Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Vony
Aku merindukanmu dengan cara yang bahkan tidak bisa dimengerti oleh kata-kata. Di sini sepi dan aku merindukan cahayamu. Kamu mungkin berada di luar pandanganku, tetapi tidak pernah keluar dari pikiranku. Untuk itu, hadirlah di setiap anganku.
-Vony Evylia
Taman belakang rumah adalah spot terbaik untuk Vony. Di tempat itulah banyak kenangan bersama suaminya, Baskoro. Beberapa ikan koi yang mereka rawat kini sudah bertumbuh besar dan beranak pinak.
Baskoro meninggalkan dia tepat Edward berusia 13 tahun. Saat itu suaminya mengalami kecelakaan mobil dan tewas saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Bagai tersambar ribuan petir, tertusuk seribu pedang dan tertembak ribuan pistol. Vony ambruk seketika saat mendengar kabar itu. Radit yang masih bayi pun ikut menangis seolah menjadikannya sebuah tanda bahwa dirinya tengah kehilangan sosok ayah. Sedangkan Megan saat itu berusia 6 tahun.
Sepeninggal Baskoro, Vony tak mempunyai semangat untuk hidup. Ia selalu terdiam membisu. Badannya kurus. Matanya dipenuhi lingkaran hitam.
Sang mertua, Dwi tak tega melihatnya. Berbagai pengobatan sudah dijalani oleh Vony. Semua itu atas dasar permintaan sang mertua, Dwi. Menurut dokter, Vony memang mensugesti jiwanya agar tak sembuh dari luka. Hal itu memang dilakukan Vony.
Sampai pada suatu hari, Vony nekat akan mengakhiri hidupnya. Berkali-kali ia mencoba bunuh diri. Namun usahanya selalu gagal. Mungkin Tuhan belum menakdirkannya untuk pergi.
Dwi Edi Baskoro atau kakek Edward kemudian membawa ketiga cucu mereka untuk tinggal bersamanya. Megan dan Radit yang saat itu masih bayi di urus oleh paman Edward atau adik dari Baskoro, ayah Edward. Sedangkan Edward, sang Kakek-lah yang mengurusnya sendiri.
Keadaan Vony semakin membaik, namun jiwa yang di dalam diri Vony berubah. Vony memang ibu yang baik, tapi terkadang tempramennya tidak bisa dikendalikan. Sejak saat itu, Edward sedikit menjaga jarak dengannya.
Alasan Vony tidak merestui pernikahan Edward dan Khalisa adalah karena asal usul Khalisa yang tidak jelas. Selain itu, Khalisa hanyalah orang biasa. Tidak seperti Riana, seorang wanita yang memiliki derajat yang hampir setara dengan putranya.
Kali ini Vony tidak akan tinggal diam dengan pilihan Edward. Rencana menghadirkan Riana saat pernikahan Edward dan Khalisa gagal. Namun Vony memilih untuk tak menyerah. Hari itu dia juga yang meminta Pak Handoko untuk datang ke kantor Edward dengan alasan meminta pertanggung jawaban atas semuanya. Namun lagi-lagi gagal. Vony seolah tutup mata dengan kebusukan yang dilakukan oleh Riana.
Diam-diam dirinya masih bertemu Riana. Riana memasang wajah melas setiap bertemu dengan Vony. Vony terenyuh dan tetap mempercayai bahwa Riana adalah sosok menantu yang cocok untuk Edward. Baginya dengan menikahkan Edward dan Riana, perusahaan yang dipimpin oleh Edward akan semakin kuat.
Saat ini, Vony termenung di atas tempat duduk favoritnya yang berada di taman belakang.
"Mas, bagaimana caranya agar Edward bisa mengikuti rencanaku?" gumam nya lirih.
Wanita itu seolah meminta pendapatnya kepada Baskoro, mendiang suaminya.
Terlintas sebuah ide jahat di otak Vony. Wanita itu menyeringai. Tatapannya penuh dengan rencana jahat. Vony kemudian beranjak dari tempat duduknya kemudian pergi meninggalkan rumah.
Vony memesan taksi online untuk mengantarkannya ke suatu tujuan. Taksi itu berhenti di sebuah apotik besar.
"Ada yang bisa saya bantu, Bu," tanya seorang apoteker yang menyambut Vony.
"Dimana Tirta?," tanya Vony dengan wajah datarnya.
"Maaf Bu, apa Ibu sudah ada janji dengan Dokter Tirta?,"
"Panggil saja dia, bilang kalau yang mencarinya adalah saya, Vony Evylia," pungkas Vony.
Apoteker itu kemudian mengangguk mengerti. Ia langsung memanggil Dokter Tirta. Tak lama Dokter Tirta datang. Senyumnya mengembang melihat kedatangan Vony.
"Hai, My Friend?," sapa Dokter Tirta dengan kedua tangannya seperti posisi yang sudah siap memeluk Vony.
Vony membalas dengan senyumannya. Ia kemudian menyambut Tirta, teman SMA-nya dulu.
"Langsung saja, butuh obat apa lagi?," tanya Tirta yang santai.
Dokter Tirta adalah seorang dokter yang bekerja karena uang. Dia bisa memanipulasi berbagai macam obat untuk menjadi racun yang tidak terdeteksi. Dulu,dirinya sering dibantu oleh Vony untuk mengembangkan bisnisnya. Maka dari itu, ketika Vony datang dia dengan sukarela menerimanya.
"Buatkan aku obat untuk membuat wanita menjadi mandul," ujar Vony dengan santai.
Dokter Tirta tak mempertanyakan alasan Vony. Dirinya dengan sigap menyanggupi permintaan Vony.
"Baiklah, besok aku akan mengirimkannya ke rumahmu," jawab Dokter Tirta.
"Tidak, biar aku ambil saja di sini," sanggah Vony.
"Baiklah temanku," jawab Dokter Tirta.
Setelah pertemuannya selesai, Vony kembali ke rumahnya. Mobil melaju sedikit kencang. Sesampainya di rumah, Vony kembali duduk di taman belakang dan meminta Pak Yahya membuatkan teh jahe hangat untuknya.
Ya, dia yakin dia akan berhasil membuat Khalisa mandul. Dengan begitu, Khalisa tidak akan mempunyai keturunan dan Edward akan menceraikannya.
"Kalau Riana nggak bisa dapetin Edward, maka kamu juga tidak bisa, Khalisa,". Batin di Hati Vony.