NovelToon NovelToon
Melahirkan Anak Rahasia CEO

Melahirkan Anak Rahasia CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Single Mom / One Night Stand
Popularitas:83.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda wistia fitri

Menginjak usia 20 tahun Arabella zivana Edward telah melalui satu malam yang kelam bersama pria asing yang tidak di kenal nya,semua itu terjadi akibat jebakan yang di buat saudara tiri dan ibu tirinya, namun siapa sangka pria asing yang menghabiskan malam dengan nya adalah seorang CEO paling kaya di kota tempat tinggal mereka. Akibat dari kesalahan itu, secara diam-diam Arabella melahirkan tiga orang anak kembar dari CEO tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda wistia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Suasana di rumah keluarga Edward malam itu terasa mencekam. Dinding marmer putih yang biasanya tampak megah kini seperti kehilangan kilaunya. Sejak berita yang Arabella luruskan perihal fitnah Chaterine mengguncang media, para investor mulai menarik diri satu per satu.

Dalam hitungan dua puluh empat jam, saham Opulent Holdings terjun bebas turun 37%, mencatat rekor terburuk sepanjang sejarah perusahaan.

Julian duduk di ruang kekuarga dengan wajah tegang, sementara Catherine mondar-mandir dengan telepon di tangan, berusaha menenangkan para dewan direksi yang terus menekan.

 “Katakan pada mereka, aku sedang mengatur strategi. Jangan biarkan satu pun saham bocor ke tangan kompetitor!” bentak Julian.

Suasana di kediaman keluarga Edward terasa menegangkan malam itu.

Langit San Francisco kelabu, dan angin berhembus dingin dari jendela besar ruang tamu.

Julian duduk di kursi utama, wajahnya tampak lelah namun tetap dipenuhi wibawa.

Catherine berdiri di sampingnya, menatap jam dinding dengan gelisah.

Pintu besar terbuka.

Nicholas Alexander masuk tanpa basa-basi.

Langkahnya tegap, ekspresinya datar tanpa senyum, tanpa sapaan.

“Nicholas,” sapa Julian mencoba ramah. “Akhirnya kau datang. Duduklah. Kita perlu bicara tentang kerja sama kita....”

“Aku tidak datang untuk itu.”

Suara Nicholas dingin, tegas, dan cukup untuk membuat suasana ruangan menegang seketika.

Catherine menatapnya curiga.

 “Lalu untuk apa kau datang?”

Nicholas menatap lurus ke arah Julian, nadanya tetap datar tapi berat.

 “Untuk mengakhiri pertunanganku dengan Vania.”

Keheningan menyergap ruangan.

Bahkan denting jam dinding terasa memekakkan telinga.

Vania yang baru saja turun dari tangga langsung berhenti di tengah langkahnya, wajahnya memucat.

“Apa maksudmu, Nic?” suaranya nyaris bergetar.

“Kau tidak sedang bercanda, kan?”

Nicholas menatapnya datar, tanpa sedikit pun emosi.

 “Aku tidak pernah bercanda dengan hal yang tidak aku inginkan.”

“Tapi… kita sudah bertunangan selama empat tahun!”

Nada Vania meninggi, tangannya mengepal di dada.

“Aku menunggumu, Nic. Aku menanggung semua cibiran orang hanya karena kau terlalu sibuk untuk sekadar hadir di acara keluarga! Sekarang kau bilang semua ini berakhir begitu saja?”

Nicholas hanya menatapnya, dingin, tenang, dan tak tersentuh.

"Aku tidak pernah memintamu menunggu.”

Catherine melangkah maju, suaranya meninggi.

 “Nicholas! Sadarlah, pertunangan kalian bukan mainan. Keluarga Alexander dan keluarga Edward sudah.....”

 “Jangan salah paham, Nyonya Catherine.”

Nicholas memotong cepat, suaranya menekan tapi terkontrol.

“Yang membutuhkan kerja sama ini bukan keluarga Alexander. Tapi kalian.”

Julian menatapnya tajam.

“Kau bicara seolah tanpa rasa hormat, Nicholas.”

“Hormat itu hanya kuberikan pada orang yang pantas mendapatkannya.”

Nicholas berjalan pelan, menatap sekeliling ruangan yang dipenuhi barang-barang mewah tapi tanpa makna.

“Aku tidak pernah menandatangani pertunangan ini karena cinta, dan aku tidak akan menikah hanya untuk menyelamatkan reputasi siapa pun.”

Vania melangkah maju, air mata mulai menetes.

 “Kau kejam, Nic.”

Nicholas menoleh singkat.

“Kejam karena jujur?”

