NovelToon NovelToon
Istri Balas Dendam CEO Winter

Istri Balas Dendam CEO Winter

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / CEO / Nikah Kontrak / Balas Dendam
Popularitas:608
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Winter Alzona, CEO termuda dan tercantik Asia Tenggara, berdiri di puncak kejayaannya.
Namun di balik glamor itu, dia menyimpan satu tujuan: menghancurkan pria yang dulu membuatnya hampir kehilangan segalanya—Darren Reigar, pengusaha muda ambisius yang dulu menginjak harga dirinya.

Saat perusahaan Darren terancam bangkrut akibat skandal internal, Winter menawarkan “bantuan”…
Dengan satu syarat: Darren harus menikah dengannya.

Pernikahan dingin itu seharusnya hanya alat balas dendam Winter. Dia ingin menunjukkan bahwa dialah yang sekarang memegang kuasa—bahwa Darren pernah meremehkan orang yang salah.

Tapi ada satu hal yang tidak dia prediksi:

Darren tidak lagi sama.
Pria itu misterius, lebih gelap, lebih menggoda… dan tampak menyimpan rahasia yang membuat Winter justru terjebak dalam permainan berbeda—permainan ketertarikan, obsesi, dan keintiman yang makin hari makin membakar batas mereka.

Apakah ini perang balas dendam…
Atau cinta yang dipaksakan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 — “Tanda Tangan Takdir”

​Ruangan itu adalah suite paling eksklusif di Tokyo Four Seasons, jauh di atas cahaya neon dan hiruk pikuk Shibuya. Suasana di dalamnya adalah perpaduan desain Zen Jepang yang minimalis dengan kemewahan korporat Barat: lantai kayu gelap yang mengilap, dinding shoji tembus pandang yang elegan, dan satu meja bundar rendah di tengah yang terbuat dari batu alam abu-abu.

​Pukul 22.00, Winter Alzona sudah duduk di sana, tenang seperti patung porselen yang mahal. Dia mengenakan gaun koktail sutra hitam—gaun yang tidak menyiratkan bisnis, tetapi menyiratkan ancaman yang tenang. Di tangannya, ia memegang pena bertinta emas, siap.

​Adrian Vellion berdiri di belakangnya, berfungsi sebagai benteng yang tak terlihat. Di atas meja, dua dokumen identik sudah siap: Kontrak Akuisisi Saham 60% Reigar Technologies, dan Kontrak Pernikahan enam bulan.

​Winter tidak bergerak, tetapi ia tahu Darren akan tiba sebentar lagi. Udara yang terperangkap di ruangan itu terasa tegang, seperti kabel yang dialiri listrik. Ini adalah medan perangnya.

​Saat pintu geser ruangan terbuka, ketegangan itu memuncak.

​Darren masuk. Ia mengenakan setelan gelap yang sempurna, potongannya tajam, dan bahunya tampak lebih lebar dari yang Winter ingat. Perjalanannya melintasi samudra tidak mengurangi sedikit pun karismanya; justru menambah lapisan kelelahan yang tampak dewasa, gelap, dan sangat menarik.

​Tatapan mereka bertemu. Tatapan yang membawa beban sepuluh tahun, ribuan kilometer, dan triliunan kerugian.

​Winter tidak tersenyum. Dia hanya mengangguk kecil, gerakan yang nyaris tak terlihat, sebuah sambutan yang meremehkan.

​“Darren. Kau tepat waktu,” kata Winter, suaranya halus, tanpa emosi.

​“Aku selalu tepat waktu untuk hal-hal penting, Winter,” balas Darren, suaranya serak dan mantap. Ia membalas tatapan Winter, membiarkan matanya merayapi Winter dari ujung kepala hingga ujung kaki, sebuah pemindaian yang terasa intim dan sedikit mengancam, seolah ia sedang mengukur kedalaman balas dendam Winter.

​Ia tidak bergegas. Darren mengambil waktu untuk berjalan ke kursi di hadapan Winter. Sebelum duduk, ia melepas jasnya, melipatnya dengan presisi di belakang kursi—sebuah gerakan yang menunjukkan bahwa ia tidak akan pergi dalam waktu dekat.

