Seorang wanita yang bernama kiyara bernasib malang. ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal. ia harus berjuang hidup sendiri melawan kerasnya dunia.
suatu saat, ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya. kiyara menemui sahabatnya regina untuk membantunya mencari pekerjaan. regina pun membantunya untuk bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan.
kiyara bertemu dengan Adrian seorang akak kelas yang pernah ia sukai saat duduk di bangku SMP. pertemuannya dengan Adrian akan membuat takdir kehidupan kiyara semakin lebih berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan sentuh Wanitaku!
"Maaf ya Rel, aku harus pergi." ucap Kiyara yang merasa sedikit bersalah.
"Pasti dari dia ya?" Tanya Varrel dengan sedikit ketus. Kiyara hanya bisa mengangguk. Namun Ia tetap harus pergi meninggalkan Varrel. "Maafkan aku Rel," ungkap Kiyara yang kemudian bersiap untuk meninggalkan Varrel. Saat akan berdiri, tangan Kiyara ditarik paksa oleh Varrel sehingga dia menjadi jatuh ke dalam pelukan Varrel.
"Izinkan aku memelukmu sebentar Ki.." ucap Varrel dengan memeluk erat Kiyara. "Lepaskan aku, Rel!" Suara Kiyara yang berusaha melepaskan pelukan Varrel. Namun Varrel tetap dengan keinginannya untuk memeluk Kiyara. Renata yang sedari tadi mengintai pergerakan Kiyara dan Varrel pun kaget melihat perilaku Varrel. Ia kemudian bergegas untuk memisahkan Kiyara dari Varrel.
"Varrel! Lepaskan Kiyara!" teriak Renata dengan lantang. Karena merasa kaget, Varrel pun melepaskan pelukannya hingga Kiyara berhasil lolos dan berlari menuju Renata.
"Terima kasih Re!" ucap Kiyara dengan nada yang ketakutan. Renata menganggukkan kepalanya. Ia kemudian melangkah maju dan menunjukkan kemarahannya.
"Dasar Psiko!" Bentak Renata yang kemudian mengajak Kiyara untuk pergi menjauhi Varrel.
"Jika seperti ini, aku akan bilang ke Adrian Kiyara!" ucap Renata dengan tetap berjalan menarik Kiyara. Kiyara pun bingung, ia harus setuju dengan Renata atau tidak. Dia hanya tidak ingin adanya pertengkaran antara Varrel dan Adrian. Namun ia juga merasa bahwa Varrel sudah melebihi batasnya sebagai teman.
"Kamu setuju kan?" tanya Renata yang tiba tiba berhenti untuk memastikan Kiyara menyetujuinya. "Em.. Aku.. Aku.." jawaban Kiyara yang bingung.
"Oke, aku mengerti." ucap Renata yang mengerti kemauan sahabatnya itu.
"Apa yang kalian sembunyikan dari kami?" Suara yang terdengar familiar bagi kedua wanita itu. Mereka berdua pun kaget dengan kedatangan Adrian dan Renald yang secara tiba tiba.
"Bukankah kalian sedang ada acara?" tanya Renata yang berusaha menyembunyikan kepanikannya. "Memangnya kenapa? Aku bisa kabur dari acara yang tidak kubuat." sahut Adrian.
Sebenarnya Kiyara dan Renata merasa kagum dengan dua pria yang ada didepannya. Mereka memakai pakaian seperti ala CEO. Memakai jas hitam dan gaya rambut mereka sangat terlihat maskulin. Apalagi Wangi tubuh mereka masih tercium meskipun sedang berkeringat. Namun semua itu tertutupi dengan kepanikan keduanya.
"Katakan sebenarnya Kiyara. Apakah kamu berselingkuh dariku?" tanya Adrian dengan nada yang cukup santai namun mematikan.
"Dan apakah rencanamu untuk menikah denganku akan dibatalkan, Renata?" tanya Renald dengan terlihat sedikit bergurau namun tegas.
Renata dan Kiyara kompak dengan gelengan kepala mereka. "Kami tidak begitu. Tapi sejak kapan aku bilang bahwa aku akan menikah denganmu. Ya kan Ki?" jawab Renata dengan percaya diri. Mendengar itu, Renald sangat ingin menahan tawanya. "Bahkan dalam mimpimu itu, Sahabatmu saja yang mengantarkanmu untuk menemuiku di pesta pernikahan kita." Tutur Renald yang membuat Renata terdiam seribu bahasa.
