NovelToon NovelToon
Denganmu Lagi

Denganmu Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Healing / Romansa pedesaan / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: ginevra

"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.

Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.

Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."

Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?

Happy reading~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mancing Mantap...Mania!

Happy reading~

.

.

.

Cahaya putih mulai menyebar dari ufuk timur mengusir gelapnya malam. Hari masih hening dari aktivitas manusia hanya suara kumandang adzan subuh yang mengalun indah. Dinginnya udara menyapu tubuh yang hanya tertutup selimut.

"Dek, sudah subuh," ucap Aan seraya mengecup punggung Nindya. Sentuhan halus tidak bisa membangunkan si Putri tidur. Sang suami masih menciumi punggung dan bahunya namun Nindya semakin merasa nyaman.

Nindya perlahan menggeliat merasakan ada yang benda aneh dibelakang tubuhnya. Setelah sepersekian detik barulah ia tersadar. Matanya langsung terbelalak dan tubuhnya terangkat cepat membuat tanpa sadar selimut yang menutupi tubuhnya merosot sampai ke perut.

"Masih subuh dan kamu mulai menggodaku lagi," goda Aan dengan senyum miringnya.

Sontak Nindya menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya. Namun gerakannya membuat satu kesalahan lagi. Sekarang malah tubuh Aan yang terbuka lebar.

"Haha.. kamu ini nggak bisa berhenti menggodaku," tawa nakal mengema diseluruh ruangan.

"Apa sih? Aku mau bangun kok!" Jawab Nindya dengan ketus.

Entah mengapa sikap berbanding terbalik dari tadi malam tidak membuat Aan kesal. Tapi sebaliknya, Aan merasa sangat gemas dengan tingkah istri terpaut 9 tahunnya itu.

"Mandilah dulu, nanti mas nyusul. Apa mau mandi bareng?" Aan masih menggota istrinya yang memerah seperti buah delima.

"Ck," Nindya mendecak dan bersiap untuk turun dari ranjangnya meninggalkan suaminya yang masih terlentang. Namun tak disangka langkahnya menjadi berat dan kakinya lemas tak bertenaga. Tubuhnya terasa sangat sakit seperti habis mendaki gunung.

"Ah!" Nindya terjatuh.

"Kamu nggak apa-apa dek?" Aan langsung memapah istrinya menuju kamar mandi sebelah kamarnya. Untung saja kamar mandinya dekat.

"Fix, kita mandi bersama," celetuk Aan tidak tahu malu.

"Apaan sih? Aku bisa mandi sendiri. Lagian nanti kalau mandi bareng yang ada kamu ngelakuin hal yang nggak-nggak nanti. Aku capek!" Gerutu Nindya dengan mulut mancungnya.

"Ya udah deh, kali ini aku ngelepasin kamu."

Nindya hanya mengelengkan kepalanya dan menutup pintu kamar mandinya.

'Huft, kata orang-orang berhubungan badan itu enak. Apanya? Yang ada badanku sakit semua!' protesnya.

...****************...

"Nindya... Ayo sarapan dulu!" Teriak bu Ika, Ibu Nindya.

"Sudahlah bu! Nanti juga keluar kamar sendiri. Pengantin baru mah pasti kenyang terus hehehe," timpal Pak Broto.

Selang 15 menit barulah Aan dan Nindya keluar kamar.

Senyum manis jelas tersirat di wajah Aan. Namun berbeda dengan Nindya yang terlihat kusut tak bertenaga.

"Ayo sarapan dulu nduk!" Bu Ika menyiapkan nasi dan sayuran.

Nindya dengan tangan yang agak lemas, dia menyendok nasi untuk Aan.

"Aku ambil sendiri dek," sahut sang suami.

"E... Biar Nindya yang ambilin nak. biar dapat pahala," ucap Bu Ika.

"Segini mas?" Nindya menunjukkan piringnya.

"Kurangi sedikit dek."

"Ha? Makan kok cuma sedikit sih mas? Biasanya aku ambilin Bapak porsinya banyak sampai penuh piringnya," jelas Nindya keheranan dengan porsi makan suaminya.

Mungkin beda kebiasaan, porsi makan setiap anggota keluarga Pak Broto terhitung banyak. Apalagi adik Nindya si Tony, dia bahkan bisa menghabiskan 2 piring nasi.

"Iya, nanti kalau kurang bisa ambil sendiri sayangku," ujar Aan sambil mengambil piring yang diberikan oleh istrinya.

"Ehem!" Pak Broto berdeham dan tersenyum melirik menantunya.

"Nanti rencana mau pergi kemana nak? Atau mau diam di kamar aja?" Goda Pak Broto ke menantunya.

Aan tersenyum tersipu malu dengan semburat merah muda di pipinya.

'Kalau cuma di kamar bisa mati aku,' batin Nindya. Kenapa Nin? Takut digempur habis-habisan ya?

"Nanti kita mau mancing Pak, sudah lama saya tidak mancing," jawab Aan membuat Nindya lega.

"Kalau mancing biasanya dimana?" Tanya Pak Broto penasaran.

"Biasanya di Tambak atau sewa prahu untuk mancing di laut. Tapi nanti kita mancing di danau aja. Suasananya lebih enak dan lebih adem," jawab Aan dengan penuh semangat.

...****************...

Udara sepoi-sepoi membelai halus wajah Nindya. Hamparan air tenang sepanjang mata memandang menambah teduh suasana. Nampak ada beberapa pasang muda mudi yang duduk mesra di pinggir danau. Ada juga pasangan suami istri beserta anak-anak lucu yang berlarian menikmati cerahnya hari.

Mata Nindya tak berhenti mengamati pemandangan yang tersaji di depan matanya. Semua tampak baru baginya. Selain karena pingitan dari orang tuanya, dia juga tidak pernah pergi ke danau saat dia berkuliah.