Ia mendekat sedikit, tatapannya menusuk.

“Kau tahu sejak awal aku tidak pernah menginginkan ini. Tapi kau tetap bertahan, berpura-pura tidak tahu.”

Catherine menahan napas, marah tapi tidak berani menyela.

Julian menekan nada suaranya yang bergetar karena amarah.

“Kalau ini keputusanmu, berarti Alexander Corporation menarik seluruh kerja sama dengan Opulent Holdings?”

Nicholas menyelipkan tangan ke saku, menatap Julian tanpa ragu.

“Kerja sama tetap berjalan selama masih profesional. Tapi urusan pribadi... berhenti sampai di sini.”

Ia berbalik, meninggalkan ruangan yang kini dipenuhi tatapan kosong.

Langkahnya bergema di lantai marmer, satu-satunya suara yang terdengar setelah semua kata habis.

Begitu pintu tertutup, Vania jatuh terduduk di lantai.

Catherine menatap suaminya dengan wajah panik.

Julian hanya terdiam, memandangi pintu yang baru saja tertutup, dan menyadari untuk pertama kalinya, bahwa kekuasaan keluarga Edward kini benar-benar goyah.

Sementara itu, di kediaman megah keluarga Alexander, suasana malam itu terasa berat dan dingin.

Langit di luar mendung, dan udara di dalam ruangan seperti terhenti.

Di kursi besar berbalut kulit hitam, Damian Alexander duduk dengan tegak.

Matanya tajam menatap pintu utama, menunggu satu-satunya cucu yang berani menentangnya secara terang-terangan.

Di depannya, cangkir teh hitam sudah dingin.

Tangannya menggenggam tongkat kayu tua, mengetuk lantai marmer secara ritmis

tok... tok... tok...

Setiap hentakan menjadi tanda kesabarannya yang mulai habis.

“Empat tahun aku diam. Empat tahun aku biarkan dia menentukan arah hidupnya,” gumam Damian rendah.

“Dan sekarang dia membuat keputusan sepihak tanpa melibatkan wali keluarganya?”

Suara langkah sepatu terdengar di luar pintu.

Seorang pelayan membungkuk sopan, lalu membuka pintu ganda tinggi itu.

Nicholas masuk.

Rambutnya sedikit berantakan, wajahnya tetap tenang, namun sorot matanya dingin seperti biasa.

Ia berjalan tanpa bicara dan berdiri tepat di hadapan kakeknya.

Damian mengangkat pandangannya perlahan, lalu menatap cucunya tajam.

"Jadi benar kau membatalkan pertunangan itu?”

“Di depan keluarganya… tanpa izin keluargamu?”

Nicholas mengangguk kecil, suaranya rendah tapi tegas.

“Ya. Karena aku tidak bisa terus mempertahankan sesuatu yang tidak pernah aku inginkan.”

Damian menyandarkan tongkatnya di sisi kursi, lalu mencondongkan tubuh ke depan.

“Kau pikir keluarga ini dibangun atas dasar keinginan pribadi?!”

“Alexander Corporation tidak pernah berdiri hanya karena cinta atau keinginan sesaat, Nicholas!”

Nicholas tidak bereaksi.

Suaranya tetap datar.

“Tapi aku juga tidak akan menipu diriku sendiri, Kek. Aku tidak pernah mencintai Vania Edward, dan aku tidak ingin hidup di dalam kebohongan hanya untuk menyenangkan publik.”

Damian menatapnya lama, lalu tertawa kecil tapi jelas bukan tawa bahagia.

“Kau tahu, selama hidupku aku tidak pernah marah sebesar ini pada siapa pun di keluarga kita…”

“Sampai aku mendengar cucuku sendiri membatalkan pertunangan di hadapan keluarga nya, dan membuat semua mata bisnis memandang Alexander dengan curiga.”

Nicholas menatap lurus ke depan.

“Biarkan mereka berpikir apa pun yang mereka mau. Aku tidak akan menikahi wanita yang tidak kucintai.”

Damian menghentikan tawanya.

Sorot matanya kini berubah tajam dan dingin.

“Lalu siapa perempuan yang begitu penting hingga kau berani mempermalukan keluarga sendiri di depan publik?”

Hening.

Nicholas menatap lantai sesaat sebelum menatap kakeknya lagi.

“Arabella Edward.”

Damian terdiam sesaat.

Nama itu seperti petir yang memecah udara.

“Perempuan yang diberitakan hilang selama lima tahun? Yang mengandung anak tanpa suami?”

Nicholas mengepalkan tangan.