"Oke, Sudah sudah. Baik kita memang sembunyikan sesuatu dari kalian. Tapi ini sangatlah tidak penting buat kalian karena ini adalah masalah pribadi kita." Ujar Kiyara.
"Bukankah aku sudah bilang bahwa aku sengaja hadir lagi di hidupmu karena ingin membahagiakanmu?" balas Adrian dengan berjalan mendekat ke arah Kiyara. Kiyara hanya menundukkan kepalanya dan meremas baju yang ia pakai.
"Lari Ki.." Teriak Renata yang tiba tiba menarik tangan Kiyara dan mengajaknya untuk kabur dari dua pria tampan itu. Namun bukannya mengejar, dua pria itu malah tertawa melihat perilaku dua wanita yang menggemaskan.
Setelah puas tertawa, Adrian kembali merubah wajahnya menjadi dingin. "Beri dia pelajaran yang cukup berharga." Ucapnya dengan nada yang tegas. "Baik tuan muda." balas Renald yang kemudian menelfon beberapa orang untuk memberi pelajaran kepada Varrel.
Jangan tanya kenapa bisa Adrian dan Renald tau kejadian apa yang dialami oleh Kiyara. Bahkan saat mengirim pesan singkat kepada Kiyara, dirinya sudah berada di jalan. Sebelumnya, Adrian sudah mengaktifkan penyadap suara yang masih terpasang di tas Kiyara. Begitupun Renald, ia juga memasang penyadap suara bahkan GPS di tas Renata dan Kiyara untuk berjaga jaga jika terjadi apa apa dengan dua wanita spesial itu.
"Usut tuntas gosip itu!" perintah Adrian dengan tegas. "Baik tuan muda." jawab Renald.
Renata dan Kiyara kemudian bersembunyi di taman kampus sambil menunggu jam mata kuliah selanjutnya mulai.
"Sepertinya mereka tidak mengejar kita." ucap Kiyara dengan nafas yang terengah - engah.
"Iya Ki.. kayaknya enggak. Tapi itu aneh nggak sih?" tanya Renata yang juga terengah-engah.
"Iya juga sih.. Apa iya mereka tau?" ungkap Kiyara yang menerka.
"Nggak mungkin sih. Soalnya mereka nggak ada disini kan." Tutur Renata.
Mereka berdua hanya belum tau bahwa di tas yang mereka bawa sudah dipasang penyadap suara dan GPS oleh Renald.
$$$$
"Iiih.. Dimana sih anak itu? Kenapa di acara penting seperti ini malah melarikan diri?" Ucap Mama Aira yang khawatir. "Gimana ma? sudah ketemu dia?" tanya Papa Adrian, Tuan Dirgantara.
"Belum mas, para pengawal sudah berusaha mencarinya namun tidak ketemu. Mobilnya masih berada di tempat parkir. Apa jangan jangan diculik mas?" ucap mama Aira yang sangat panik.
"Tidak mungkin. Disini penjagaannya sangat ketat sekali. Aku tidak akan membiarkan seseorang pun menyentuh tubuh Adrian sayang. Tenanglah dulu." Tutur tuan Dirgantara.
"Tuan, Tuan muda sudah berada di sekitar panggung." ucap salah satu pengawal.
Nafas lega menyelimuti mama Aira. Bagaimana tidak? Beberapa menit kemudian Adrian diangkat menjadi CEO muda dari perusahaan suaminya, Tuan Dirgantara. Dengan berjalan tertatih tatih, mama Aira berjalan hingga Adrian melihatnya. Senyum bangga dirinya mampu meneteskan air matanya. Beberapa kali juga Adrian menyebut namanya untuk ucapan terima kasih. Menurut mama Aira, ada kebanggan tersendiri baginya.
"Mas, anak kita yaa mas.." ucap Mama Aira kepada tuan Dirgantara dengan bangga. Acara peresmian Adrian sebagai CEO muda telah disaksikan oleh banyak orang. Banyak Media lokal bahkan lnternasional yang meliput seluruh kejadian yang terjadi.
Hampir semua mahasiswa Universitas Dirgantara melihat siaran langsung di ponsel mereka. Tak terkecuali Kiyara dan juga Renata.