"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Pertarungan Antara Hidup Dan Mati?
" APA-APAAN INI?"
semua orang sontak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh He Anchi sebagai
persyaratan nya.
sedangkan An Yue hanya tersenyum miring
melirik ke arah Kaisar Zhu dan Putra Mahkota yang hanya memasang wajah datar dan dingin.
matanya berguling ke arah Pangeran Kedua yang dimana tatapannya siap membunuh He Anchi, melihat hal itu An Yue sedikit hangat karena di saat semua orang tidak mengharapkannya maka ada Pangeran Kedua yang masih senantiasa membuka diri untuk meyambutnya.
tanpa semua orang tahu jika saat ini Kaisar Zhu berusaha sekuat tenaga untuk menahan
diri agar tidak berlari ke atas panggung dan menerjang ke arah wanita yang tak tahu malu
itu ingin mengambil posisi orang lain.
entah kenapa Kaisar Zhu tidak menyukai saat ada orang lain yang menginginkan posisi
Tuan Putri itu, ingin rasanya dia mencekik mati wanita di depannya itu.
" Baik, Kamu Bisa Mengambil Posisiku Ketika Kamu Menang, Lagi Pula Aku Juga Tidak
Menginginkan Posisi Itu Dan Kita Juga Akan Lihat Seberapa Kamu Sanggup Membuat Dirimu Di Akui Oleh Orang Lain," kata An
Yue dengan suara tegasnya.
" Ciih, Ketika Aku Menjadi Putri Mahkota Maka Aku Akan Menjadi Kesayangan Semua
Orang Karena Aku Adalah Jenius Berbeda Dengan Dirimu Yang Hanya Gadis Bodoh Dan
Pengecut." kata He Anchi dengan sinis dan nada penuh hinaan.
diam-diam An Yue tersenyum miring dengan
tangan yang mengepal erat sempurna, dia adalah orang yang sangat tidak menyukai apabila dirinya di hina.
mendengar hinaan He Anchi yang entah sudah ke sekian kalinya di tambah tatapan semua orang yang terkesan merendahkannya
membuat amarah dalam dirinya menyeruak.
" Bodoh Dan Pengecut? Kita Akan Lihat Siapa Sebenarnya Yang Pengecut Dan Bodoh, Aku
Atau Kamu." An Yue menatap dingin ke arah He Anchi yang di balas tatapan penuh kebencian oleh He Anchi.
" Aku Adalah Nona Bangsawan Yang Terkenal
Dengan Pengendali Air Yang Mahir Tentu Saja Aku Lebih Unggul Di Bandingkan Dirimu Yang Hanya Gadis Penakut,"
" Jika Aku Menang Maka Aku Mau Kau Bersujud Padaku Dengan Menyebutku Master, Bagaimana?"
sontak saja hal itu membuat semua orang kembali tertegun mendengar apa yang
dikatakan oleh An Yue yang tidak masuk akal.
mereka semua jelas melihat jelas jika yang akan menang adalah He Anchi karena memang gadis muda itu adalah pengendali elemen air yang hebat.
" Apa Dia Sebegitu Percaya Dirinya?"
" Aku Tidak Sabar Melihat Nona Anchi Memberi Gadis Bodoh Itu Pelajaran,"
" Hanya Anak Kecil Yang Sok Berkuasa, Apa Yang Perlu Di Takutkan,"
" Sangat Di Sayangkan Dia Akan Semakin Di Permalukan Disini,"
" Aku Rasa Rumor Yang Beredar Di Luar Sana Memang Benar Adanya Jika Dia Memang
Adalah Putri Yang Bodoh,"
" Kau Benar, Aku Rasa Dia Mencari Perkara Sendiri."
" Sudah Bodoh Ternyata Dia Juga Sangat Sombong, Sangat Memuakan,"
bisik-bisik semua orang terdengar nyaring di
telinga An Yue membuat gadis kecil itu mendengus dingin.
matanya menatap sekitar dimana rata-rata semua orang menatapnya penuh hina dan tatapan meremehkan, ada juga sebagai yang menatapnya dengan tatapan iba yang membuat An Yue mengepalkan tangannya dengan kuat.
" Aku Ingin Lihat Sebesar Apa Mulut Kalian Itu Terbuka Jika Aku Membuka Semua Kekuatanku," gumam An Yue.
" Baik, Aku Akan Bersujud Di Depan Semua Tamu Dan Juga Memanggilmu, Master." kata He Anchi yang berucap dengan lantang.
" Baik," An Yue langsung melompat ke atas panggung kecil langsung berhadapan dengan He Anchi yang membuat semua orang lagi lagi kaget dengan apa yang dilakukan oleh
An Yue.
kini An Yue berdiri kokoh berhadapan dengan He Anchi yang sudah berdiri siap menyambutnya, melihat bagaimana sombongnya He Anchi di depannya membuat
An Yue diam-dam tersenyum miring dengan seringaian yang menakutkan.
" Hanya Manusia Lemah Dan Menjijikan Berani Sekali Mengusik Ketenangan Seorang Ratu Iblis? Aku Benar-benar Harus Memberikannya Hadiah Keberanian Dari Wanita Bodoh Ini," kata An Yue dalam hati.
" Kau Ingin Bertarung Dengan Pedang Atau Tangan Kosong?" tanya He Anchi dengan
sombong.
" Pedang," jawab An Yue dengan nada lantang.
" Dasar Bodoh," guman He Anchi yang menatap An Yue semakin rendah.
He Anchi langsung mengeluarkan sebuah
pedang putih di tangan kanannya yang membuat kerumunan langsung saling
berbisik satu sama lainnya.
pedang yang dikenakan oleh He Anchi bukanlah pedang biasa melainkan sebuah pedang dengan kualitas tinggi yang dimana bisa mengeluarkan sebuah kekuatan apabila di aliri energi spiritual dari pemilik pedang tersebut.
di tengah akan banyaknya pujian yang di terimanya He Anchi jelas saja merasa akan
memenangkan pertarungan ini karena lawannya hanyalah anak kecil yang tak ada apa-apanya di bandingkan dengan dirinya yang bisa melakukan apapun itu.
" Keluarkan Pedangmu, Aku Tak Ingin Orang-orang Menganggap Bahwa Aku
Menindasmu Karena Aku Menggunakan Pedang Sedangkan Kamu Tidak Aku Tidak Ingin Citraku Rusak Hanya Karena Dirimu," sinis He Anchi.
" Benar, Cepat Keluarkan Pedangmu!;" teriak salah satu Nona Muda yang hadir.
" Ya Itu Benar, Cepat Keluarkan Pedangmu!"
" Tapi Aku Tidak Yakin Apakah Dia Memiliki Pedang? Apalagi Jik Itu Pedang Spiritual,"
Wuuusshhhh...
baru saja ucapan orang itu selesai tiba-tiba pintu terbuka lalu sebuah cahaya merah
masuk dan terbang mendekati An Yue.
saat melihat cahaya merah itu mendekat An Yue mengangkat tangan kanannya di udara
bersamaan dengan cahaya merah itu yang masuk ke dalam genggaman tangan An Yue.
secara ajaib sebuah pedang merah dengan ganggang pedang dengan ukiran rumit namun indah terlihat jelas di tangan mungil An Yue, terlihat pedang itu yang begitu pas dan serasi di tangan An Yue, pedang merah
itu tak besar tapi juga tak kecil membuat terlihat seperti sengaja di ciptakan untuk An Yue.
tanpa semua orang tahu sebenarnya pedang itu bisa menyesuaikan menjadi seperti apa yang di inginkan oleh pemiliknya.
" Inilah Yang Di Sebut Dengan Pedang Spiritual Yang Sesungguhnya, Nona." kata An
Yue dengan suara tegasnya.
suara An Yue memang pelan namun karena keadaan yang sunyi membuat suaranya
terdengar ke seluruh ruangan yang membuat semua orang tertegun.