“Anak itu bukan tanpa ayah, Kek. Anak itu… darah daging Alexander.”

Tongkat Damian terlepas dan jatuh ke lantai.

Suara kayunya menggema pelan di ruangan megah itu.

Matanya membulat, napasnya memburu.

“Apa maksudmu?”

Nicholas melangkah setapak lebih dekat.

“Mereka tiga anak kembar, itu adalah anak-anakku. Dan Arabella... dia tidak bersalah. Semua fitnah itu datang dari keluarga Edward sendiri.”

Damian tertegun, wajahnya berubah antara marah dan tidak percaya.

Tangannya gemetar menggenggam sandaran kursi.

“Kau… menyadari apa yang baru saja kau katakan, Nicholas?”

“Perempuan itu mempunyai tiga anak,mereka semua cicitku? Dan dunia di luar sana memanggil mereka anak haram?”

Nicholas mengangguk pelan.

Beberapa detik kemudian, suara tongkat Damian menghantam lantai dengan keras.

“Sialan! Julian Edward mempermalukan darah Alexander! Dia mencemarkan nama baik Arabella dan mencuri saham milik Eveline Moreno dan sekarang dia membuat dunia menganggap keturunan kita tak punya ayah?!”

Wajah Damian memerah, urat lehernya menegang.

Namun di balik amarahnya, terselip sesuatu kebanggaan yang aneh, sebuah dorongan untuk melindungi.

Ia berdiri perlahan, menatap cucunya lagi dengan pandangan berbeda.

“Kau benar membatalkan pertunangan itu, Nicholas.”

“Dan mulai hari ini, Alexander tidak lagi bekerja sama dengan Opulent Holding. Aku akan menarik semua saham dari proyek Autumn Tower.”

Damian berhenti sejenak, menarik napas dalam, lalu berkata dengan nada yang dalam dan tegas.

“Bawa Arabella dan anak-anakmu ke sini. Aku ingin melihat cicitku dengan mata kepala sendiri.”

Nicholas menunduk sedikit, suaranya berat.

“Baik, Kek.”

.“Dan satu hal lagi…” Damian menatap lurus ke jendela yang mulai diterpa cahaya petir.

“Kita akan balas semua penghinaan ini. Dengan cara keluarga Alexander sendiri.”

1
Ani Basiati
lankuy thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up yg banyak thor
Aghitsna Agis
itu harusnya jg diberitakan msh hidup jd aksn terus membalas ara coba kalau dibilangin nga jd dani akan lengah dan aksn mudah menjeratnya
Ariany Sudjana
tetap waspada Nicholas, jangan sampai Arabella Dan anak-anak dalam bahaya
𝐈𝐬𝐭𝐲
kejam bgt ayahnya....
Reni Anjarwani
makin seru thor doubel up trs thor
Sunaryati
Nah gitu Bella Nicholas itu dulu juga korban dia mabuk, demi kebahagiaan putra- putrimu, serta ketenangan jiwamu. Tinggal membalas orang- orang yang ingin melenyapkan kamu, sepertinya sudah ada titik terang Dani sebagai pelaku utama sudah diketahui, tinggal memburu dan menangkapnya serta menemukan dalangnya. 🤣🤣🤣 Asyik kutunggu.
Ariany Sudjana
turunkan ego kamu Bella, anak-anak butuh kasih sayang kedua orangtuanya dalam satu rumah yang sama, supaya mereka tumbuh dengan baik
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Ariany Sudjana
betul Nicholas, tetep fokus pada penyembuhan Arabella Dan juga lindungi anak-anak
Aghitsna Agis
harus dikabarka arabella meninggol dulu kalau dejarang udah tahu msh hidup harus dembunikan dahulu jeadaan arabella atau bisa tiba2 terjadi seduatu yg dapat meninggal jd berita tersebar sampai catherin tertangkap dan vania juga sm baru akan aman termasuk edwar atau catherin kena hukuman dri edward
Ani Basiati
lanjut thir
Nining Wahyuningsih
Nicholas cupu thor masa bekuasa tapi lemot
melinda
semangat thor
bella terima nicholas ya
Sunaryati
Kehancuran Chaterine dan Vania, Dani pasti ketangkep
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Jane
Bersenang - senang lah dulu Vania , sampai nanti kau minta mati sendiri namun Tuhan blm mau mencabut nyawamu
Ani Basiati
lanjut thor
Ariany Sudjana
sepertinya Edward mencurigai Chaterine sebagai dalang kecelakaan Arabella yah? semoga polisi lekas menyelidiki kasus tersebut dan pelaku sebenarnya tertangkap
Ucie
nantap👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!