Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.
Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.
Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.
Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Next Level
Keesokan harinya, Laura bangun pagi-pagi, mengenakan pakaian yang rapi dan elegan, blus sutra berwarna crème dan rok pensil high-waist. Ia menyambut mentor saham di rumahnya.
Pria bernama Santiago, seorang broker muda yang memiliki reputasi baik di pasar modal. Santiago ramah dan profesional, langsung memulai pelajaran dari dasar tentang apa itu investasi, risiko, dan pasar saham.
Laura, yang biasanya cepat belajar (terutama Bahasa Mandarin), kesulitan dengan angka-angka kompleks dan terminologi keuangan yang kering.
"Ini jauh lebih sulit daripada menghafal dialog film," gumamnya frustrasi setelah dua jam sesi.
Santiago tersenyum maklum. "Ini hanya butuh pembiasaan, Nyonya Reyes. Logika pasar berbeda dengan logika manusia. Tapi intinya, jika Tuan Pablo meminta Anda belajar saham, pasti ada alasannya."
Alasan Pablo selalu sama: meningkatkan nilai asetnya.
Malam harinya, Laura menunggu Pablo di ruang kerjanya. Pablo baru saja kembali dari kantor, tampak lelah tetapi tetap rapi.
"Bagaimana kursusmu dengan Santiago?" tanya Pablo datar sambil melonggarkan dasi.
"Sangat rumit. Aku kesulitan memahami konsep leverage dan volatilitas," jawab Laura jujur.
Pablo menatapnya, seulas senyum samar yang nyaris tak terlihat. "Itu wajar. Saham bukan seperti memasak atau belajar bahasa. Tapi kau harus menguasainya. Ini bukan opsional."
"Baiklah. Aku akan berusaha lebih keras." Laura berjalan mendekat dan berdiri di hadapan Pablo.
"Ada yang lain?" tanya Pablo, nadanya menandakan ia ingin mengakhiri hari dan segera beristirahat.
Laura menarik napas. Ini adalah saat yang tepat untuk memancing.
"Hanya saja, aku ingin bertanya. Tadi kau bilang kau tak suka aku sering mengunjungi Julia karena aku Nyonya Reyes, bukan sekadar adik Nyonya Torres. Lalu, kenapa kau masih memanggilku Nyonya Reyes, bukan Laura saja?"
Pablo membeku. Pertanyaan itu sederhana, Ia menatap Laura, matanya dingin.
"Nyonya Reyes adalah identitasmu yang baru, Laura. Itu adalah batas yang kubangun agar kita berdua ingat posisi kita."
"Posisi apa, Pablo? Bukankah kau yang paling sering menghancurkan batas itu?" Laura menantang, matanya berkilauan. Ia menunjuk area lehernya yang sengaja ia biarkan terbuka lebar dari dress potongan rendah.
"Tanda-tanda ini bukan dibuat oleh Nyonya Reyes, tetapi oleh Pablo, suamiku, yang terikat pada tugas dan gairah yang kontradiktif," suaranya pelan namun menusuk. "Jadi, bisakah kita berhenti berpura-pura sejenak? Setidaknya saat kita hanya berdua?"
Pablo memejamkan mata sesaat. Dia tahu dia kalah.
"Baiklah," bisiknya, Ia meraih pinggang Laura, menariknya mendekat. Apa yang kau inginkan, Laura?"
"Aku ingin kau tidur di kamarku malam ini," suaranya hampir berbisik. Bukan keintiman; tapi kebersamaan, sebuah pengakuan non-verbal bahwa ia adalah seorang istri, bukan hanya selir kontrak.
Permintaan itu jauh lebih berbahaya daripada permintaan seksual. Itu adalah permintaan akan kehangatan dan pengakuan.
Pablo menatapnya lama, matanya membaca setiap niat Laura. Ini adalah jebakan emosional, sebuah celah yang bisa meruntuhkan seluruh kontrolnya.
"Hanya tidur?"
"Hanya tidur. Aku janji tidak akan menyentuh asetmu, Tuan Reyes. Kecuali jika kau yang memintanya."Laura tersenyum simpul.
Pablo menggeram pelan, kekalahan dan gairah bercampur menjadi satu. "Kau tahu kau melanggar aturan," ucapnya.
"Aku tahu. Dan aku rasa, itulah satu-satunya cara membuatmu mengakui kalau aku lebih dari sekadar subjek yang dikelola, Pablo."
