Tidak ada satupun yang mau hidup dalam kegelapan termasuk Kiyara. Seorang wanita yang hidup sebatang kara. Tuhan merampas seluruh kebahagiannya namun sekarang Tuhan menggantinya dengan hadirnya sosok baru dikehidupannya, yaitu Adrian. Sosok laki laki yang berjanji kepada dirinya sendiri untuk membahagiakan jiwa rapuh Kiyara.
Mampukah Andrian menjaga janjinya dan menyembuhkan jiwa Kiyara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip yang Merusak Hubungan
Ujian mata kuliah Bu Yulia pun berakhir. Bu Yulia pun meninggalkan kelas dan menyuruh Rina untuk membawa lembar kerja seluruh mahasiswa yang ada di kelas itu.
Namun sebelum itu, tiba tiba terdengar bunyi suara ponsel yang serentak. Seperti suara sebuah pesan singkat. Sontak semua mahasiswa pun fokus dengan ponselnya masing masing terkecuali Adrian, Renald, Renata dan juga Kiyara.
"Ada apa sih Re?" tanya Kiyara yang kebingungan.
"Aku juga tidak tau Ki.." jawab Renata yang juga bingung.
Tanpa disadari, Adrian memberi kode kepada Renald untuk mengetahui apa yang terjadi. Sementara Renata, ia mencoba untuk tanya kepada Rina.
"Rin, ada apa sih?" tanya Renata.
"Ponselku tidak ada apa apa." imbuh Renata.
Renata melihat kearah Adrian dengan perasaan takut. Rina hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya cepat. Dengan wajah yang takut, Rina melangkah cepat membawa beberapa lembar kerja para mahasiswa.
"Rin.. Coba lihat dulu!" ucap Renata dengan sedikit teriak.
Perginya Rina membuat semua mahasiswa keluar dengan wajah yang ketakutan. Mereka takut di introgasi oleh Adrian. Banyak dari mereka yang berjalan dengan berbisik bisik. Mata mereka kebanyakan melihat ke arah Kiyara.
"Ada apa sih ini?"
"Duduklah. Aku sudah tau apa isi pesan itu. Tenanglah Ki.." celetuk Adrian yang membuat Kiyara menurut.
Setelah semua mahasiswa keluar, Adrian memberi kode kepada Renald untuk menjelaskan isi pesan yang di terima semua mahasiswa seluruh universitas Dirgantara.
"Ini semua ulah sahabat kalian. Varrel." ujar Renald.
"APA???!!" teriak Renata dan juga Kiyara yang sangat kaget..
"Kamu yakin nald?" tanya Renata.
"ya, 100%." jawab Renald dengan nada yang penuh keyakinan.
"Lalu apa isi pesan itu?" tanya Kiyara.
"Ya dengan narasi yang sama bahwa kalian telah menjual k3per4wan4n kalian kepada kami berdua." tutur Renald.
"APAA???!!" Teriak Kiyara dan Renata yang berbarengan.
"Dimana dia? Biar aku hajar!" ucap Renata dengan kesal.
"Dia tidak ada disini." jawab Renald.
"Kurang ajar!!" ucap Renata dengan menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya.
"Tidak perlu di fikirkan, berita itu akan hilang dalam 30 detik." celetuk Adrian dengan gaya dinginnya.
"Tapi aku takut mempengaruhi beasiswaku Adrian!" jawab Kiyara.
"Tidak akan! Percayalah padaku, tidak akan berani mereka memutuskan beasiswa kamu Ki," ujar Adrian.
"Lebih baik kamu percaya saja Ki.." bisik Renata.
Dalam hati Kiyara, sebenarnya Ia tidak tenang. Ia hanya tidak ingin terlibat dengan skandal apapun. Otaknya pun tak percaya jika pelakunya adalah Varrel.
"Apa benar itu ulah Varrel?, aku harus bertanya langsung padanya." ucap Kiyara dalam hati.
"Kamu tenang saja, aku tidak akan segan segan memberi pelajaran kepada orang yang telah mengganggumu Ki.." ujar Adrian.
"Tidak, jangan dulu. Jujur aku tidak yakin jika dia pelakunya." dalih Kiyara.
"Tunjukkan buktinya!" seru Adrian ke Reunald.
Reunald pun menunjukkan ponselnya kepada Kiyara dan Renata. Di dalam ponselnya, terlihat sebuah pesan pendek masuk kedalam grup WhatsApp. Dimana nomer itu setelah di telusuri adalah milik Varrel.
"Ini sudah ku cek dan kalian lihat. Di aplikasi ini sudah tertera nama Varrel." tutur Renald dengan menyodorkan ponsel lain.
"Sudah percaya?" tanya Adrian.
Kiyara tampak diam dan mulai berfikir kenapa Varrel berbuat seperti itu pada dirinya dan Renata.
"Apa karena aku tolak cintanya? Tidak mungkin! Jangan terlalu percaya diri Ki.." batin Kiyara.
"Cinta di tolak, kejahatan bertindak! Ciih!!" gerutu Adrian.
"Dari mana kalian tau kalau Kiyara habis nolak Varrel?" Celetuk Renata.
"Apa kamu yang memberitahunya Ki?" imbuh Renata.
"Tidak. aku tidak pernah menceritakannya." jawab Kiyara.
Kedua wanita itupun memicingkan matanya ke arah Adrian dan Renald. "Kalian tau darimana?" tanya Renata.
"Tidak penting sumbernya darimana. Itu sudah menjadi rahasia umum di sini. kalian saja yang tidak pernah mendengarnya." tutur Adrian dengan wajah yang flat.
"Tapi saat kejadian itu, tidak ada orang disana. Hanya Renata dan aku. Ya kan Re?" ujar Kiyara.
"Apa kamu yakin?" tanya Adrian dengan percaya diri.
"Yakin!" Sahut Renata.
"Sudahlah katakan saja yang sebenarnya!" ucap Renata kepada kedua pria itu.
"Katakan sebenarnya gimana? itu sudah yang sebenarnya." ujar Adrian.
"Udah Re, percuma ngomong sama batu." ujar Kiyara yang tiba tiba marah dan menarik tangan Renata. Adrian pun bergegas menyusul Kiyara.
"Ki.. Ki.. kamu tidak percaya aku? Dan kita hanya berantem gara gara ini?"
"Hubungan jika tidak dilandasi dengan kejujuran, itu tidak bagus." ujar Kiyara yang kemudian berusaha melepaskan tangan Adrian.
"Ki.. Aku sudah berkata jujur. Tunggu Ki." ujar Adrian yang tetap berusaha menjelaskan kepada Kiyara. Namun Kiyara malah berlari kencang dengan menarik Renata. Adrian pun berhenti. Ia kembali ke kelas bersama Renald.
"Haaasshh!!! SIAAALLL!!!!" Teriaknya dengan menendang salah satu bangku kuliahnya.
"Tenang tuan muda." ujar Renald yang berusaha membuat Adrian tenang.
Sementara dari kejauhan, ada sepasang mata yang menangkap kejadian yang terjadi antara Adrian dan Kiyara.
"Berantem saja terus! Biar putus sekalian!"