​Adrian mendorong gelas air es ke hadapan Darren, tetapi Darren tidak menyentuhnya. Ia hanya menatap Winter.

​“Jadi, aku akan menjadi suamimu. Dan kamu akan menjadi pemilik perusahaanku. Kesepakatan yang bagus, jika kamu melihatnya dari sisimu,” ucap Darren, seringai tipis muncul di bibirnya.

​“Lihat dari sisi mana pun, itu adalah kesepakatan yang menyelamatkanmu dari kehancuran, Darren,” sahut Winter dingin, mengambil pena emasnya. “Jangan pernah mencoba mengubah narasi di ruanganku.”

​Winter mendorong dokumen pertama—Kontrak Akuisisi—ke depan. “Tanda tangani ini dulu. Kemudian kita akan pindah ke bagian yang lebih menarik.”

​Darren mengambil pena dari saku jasnya—pena yang pasti sama mahalnya dengan milik Winter, namun lebih berat dan maskulin. Ia membiarkan tatapannya berlama-lama pada tangan Winter. Jari-jari mereka berjarak hanya beberapa sentimeter dari dokumen itu.

​“Aku sudah meninjau dokumen ini. Aku tidak menemukan celah,” kata Darren, tidak untuk Winter, tetapi lebih kepada Adrian. “Kerja yang bagus, Adrian. Aku tahu kau tidak suka kehilangan.”

​Adrian tetap diam.

​Darren tidak membaca lagi. Ia sudah tahu bahwa secara finansial, ia sudah kalah. Ia hanya ingin menyelesaikan ritual ini. Dengan satu gerakan cepat, tebal, dan yakin, ia menandatangani dua baris terakhir, menyerahkan 60% dari darah, keringat, dan ambisinya.

​Selesai. Reigar Technologies adalah milik Winter.

​Winter mengangguk pada Adrian, yang segera menyimpan dokumen yang sudah ditandatangani itu dengan hati-hati ke dalam tas kerjanya.

​Kini, yang tersisa di atas meja hanyalah Kontrak Pernikahan.

​Dokumen itu lebih tipis, kertasnya lebih creamy, dan klausulnya tidak sepadat angka, tetapi berisi hal-hal yang jauh lebih pribadi dan eksplosif.

​Winter mendorong kontrak itu ke hadapan Darren.

​“Klausul 1 sampai 8,” Winter mengingatkan. “Kamar terpisah, tanpa klaim emosional, dan larangan bercerai sebelum enam bulan. Semuanya tertulis jelas.”

​“Aku ingat,” balas Darren. Ia mencondongkan tubuh ke depan, mengurangi jarak antara mereka. Wajahnya kini hanya berjarak satu meja kecil dari Winter. “Tapi aku ingin mengajukan satu perubahan kecil pada narasi.”

​Winter mengangkat alisnya, gestur dominan yang jarang ia tunjukkan. “Kau tidak punya hak untuk mengajukan perubahan, Darren.”

​“Aku tahu. Tapi ini bukan perubahan legal. Ini adalah interpretasi pribadiku.” Mata Darren yang berwarna abu-abu gelap mengunci mata hazel Winter. “Kau ingin balas dendam. Kau ingin melihatku menjadi suami yang tunduk. Aku setuju.”

​Dia membiarkan jeda itu bertahan, suara napas Winter terdengar samar.

​“Tapi dengarkan aku, Winter. Selama enam bulan ini, di depan publik, aku adalah suamimu yang tunduk. Aku adalah asetmu. Tapi di belakang pintu tertutup, aku adalah pria yang meninggalkanmu dan kini harus memilikimu kembali. Permainan ini bukan hanya tentang dendam, tapi tentang obsesi. Aku sudah lama menginginkanmu, bahkan ketika aku meremehkanmu.”

​Wajah Winter tidak menunjukkan apa-apa. Ia sudah berlatih bertahun-tahun untuk menyembunyikan setiap getaran emosi. Namun, Darren melihat, di kedalaman matanya yang tajam, ada sedikit keretakan. Sesuatu yang terkejut, sesuatu yang berapi-api.

