NovelToon NovelToon
YOTH: The Mystery Laboratory

YOTH: The Mystery Laboratory

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Konflik etika / Perperangan / Robot AI
Popularitas:423
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang remaja laki-laki yang berumur 15 tahun bernama Zamir pergi ke pulau kecil bersama keluarganya dan tinggal dengan kakeknya karena ayahnya dialih kerjakan ke pulau itu.

kakek Zamir bernama kakek Bahram. Kakek Bahram adalah oramg yang suka dengan petualangan, dan punya berbagai pengalaman semasa hidupnya.

Saat kakeknya sedang membereskan beberapa catatan lama. Ada selembar catatan yang menuliskan tempat yang belum kakek Bahram ketahui tentang pulau ini. jadi kakek Bahram mengajak cucunya Zamir untuk ikut menyelidiknya.

Akankah mereka menemukan tempat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lokasi Apartemen Guikos Ditemukan

Saat sudah tengah hari, kami melanjutkan perjalanan. Kami akan pergi menuju bengkel kakek Welkie lagi.

Kami keluar dari museum lewat pintu lain yang sudah disediakan. Memakai helm dan naik ke motor masing-masing.

Tidak lama setelah itu roda motor kami sudah berputar menuju jalanan. Kakek memanduku lagi karena ada jalan cepat menuju bengkel Welkie.

Aku memimpin arah di depan lagi. Motor-motor kami membentuk baris lurus menuju bengkel Welkie.

Suara kendaraan lain berlalu lalang juga terdengar, walau tidak seramai saat siang hari tadi.

Beberapa saat kemudian, kami sudah melihat bengkel Welkie dari kejauhan. Bengkel dengan warna dinding oranye yang sedikit kotor di dalamnya karena sisa-sisa perbaikan seperti debu.

Kami memarkirkan motor kami di depannya. Membuka helm lalu menuju ke dalam bengkelnya.

Traktor dan bus yang tadi diperbaiki masih ada. Dengan beberapa bagian kendaraan itu terbuka memperlihatkan mesinnya yang sedang dalam perbaikan.

Kakek Welkie terlihat sedang duduk istirahat di kursi panjang pada dekat dinding. Kami menyapanya lalu dia mempersilahkan kami untuk duduk.

Lalu setelah kami duduk, kakek Welkie berkata.

"jadi, apa yang mau kelian bicarakan?"

"begini, kami sedang mencari tempat misterius yang belum pernah aku kunjungi-"

"kamu ketemu tempat yang belum pernah kamu kunjungi Bahram? Sepertinya menarik, bukannya sudah banyak tempat misterius yang kamu kunjungi saat muda?" Welkie memotong perkataan kakek Bahram.

"iya, itu adalah sebuah laboratorium. Mulanya aku hanya punya selembar kertas petunjuk laboratorium itu. Katanya petunjuk lokasinya ada di empat tempat, dan salah satunya ada di apartemen Guikos, apa kamu masih ingat tempatnya Welkie? Kita pernah kesana bersama Gled dulunya." kakek Bahram menjelaskan.

"ya, aku ingat posisi apartemen itu di antara beberapa gedung lain yang terbengkalai. Tapi kalau daerahnya aku lupa ..." jawab kakek Welkie.

"apakah itu daerah Guinimort?" Bhanu berkata, membuat kakek Welkie langsung menatapnya.

"tepat sekali. Aku baru mengingatnya, bagaimana kalian bisa tau?" kakek Welkie tertarik, bertanya.

"kami sebelumnya ke rumah Gled juga untuk mencari informasinya." ucap kakek Bahram.

"ah... Gled, sudah lama juga aku tidak mendengar kabarnya. Jadi bagaimana kabarnya?" tanya kakek Welkie.

Dan dari situlah mulai percakapan yang cukup panjang lagi seperti dengan kakek Gled. Mereka membahas kabar masing-masing, serta beberapa cerita petualang bersama dulunya.

Tubuh kakek Welkie yang sebenarnya tadi terlihat lelah karena bekerja kembali bersemangat. Dengan pakaian bengkel yang berdebu penuh dengan kenangan kerjanya di bengkel ini.

Saat istirahat kakek Welkie sudah hampir habis. Kakek Bahram memberinya selembar kertas dan pensil untuk menggambar posisi gedungnya.

Petanya sederhana, jalanan digambarkan dengan garis, gedung terbengkalai dengan lambang kotak. Bangunan biasa dengan gambar segitiga, dan bagian apartemen Guikos tanda kotaknya diarsir. Peta sederhana tetapi mudah di mengerti.

Kami berpamitan ke kakek Welkie. Lalu saat kami sudah di parkiran, kakek Welkie kembali ke pekerjaannya bersama teman kerjanya yang lain.

