dengan plat yang diberikan oleh Bu Mala.
"Permisi pak. Saya mau mengambil barang tuan Bramasta."
Seorang pengawal membuka pintu mobil dan membantu Kiyara mengambilkan barang. Kiyara benar benar terkesima dengan mobil tuan Bramasta. Mobil itu akhirnya menjadi mobil impiannya di masa depan.
"Ini ya dik." ucap pengawal tuan Bramasta.
"Terima kasih pak." jawab Kiyara.
Kiyara akhirnya membawa beberapa barang yang diberi oleh pengawal itu kemudian diberikan kepada Bu Mala. setelah itu, Kiyara kembali bergabung dengan kedua sahabatnya.
Setelah selesai melakukan serangkaian acara, tiba waktunya untuk tim paduan suara beristirahat.
"Hei, kenapa kamu tidak memberi salam hormat kepadaku?" celetuk anak tuan Bramasta.
Karena Kiyara tidak menahan untuk buang air kecil, ia benar benar tak menghiraukannya. Kiyara lebih memilih untuk masuk kedalam toilet sebelum hal yang tidak ia inginkan terjadi.
"Uuh leganya!"
Kiyara kemudian keluar dari bilik toilet untuk merapikan make up nya.
"Aaaaaaaaaa..." teriak Kiyara yang memenuhi setiap sudut toilet wanita.
"Woy yaelah! Tenang dulu kale!!" ucap anak tuan Bramasta yang ternyata masuk kedalam toilet wanita.
"Mau apa kamu? Hah? Kamu tidak tau bahwa ini toilet wanita?" bentak Kiyara.
"Aapa? Apa? Jadi toilet kalian tidak menyatu?"
"Menyatu? Maksud kamu? Pergi sana! Sebelum aku teriak yang kedua kalinya!" bentak Kiyara.
Anak tuan Bramasta pun keluar dengan rasa malunya. Sejujurnya saat itu anak tuan Bramasta benar benar tidak tau bahwa toilet itu khusus wanita. Sebab tidak ada tanda yang menunjukkan bahwa itu toilet wanita. Ditambah lagi sebelum Kiyara datang, ia melihat ada murid laki laki yang masuk kedalam toilet itu.
"Sial! Sial! Sial!" gerutu anak tuan Bramasta.
Setelah kejadian itu,Kiyara berlari menuju kelas untuk berkumpul dengan kedua sahabatnya. Ia memutuskan untuk tidak menceritakan apapun kepada kedua sahabatnya itu.
"Kok ngos-ngosan Kii?" tanya dea.
"Iya. Takut kalian tinggalin." jawab kiyara bohong.
"Apaan sih. engga kali Kiii.." jawab Dea.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Kiyara, Fira, dan Dea kembali menuju tempat acara itu berlangsung. Untuk melanjutkan serangkaian acara yang telah berjalan sebelumnya.
Kiyara bertemu lagi dengan anak tuan Bramasta kembali. namun Kiyara memilih untuk memberi wajah kesal kepada anak konglomerat itu.
"Dari sekian banyak wanita yang kutemui, baru dia saja yang sepertinya tidak tertarik denganku. Ini sungguh menarik!" batin anak konglomerat itu.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Acara yang melibatkan tuan Bramasta itu kini telah selesai. Para murid dan tamu undangan pun membubarkan diri.
"Kiyara! sini!" panggil Bu Mala.
Kiyara segera menemui Bu Mala meninggalkan kedua sahabatnya. Fira dan Dea pun faham. Memang Kiyara selalu dimintai tolong oleh Bu Mala. Katanya sih karena hasil kerjanya minim kesalahan. tidak seperti Fira dan Dea.
"Ada apa Bu?"
"Kii.. tolong kamu bantu bawa ini ya sampai ke mobilnya tuan Bramasta." ujar Bu Mala.
"Yang mobil tadi ya Bu?" tanya kiyara.
"Iya benar." jawab Bu Mala.
Tanpa pikir panjang, Kiyara segera melaksanakan perintah Bu Mala. Saat sampai di mobil tuan Bramasta, tidak ada pengawal yang semula memberinya barang tadi. Kiyara pun menengok ke kanan ke kiri dan berharap ada yang membantunya menaruh barang yang ia bawa. Ia akhirnya mencoba mengintip ke dalam mobil yang kacanya tertutup rapat itu dan mencoba membuka pintu mobil dengan harapan pemiliknya tak mengunci pintunya.