​“Kau tidak akan mengalihkan fokusku, Darren,” bisik Winter, nadanya rendah dan berbahaya.

​“Aku tidak mengalihkan. Aku memperjelas.” Darren meraih kontrak itu, lalu meraih pena emas Winter yang tergeletak di samping. Dia mengambilnya, dan menahan ujung pena itu di atas baris tanda tangan. “Kau pikir kau mengikatku dengan kertas ini, Winter. Tapi kau salah. Kau baru saja memberiku akses tak terbatas ke dirimu. Dan enam bulan tidak akan cukup untuk mengakhiri kecanduan ini.”

​Ia menatap Winter untuk terakhir kalinya, tatapan yang penuh janji dan ancaman tersembunyi.

​Kemudian, dengan tekanan yang terasa sangat sengaja dan sensual, ia membubuhkan tanda tangannya di bawah nama Winter. Goresan yang tebal, tegas, dan tak bisa dicabut.

​Darren Reigar.

​Saat pena itu diletakkan, dokumen itu bukan lagi hanya kertas. Itu adalah perjanjian yang mematikan, menyegel takdir mereka.

​Winter mengulurkan tangan, mengambil kontrak yang sudah ditandatangani itu. Tangannya bersentuhan dengan tangan Darren. Sentuhan itu singkat—sekitar sepersekian detik—tetapi terasa seperti sengatan listrik.

​Winter menarik tangannya kembali secepat kilat. Matanya melebar sedikit, tidak karena takut, melainkan karena terkejut atas reaksi tubuhnya sendiri. Dia membenci getaran itu, getaran yang mengatakan bahwa pria ini—pria yang paling ingin dia hancurkan—adalah pria yang paling bisa membuatnya rapuh.

​“Pernikahan ini dimulai sekarang,” kata Winter, memaksa suaranya tetap sedingin mungkin. “Adrian akan mengurus pendaftaran sipil di sini, besok pagi. Gaun dan acara media sudah disiapkan untuk minggu depan.”

​“Hebat,” kata Darren. Ia akhirnya mengambil air esnya, menyesapnya pelan. “Tapi, bagaimana dengan bulan madu, Nyonya Reigar-Alzona? Apakah balas dendam tidak memerlukan akting yang sedikit lebih meyakinkan?”

​Winter menatapnya lama, mencoba membaca strategi di balik mata gelapnya. Dia menyadari, Darren tidak lagi angkuh, tapi lebih berbahaya. Dia tenang.

​“Bali,” jawab Winter, mengalah. “Villa tebing di Nusa Dua. Keberangkatan lusa. Hanya kita. Tidak ada pers.”

​Dia ingin menunjukkan dominasinya, tetapi Darren tersenyum, senyuman pertama yang tulus sejak ia masuk. Senyuman predator.

​“Sebuah bulan madu. Aku suka itu. Pastikan kamarnya terpisah, Winter. Aku ingin melihat seberapa lama kau bisa mempertahankan aturan itu.”

​Winter bangkit, mengambil kontrak itu, menyimpannya di lipatan tangannya sendiri.

​“Selamat datang kembali ke neraka pribadiku, Darren. Aku yang akan memimpin tarian ini.”

​Darren juga berdiri. Pria itu kini lebih tinggi, lebih dekat, dan aura gelapnya melingkupi Winter. Dia tidak menyentuh Winter, tetapi jarak di antara mereka terasa menyiksa.

​“Aku tidak pernah menari, Winter. Aku hanya membawa pasangan tarianku ke tempat yang kuinginkan. Dan kau sudah menandatangani undangan itu.”

​Darren berjalan ke pintu, lalu berhenti. Ia berbalik, menatap Winter yang kaku.

​“Sampai jumpa di Bali, istriku.”

​Pintu geser tertutup. Winter berdiri di sana, di ruangan yang sunyi dan mewah, memegang kontrak itu erat-erat di tangannya. Telapak tangannya terasa panas, dan ia tahu, balas dendam ini tidak akan berjalan sesuai rencana. Dia tidak hanya mengikat Darren; dia baru saja mengikat bom waktu pada dirinya sendiri. Darren tidak datang sebagai korban. Dia datang sebagai suami.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!