"kita mau langsung ke gedung itu atau ke tempat yang kakek rencanakan tadi?" tanyaku.

"kita ke tempat yang kakek rencanakan saja dulu. Restoran, lagipula ini masih tengah hari. Tapi sebelum itu, Zamir, Naurah, kita perlu sholat dzuhur dulu di mesjid. Jadi Elysia, Eron, dan Bhanu, apa kalian mau menunggunya nanti?" kakek Bahram bertanya.

Bhanu, Elysia, dan Eron mengangguk.

"kami akan tunggu di parkiran mesjidnya nanti." Eron berkata. Kakek Bahram mengangguk.

Tidak lama kemudian motor kami kembali meluncur ke jalanan. Pemberhentiannya ke mesjid dulu.

Seperti yang direncanakan, Eron, Elysia, dan Bhanu menunggu di parkiran mesjid. Setelah, aku, kakek, dan Naurah sholat, baru kami ke pemberhentian selanjutnya, restoran.

Tidak buruh waktu lama, lima motor kami sudah terparkir di sebuah restoran. Kami masuk ke dalamnya, pintunya pintu kaca.

Di dalamnya, dinding-dinding dihiasi oleh kayu-kayu, meja dan kursinya juga dari kayu yang belum terau banyak di olah, jadi teksturnya masih ada.

Sepertinya restoran ini punya tema alami, di dindingnya juga ada berbagai hiasan seperti daun yang disusun membentuk suatu pola.

Kami duduk di salah satu meja. Seorang pelayan datang mengenakan setelan berwarna coklat senada. Ia memberikan kertas menunya kepada kami dengan senyum dia berkata.

"silahkan tulis pesanan kalian."

Lalu kami menulis pesanan masing-masing. Aku memesan satu nasi goreng dan satu es teh.

Setelah semua pesanan di tulis, pelayan itu mengambil kembali menunya. Membawanya ke kasir.

Di restoran ini juga ada altar tempat musisi. Ada yang memainkan gitar, biola, dan piano. Mereka membawakan lagu yang menenangkan.

"restoran ini keren juga ya. Aku juga baru pernah sekali dulunya kerestoran ini, dulunya saja sudah bagus, apalagi sekarang dengan peningkatan." Bhanu berkata.

Aku dan teman-temanku yang lain mengangguk. Restoran ini memang seru untuk dikunjungi, banyak tanaman hias juga yang asli, bukan plastik.

Sembari menunggu, kami sibuk dengan kegiatan masing-masing di kursi. Kakek masih memperhatikan restoran ini, sepertinya juga takjub dengan desainnya.

Naurah memakai headset oranye agar suara di ponselnya tidak mengganggu orang lain.

Restoran ini cukup ramai walau masih siang hari. Jelas saja krena keunikan restoran ini, dari luar bangunan saja tadi restoran ini sudah memukau dengan desainnya.

Kaca-kacanya disini berwarna oranye di bagian pinggir-pinggirnya. Tidak lama kemudian pesanan kami sampai.

Kami menghabiskan menu masing-masing. Diselingi beberapa obrolan, tentang sekolah olehku dan teman-temanku. Juga tentang petualangan yang diceritakan kakek.

Setelah selesai, kami semua menunggu beberapa saat. Perut kami masih kenyang, rasanya puas sekali.

"kakek saja baru tau tentang restoran ini lewat koran harian. Karena biasanya koran menyampaikan berita yang ada di dalam daerah." ucap kakek. Kami semua mengangguk.

Tidak salah restoran ini sampai masuk berita. Saat siang saja sudah cukup ramai, apalagi saat malam tiba.

Dikotaku dulu juga jarang ada restoran dengan modelan alam. Mereka punya keunikan masing-masing yang khas, tapi tentunya bagiku restoran yang memadukan alam ini sangat bagus.

Setelah beberapa saat menunggu perasaan kenyang diperut memudar. Kami pergi ke kasir, mengumpulkan uang sesuai bayaran menu masing-masing lalu membayarnya.

Selanjutnya kami keluar dari restoran. Aroma makanan lezatnya masih terasa, selain desainnya yang unik, restoran ini juga makanannya cukup baik.

Kami memakai helm masing-masing. Menaiki motor masing-masing, dan seperti sebelumnya, kakek kuboncengi.

Motor-motor kami meluncur mulus ke jalanan aspal. Suasana petualangan kami sudah terasa saat perjalanan ini dimulai. Karena tujuan kami selanjutnya bukan tempat hiburan, maupun tempat mencari petunjuk dari teman-teman kakek. Tapi, ke apartemen Guikos yang sudah kami cari.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!