"Hei hei hei!"
"Kamu pencuri ya?"
Suara anak tuan Bramasta berhasil membuat Kiyara terkejut.
"Tidak. Aku hanya ingin menaruh barang ini ke dalam mobil ini." ungkap Kiyara.
"Jangan bohong kamu!" bentak anak tuan Bramasta.
"Tidak! Kamu jangan menuduhku sembarangan. aku hanya menjalankan perintah Bu Mala untuk menaruh barang ini d mobil." ungkap Kiyara kembali.
Anak tuan Bramasta pun terdiam seperti merangkai sesuatu di otaknya.
"oohh! Aku faham! Jangan jangan kau sengaja mendekatiku ya? Buktinya kamu ingin menarik perhatianku dengan berpura pura ke toilet. Ya kan?"
Mendengar penuturan anak tuan Bramasta, Kiyara menjadi sedikit ternganga.
"Tidak masuk akal. Aku benar benar kebelet tadi. Menyukaimu? Hahaha. Tidak sama sekali." ucap Kiyara.
"Tapi intinya disini kamu mau maling kan? Nggak usah bohong deh." timpal anak tuan konglomerat.
Mendengar itu, kiyara menarik nafas sedalam dalamnya lalu mengeluarkannya dengan kasar.
"Hei! Are you crazy? Damn! i'm not like you. And i'm not a thief!" Bentak Kiyara.
"Are you sure sis? You think i'm crazy and i think you are more crazy than me!" balas anak tuan Bramasta.
Tanpa berpikir panjang, Kiyara kemudian menginjak kaki anak konglomerat itu.
"Aaww!!"
Karena mendengar suara anaknya yang teriak, tuan Bramasta dan istrinya pun menghampiri ke sumber suara teriakan anaknya itu.
"Ada apa ini?" tanya tuan Bramasta dengan suara bass nya.
"Daddy, dia mau maling di mobil kita."
Kiyara reflek memelototi anak tuan Bramasta itu.
"Maaf tuan Bramasta, saya ingin memberikan barang ini kepada anda. Karena tadi saya di suruh oleh Bu Mala untuk menaruh barang ini di mobil anda." ungkap Kiyara dengan nada yang sopan.
Tuan Bramasta kemudian mengecek barang yang dibawa oleh Kiyara.
"Benar ini barang saya." ucap tuan Bramasta.
Tuan Bramasta kemudian mengalihkan pandangannya kepada sang anak.
"Kenapa kamu menuduhnya?" tanya tuan Bramasta.
Sang anak pun terdiam tak menjawab apapun pertanyaan ayahnya. tanpa meminta maaf kepada Kiyara, tuan Bramasta dan istrinya pun masuk kedalam mobil. Sementara sang anak memandang mata Kiyara.
"Masuk!" ucap tuan Bramasta.
sang anak pun masuk kedalam mobilnya. Sementara Kiyara memberikan barang bawaannya kepada salah satu pengawal tuan Bramasta. Kiyara kembali ke kelas untuk bergabung bersama kedua sahabatnya yang menunggunya.
Duuggg!!
Sebuah bola basket mengenai kepala Kiyara. Kepala Kiyara pun terasa pusing hingga ia terjatuh namun tidak pingsan.
"Maafkan kami! Apa kau tidak apa?" tanya Renald, seorang laki laki tampan yang duduk di kelas 12 SMA.
"Iya tidak apa kak." jawab Kiyara.
"Tidak perlu pura pura! Bangunlah! seluruh biaya pengobatanmu akan ku tanggung. Jangan banyak drama! Bangunlah!" ucap Adrian, seorang laki laki tampan yang juga duduk di kelas 12 SMA.
Mendengar suara orang yang ia sukai, Kiyara langsung menurutinya. Dia dengan sigap berdiri tegak sesuai dengan permintaan Adrian.
"Maafkan saya kak." ucap Kiyara dengan sedikit menundukkan kepala.
Tanpa permisi, Kiyara pun pergi meninggalkan Adrian dan Renald.
"Itukan cewek yang naksir tuan muda?" tanya Renald.
Adrian tak menjawab pertanyaan Renald. namun ia tersenyum sinis sambil melihat. Kiyara yang berlari semakin jauh.
"Aku tau ini adalah trik yang kamu lakukan untuk mendapatkan perhatian dariku Kiyara!" batin Adrian.
Renald dan Adrian pun kembali bermain basket.