Gabriella anashtasia
Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.
Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.
Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.
Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???
Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???
Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???
Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.
Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.
salam Sijack🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8: Tugas Pertama
Akin berjalan bersama pete menuju ruang penyimpanan senjata.
"Ternyata tuan Noah lebih menyeramkan dari apa yang kupikirkan." Jera mengingat kejadian tadi.
Pete terkekeh mendengar perkataan Akin.
"Kuberi tahu kau sesuatu!!" Bisiknya pelan
Akin mendekatkan telinganya kearah pete.
"Aku pernah dengar,bahwa dulu tuan Noah pernah diculik sampai membuat dia trauma,makanya dia seperti itu sekarang,agak sedikit kurang." bisik pete pelan.
"Itu bukan sedikit,tapi lebih dari itu" kesal Akin.
"Tapi memang bisa seperti itu???" Ucapnya heran mendengar alasan tuan Noah menjadi bersikap seperti itu.
"Sebenarnya agak aneh,tapi bukan hanya tuan Noah yang aneh tapi seluruh penghuni rumah utama."
Bisiknya pelan .
"Mereka semua juga sama anehnya."
Lanjutnya cekikikan pelan.
Akin bertanya lagi.
"Kenapa kau harus berbicara sangat pelan???" Herannya.
Pete berbisik lagi.
"Kau harus tau,semua ucapan dirumah ini akan sangat cepat menyebarnya,bahaya kalau sampai ketahuan kalau kita mengatai keluarga rumah utama." Ucap pete memberi tahu sekaligus memberi peringatan agar Akin berhati hati dalam bicara.
Akin dan pete sampai didepan sebuah meja resepsionis penyimpanan senjata.
Meja itu dijaga oleh seorang wanita berumur 30 tahun.
"Apa yang kalian butuhkan???" Ucap bibi itu melihat ke Akin dan pete.
"Kami membutuhkan pistol,bibi" ucap Akin sopan.
"Kalian bisa memilihnya sendiri!!!" Menunjuk kesebuah monitor yang muncul secara hologram didepan Akin.
Akin berseru takjub.
"Wahhhhh....." dia menggeser satu persatu kebawah. Terdapat banyak pilihan senjata disana.
Akin menghentikan jarinya di gambar sebuah pistol besar.
"Aku mau yang ini!!!" Pilihnya asal.
Pete yang disampingnya langsung menggeser keatas monitor itu.
"Pistol itu belum pantas untukmu,kau masih pemula,kau cukup pakai yang ini saja" jarinya berhenti di gambar sebuah pistol kecil.
"Kami pilih yang ini,bi" ucap Pete mewakili Akin.
"Baiklah,silahkan masuk!!" Pintu yang ada dibelakang bibi terbuka.
"Terimakasih,bi" ucap mereka berbarengan.
Akin dan Pete masuk kedalam tempat penyimpanan
Senjata yang ada dirumah itu.
Akin menganga melihat banyaknya senjata yang ada didalam ruangan itu.
"Wawwww....ini hebat sekali!!!" Melihat kedalam tempat senjata.
"Kau akan mendapatkannya setelah kau telah mahir nanti" ucap seseorang yang baru datang.
Akin menengok kearah pria tersebut, