Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.
Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.
Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.
Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.
Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 33 — Formasi Sihir
Shan Lao sedang memeriksa jasad-jasad raja siluman yang sebelumnya dibunuh Zhi Tian saat tiba-tiba ia melihat pilar cahaya menembak ke atas langit dari kejauhan.
Shan Lao terkejut, ia juga baru pertama kali melihat pilar cahaya seperti ini didalam hidupnya. Shan Lao mematung sejenak, baru ketika pilar cahaya tersebut menghilang ia langsung bergerak ke arah sana.
Firasat Shan Lao mengatakan bahwa pilar cahaya itu memiliki hubungan dengan Zhi Tian.
Shan Lao terus bergerak, ketika jaraknya dengan lokasi pilar cahaya itu sudah dekat tiba-tiba dirinya melihat sebuah mahluk terbang di langit.
Jantung Shan Lao berdetak cepat saat menyadari mahluk tersebut adalah dua ekor burung yang terselimuti api membara. Shan Lao memang pertama kali melihatnya namun dari ciri-cirinya, Shan Lao langsung mengetahui jenis burung tersebut dengan akurat.
"Tidak mungkin-! Burung feniks?!"
Shan Lao berkeringat dingin, yang ia ketahui tentang burung tersebut hanyalah sebuah legenda.
Shan Lao semakin khawatir dengan keselamatan Zhi Tian sehingga mempercepat langkahnya, beberapa detik kemudian dirinya mendapati remaja tersebut berada di lokasi burung feniks tadi muncul.
Shan Lao langsung menghentikan langkahnya ketika menyaksikan dua burung feniks yang masih terbang di udara tiba-tiba berubah haluan lalu bergerak ke arah Zhi Tian.
Dua burung api itu menabrak tubuh Zhi Tian sebelumnya akhirnya menghilang di sana.
Sambil menjerit tertahan, Shan Lao buru-buru menghampiri remaja tersebut untuk mengetahui kondisinya.
"Paman?!"
"Tian'er, apa kau baik-baik saja?"
Shan Lao melirik ke arah perut Zhi Tian yang kini jubahnya sudah berlubang, selain menampilkan badan yang berotot, Zhi Tian tidak mengalami luka sedikitpun.
"Tian'er, kemana burung feniks itu pergi?" Shan Lao melihat sekitarnya.
"Ah mereka..." Zhi Tian menceritakan semua yang terjadi padanya dan burung feniks tersebut. Ekspresi Shan Lao berubah-ubah, wajahnya pucat serta nafasnya tertahan dari waktu kewaktu.
Shan Lao mungkin akan menganggap perkataan Zhi Tian bualan jika saja ia tidak mengetahui karakter remaja itu yang selalu berkata jujur padanya.
"Apa Paman tidak mempercayaiku?" Zhi Tian menatap Shan Lao dengan khawatir setelah melihat reaksi pemuda itu mendengar ceritanya.
"Aku ingin berkata demikian Tian'er tetapi kenyataannya kau memang tidak berbohong..." Shan Lao menghela nafas panjang sebelum tersenyum tipis, ia kemudian menatap ke arah langit. "Sulit dipercaya mahluk yang dikatakan legenda sungguh benar-benar ada."
"Paman mengetahui Ras Feniks?" Tanya Zhi Tian ragu.
"Ya, tapi tidak banyak. Yang kutahu ras tersebut merupakan binatang roh yang berasal dari bangsa primordial."
Shan Lao sedikit menceritakan bangsa primordial yang dirinya maksud, secara lebih ringkasnya, mereka adalah binatang roh kuno yang memiliki kekuatan luar biasa.
"Aku mendengar informasi ini dari Petapa Agung sehingga informasinya bisa dikatakan akurat, Ras Feniks memiliki kekuatan yang disejajarkan dengan Ras Pegasus dan Ras Cimera yang termasuk binatang roh kuno juga."
Shan Lao sebenarnya tidak menyangka akan ada binatang roh bangsa primordial di pulau terpencil seperti ini. Andai para kultivator di Benua Daratan Feniks mengetahuinya, maka mereka akan menyerbu pulau ini.
"Ternyata binatang roh mempunyai banyak jenis ya Paman?" Zhi Tian mengelus dagunya.
"Sangat banyak, di Benua Daratan Feniks kau bahkan bisa menemukannya disegala tempat."
Shan Lao mempunyai binatang roh berupa seekor elang, ia tidak bisa digunakan untuk menyerang melainkan sebagai pengumpul informasi atau mencari sesuatu.
Shan Lao kemudian menunjukkan binatang rohnya didepan Zhi Tian setelah mengigit jari dan melakukan serangkaian segel tangan.
"Apa elang ini juga bisa menjadi manusia Paman?" Zhi Tian memperhatikan elang yang kini sedang bertengger di pundak Shan Lao.
"Tentu saja tidak, jangan samakan elang ini dengan burung feniksmu." Shan Lao mendengus pelan.
Zhi Tian menggaruk kepalanya. "Bukankah kata Paman dulu mereka mempunyai akar roh, jika demikian ada kemungkinan mereka bisa meningkatkan kekuatannya sampai Kultivator Kelas S."
"Jawabannya ya dan tidak, Tian'er..." Shan Lao menggeleng. "Tergantung jenisnya, setiap binatang roh memiliki batas tingkat kekuatan mereka masing-masing."
Shan Lao tidak menyangkal perkataan Zhi Tian karena memang ada binatang roh yang dapat mencapai kekuatan Kultivator Kelas S.
Hanya saja tidak semua binatang roh bisa meningkatkan kekuatannya sampai setinggi itu, ada binatang roh yang hanya bisa mencapai kekuatan sampai Kelas A saja, ada yang bisa sampai Kelas D, dan begitu seterusnya, tergantung jenis apa binatang roh tersebut.
Misalnya elang yang dipelihara Shan Lao merupakan binatang roh jenis biasa yang bahkan umum ditemui di dunia kultivator, paling tinggi kekuatannya hanya bisa setara Kultivator Kelas E.
"Sama seperti siluman, semakin lama usia binatang roh maka mereka akan semakin kuat. Binatang roh yang sudah berumur seribu tahun misalnya, ia bisa dikatakan menyamai kultivator ditingkatan Kelas S."
"Apa mereka tidak menjadi ancaman Paman?"
"Tentu tidak, itu karena para kultivator biasanya memelihara binatang roh saat mereka masih didalam telur."
Zhi Tian memangut-mangutkan kepalanya, mulai sedikit mengerti.
Binatang roh secara kasarnya memang merupakan hewan peliharaan bagi para kultivator, mereka bisa digunakan untuk menyerang, pelindung, atau bahkan sebagai kendaraan.
Shan Lao kemudian menatap kuil tempat burung feniks sebelumnya muncul, ia cukup terkejut ada bangunan seperti itu di hutan larangan ini.
"Dilihat dari tuanya bangunan ini, mungkin ia sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu." Shan Lao mengetuk-ngetuk dinding kuil itu, mencoba memeriksanya.
Setelah mempertimbangkan beberapa hal, Shan Lao kemudian memasuki pintu kuil itu. Zhi Tian ikut mengekor dibelakangnya karena merasa penasaran.
Bangunan kuil itu sebenarnya tidaklah besar, di dalam hanya ada satu ruangan yang berukuran 4 kali 5 meter persegi.
"Ini formasi sihir..."
Ketika didalam, Shan Lao dan Zhi Tian menemukan lantai ruangan kuil itu dipenuhi oleh simbol dan huruf-huruf yang aneh.
"Paman mengenalnya?" Zhi Tian mengerutkan dahi.
"Aku meragukannya Tian'er, tapi jika tebakanku benar maka formasi sihir ini digunakan seseorang untuk berpindah tempat."
Shan Lao bercerita bahwa gurunya, Raja Tabib, memiliki ukiran formasi sihir serupa dengan yang di kuil ini, perbedaannya terletak pada ukuran dan tempatnya.
"Di rumah guruku, formasi sihir ini ditulis di sebuah kertas kecil yang ditempelkan pada cermin. Dengan cara berteleportasi lewat cermin itu lah dia bisa berpindah tempat dari satu rumah ke rumah lainnya dalam waktu yang singkat."
Raja Tabib memiliki lima rumah yang terletak di berbagai penjuru Benua Daratan Feniks. Satu rumah mungkin bisa berjarak puluhan ribu kilometer dengan rumah lainnya.
Shan Lao menambahkan bahwa formasi sihir jenis teleportasi seperti ini sangat langka di dunia kultivator bahkan nyaris dikatakan tidak ada, bahkan Raja Tabib sendiri mempunyai formasi sihir berpindah tempat karena diberikan oleh seseorang.
"Siapapun yang membuat formasi sihir ini pastinya dia bukan berasal dari dunia ini..." Shan Lao menarik nafas dingin, ia terlambat menyadari pulau yang selama ini ia tinggali mengandung rahasia besar dibaliknya.