" Jadi Mari Kita Lihat Siapa Sang Pengecut Yang Sebenarnya!" seru An Yue yang
langsung melompat menyerang He Anchi dengan pedangnya.
Wuuushhhh.. .
Trangggg...
He Anchi yang masih belum siap langsung membulatkan matanya saat melihat An Yue yang sudah mengayunkan pedangnya padanya.
mau tak mau akhirnya He Anchi akhirnya langsung saja menahan pedang dari An Yue dengan pedangnya.
pertarungan tak bisa di elakan lagi karena saat ini pertarungan sengit terjadi dengan keras hingga membuat pergerakan An Yue dan He Anchi di lihat sangat cepat oleh
semua orang.
akan tetapi ketika di mata Kaisar Zhu, Putra
Mahkota, lalu Pangeran Kedua jelas mereka melihat jika gerakan An Yue lebih kuat dan
akurat di bandingkan dengan He Anchi begitu juga dengan Tang San yang hanya duduk diam karena dia tahu jika sang Nona akan menang.
Trang
Bughhhh..
Uhukkkk... Uhukkkk...
He Anchi mundur beberapa langkah setelah menerima serangan An Yue yang berupa
sebuah tendangan yang menghantam ulu hatinya yang membuat He Anchi sesak dada
karenanya.
"Kau..."
" Ini Arena Pertarungan Bukan Arena Bermain Jika Tidak Ingin Terluka Maka Akui Kekalahan," kata An Yue dengan gaya arogan.
He Anchi yang mendengar hal itu langsung
membulatkan matanya dengan besar hingga hampir keluar dari tempatnya.
" Kau..Jangan Harap Sialan!" teriak He Anchi yang langsung berlari menyerang ke arah An Yue dengan membabi buta.
He Anchi tidak sadar jika diam-diam An Yue tersenyum miring melihat lawannya masuk
dalam perangkap, yah An Yue sengaja memancing amarah dari He Anchi dan cara
itu berhasil.
He Anchi seperti orang yang kesurupan yang
menyerang An Yue dengan membabi buta dan juga tak beraturan serta menghabiskan
banyak energi saja.
Trang
Brakkkk...
Bughhhh..
An Yue tanpa ampun menghajar He Anchi dengan menendang, memukul dan membanting tubuh besar He Anchi dengan menggunakan teknik memutar tubuh dengan
menyenggol kaki kanannya yang ternyata tidak kuat dalam mengambil tumpuan alhasil
hanya sekali gerakan He Anchi langsung terbanting menghantam panggung itu.
Arrrrgghhhh..
wanita itu langsung meringis sakit saat dirinya terbanting dan merasakan punggungnya yang sepertinya sedikit nyeri.
" SIALAN, BERANI SEKALI KAU MELUKAIKU HAAA?" bentak He Anchi yang membuat
An Yue mengernyitkan dahinya dengan dalam.
" Nona, Apa Anda Sedang Bercanda? Ini Adalah Arena Pertandingan Bukan Arena
Bermain, Tentu Saja Satu Sama Lain Harus Saling Menyerang, Menurut Anda Apa Saya Harus Diam Saja Tanpa Membalas Anda? Sepertinya Kepala Anda Tidak Ada Isinya Ya?" sinis An Yue dengan memberikan senyum
penuh ejekan pada He Anchi.
" GADIS RENDAHAN, BERANI KAMU
MENGHINAKU!" teriak He Anchi murka yang berdiri akan menyerang An Yue kembali
tapi An Yue menghentikan gerakannya.
" Tunggu!" seru An Yue yang membuat He Anchi menghentikan gerakannya.
" Yang Mulia, Bagaimana Jika Pertarungan Ini Dijadikan Pertarungan Antara Hidup Dan Mati? Aku Rasa Itu Lebih Menantang," ucap An Yue dengan lantang.
" A-Apa?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...