Pablo akhirnya menyetujui. Dia tidak mandi; dia hanya menanggalkan kemejanya dan mengenakan celana pendek dan berbaring di samping Laura suite-nya.
Laura berbalik menghadapnya, memeluk Pablo dari samping. Kali ini, tidak ada perintah, tidak ada kekerasan, hanya kehangatan dua tubuh di bawah selimut tebal.
"Aku tidak bisa tidur kalau ada orang di sebelahku," bisik Pablo setelah beberapa menit hening.
"Cobalah," balas Laura. "Anggap saja ini adalah risk management yang kau ajarkan di kursus. Tidur di samping istrimu adalah risiko terburuk yang bisa kau ambil malam ini."
Pablo mendengus, tetapi dia tidak melepaskan diri. Pukulannya di samsak dan teriakan "murahan!" seolah terkubur jauh di bawah kehangatan yang tak terduga ini.
Ini adalah kali pertama ia tidur di suite Laura dengan kebersamaan mereka sepenuhnya di luar klausa dan tanpa imbalan.
.
.
Pagi menjelang, Laura terbangun dan mendapati dirinya masih dalam pelukan Pablo. Pria itu sudah bangun, menatap langit-langit dengan pandangan kosong.
"Selamat pagi, Pablo," sapa Laura lembut.
Pablo menoleh, tatapannya tidak lagi dingin, tetapi terkejut. Dia belum sempat memasang kembali topeng profesionalnya.
"Selamat pagi,"
Laura tersenyum penuh kemenangan. "Aku menang, Pablo. Aku membuatmu tidur di kamarku."
Pablo menarik napas panjang. "Jangan pernah mencoba hal itu lagi, Laura. Kau tahu kau bermain dengan api."
"Aku tahu. Tapi aku akan bermain di wilayahmu. Wilayah di mana kau tidak bisa mengendalikanku, tetapi kau tidak bisa melepaskanku."
Pablo tidak menjawab. Dia bangkit dan dengan cepat menuju suite-nya untuk bersiap-siap.
Pintu kamar tertutup di belakangnya, meninggalkan kehangatan yang baru saja mereka bagi.
Laura tahu, ia baru saja memenangkan pertempuran kecil yang sangat penting dalam perang emosional mereka.
"Astaga, Pablo. Gengsimu besar sekali." ucap Laura sambil tersenyum.
****
Di sebuah bar di sudut kota Madrid, Spanyol.
Diego dan Pablo melepas penat setelah lelah bekerja, dasi mereka telah lepas beserta jas mahal mereka, setelah Diego dan Julia resmi menikah.. kini hubungan mereka pun resmi ipar.
"Akhir minggu depan, libur panjang.. ajaklah istrimu berlibur ke luar negeri, Pablo. Kau tak perlu kaku karena klausal pernikahan. Aku akan memberikan tiket pulang pergi, sebagai rewardmu karena kau bisa membimbing adik iparku yang liar itu." Ucap Diego tanpa basa-basi.
Diego tahu, Pablo sudah mulai membuka hatinya pada Laura. Meski pria itu tak mengakuinya.
"Terima kasih, Diego, tapi tidak perlu repot-repot, Laura sedang sibuk dengan kursus sahamnya. Liburan hanya akan mengganggu jadwal yang sudah kubangun."
Diego tersenyum tipis, seulas senyum yang hanya ia tunjukkan ketika ia tahu lebih banyak dari yang dikatakan orang lain. Ia melirik Pablo, iparnya, yang kini resmi terikat dengan adik perempuan istrinya.
"Jangan munafik, Pablo," goda Diego, "Kau menghabiskan satu malam penuh di kamar Laura tanpa ada 'klausa' yang memintanya. Itu bukan lagi urusan jadwal, itu namanya... keinginan pribadi."
Pablo menegang. Hanya Julia yang tahu rincian paling pribadi dari hubungan kontrak itu, dan jelas Julia telah membocorkannya pada suaminya.
"Aku harus memastikan dia tenang dan terkendali. Tidur bersamanya adalah cara untuk menguji batas kepatuhannya, itu saja."
Diego tertawa kecil, suara tawanya elegan dan meremehkan. "Kau tahu aku adalah CEO, Pablo. Aku mengelola risiko bernilai jutaan Euro, bukan seorang wanita 23 tahun yang sudah kau kunci di mansion. Kau tidak perlu tidur di sampingnya untuk mengukur kepatuhan. Kau hanya perlu menginginkannya.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.