Aan dengan mantap menggandeng sang istri tercintanya seperti takut dia tersesat. Digiring lah Nindya menuju spot mancing di bawah pohon rindang.

Nindya menggelar tikar kecil sedangkan Aan mengeluarkan peralatan mancing yang sudah ia ambil dari rumahnya.

"Kamu mau ikut mancing apa mau lihat-lihat nikmatin pemandangan aja dek?" Tanyanya.

"Hem?"

"Kalau mau, aku siapin 2 joran," tambah Aan masih mempersiapkan jorannya.

"Mmm... Boleh deh aku mau coba mancing," jawab Nindya halus sedikit malu-malu.

"Ini," Aan memberikan joran yang sudah ia siapkan lengkap dengan kail dan umpan udang hidup.

"Caranya gimana mas?" Tanyanya ngah-ngoh.

Aan melempar menyamping joran tanpa usaha, sedikit lambaian dan kail terlempar jauh.

"Kalau lempar jangan kencang-kencang dan jangan jauh-jauh, cukup segitu aja. Nih kamu pegangin!" Aan mengalihkan jorannya ke tangan Nindya.

"Terus kalau dapat ikan tandanya gimana mas?"

"Tinggal kamu lihat merah-merah itu, itu namanya pelampung. Kalau pelampungnya merosot kebawah, kamu tarik jorannya," jawab Aan.

Setengah jam berlalu dan tidak ada ikan yang terjebak di kail, yang ada umpan habis dimakan ikan kecil-kecil.

"Lama banget..." Gerutu Nindya dengan mulut dikuncir.

"Sabar sayang," ucap Aan dengan membelai kepala istrinya.

"Ah...auk ah... Aku capek!"

Nindya meletakkan jorannya dan tiduran dengan bantal paha suaminya.

"Ya udah tidur aja," Aan masih membelai kepala istrinya dengan satu tangannya. Sangat lembut dan pelan sehingga membuat Nindya tertidur.

"Plung!"

Pelampung pancing Nindya merosot tajam. Dengan gesit Aan mengambil alih joran Nindya dan menarik kuat jorannya.

"Klepek-klepek"

Akhirnya Aan menangkap ikan Nila cukup besar seukuran 3 jari.

Gerakan kuat Aan membuat Nindya terbangun. Nindya kaget ternyata joran yang ia letakkan di tanah malah mampu menjerat ikan besar.

"Yes! Akhirnya kita dapat ikan, mas! Mancing mantap... Mania!" Nindya berteriak kegirangan membuat Aan juga ikut tertawa dengan lesung pipit manisnya.

"Pagi-pagi udah ada orang pacaran aja! Nggak enak-enakin orang lagi mancing!" Komentar pedas terdengar dari orang yang entah darimana tiba-tiba datang.

"Kalau iri bilang! Nggak punya istri ya?" Jawab Aan dengan ekspresi yang tidak pernah Nindya lihat sebelumnya.

Komentar pedas dibalas pedas juga. Namun itu membuat Nindya sedikit heran. Suaminya yang biasanya tersenyum manis di hadapannya menjadi garang dengan kening berkerut dan mata melotot.

Kalau diingat-ingat lagi dia pernah lihat ekspresi itu saat Denis mengganggunya. Ah... Jadi harus mengetik nama itu lagi kan.

Orang yang tak diundang itu akhirnya berlalu membawa jorannya lengkap dengan gerutu yang tidak bisa didengar jelas.

.

.

.

Menurut kalian sikap Aan ini pertanda red flag nggak? Atau biasa aja?

Tinggalkan komentar dan like kamu ya... See ya... Love you mmmuah!

1
TokoFebri
kok ya kayak suara komentator bola sih wkwkwsk🤣
TokoFebri
harus siap nin.. buktikan saja..
Jemiiima__
ayo saatnya km berusaha nis
Jemiiima__
au ah rasanya kamu gak serius sma nindya
Jemiiima__
skrg malah jd kebalik ya, kek Denis yg jadi pasif 🗿 kenapa kamu begituu nis
sasip
ibu mertua dan mantu perempuan yg se-frekuensi ini mah namanya yak.. saling menghibur dalam pengertian.. 😉😅🤭
sjulerjn29
sama nih aku pun tak terlalu suka🤭
sjulerjn29
gak kerasa dong udah lama juga tuh pdkt baru aja kenalan perasaan 🤭
km mikirin apa lagi sih nin udah resmiin aja kamu move on..
Nuri_cha
ternyata udah bisa mandiri... wah good quality Nin
Nuri_cha
terlalu jokes bapak-bapak Nis... riset lagi ah kalau mau ngegombal🤣
Nuri_cha
Kamu gugup ya.... gimana rasanya pegang tangan cowok lain selain Rico 🤭
Nuri_cha
Dennis belajar dari kesalahan... good Nis
Nuri_cha
aku juga sih... kalau kata org sebetulnya gpp, tapi aku sendiri yg ngeliatnya aneh. jatohnya malah gak pede
Shin Himawari
setujuuuu single karena pilihan itu menarik banyak pesona loh wkwkwk
Shin Himawari
ini author berkedok nindya kaaan canciknya 🤭🤭
btw pantes aja di posesifin cantik gini kokk
Drezzlle
full nyebelin /Curse/
Drezzlle
memang dari awal aja tuh Denis pura2 effort. Aslinya mlempem
Drezzlle
cowok posesif, cemburuan dan suak fitnah nggak mau membenahi diri coret langsung /Facepalm/
Afriyeni Official
dasar cowok byk drama /Curse/
Afriyeni Official
cowok yg begini bikin geram,,, putusin nggak nin.. atau Oma jitak nih si Denis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!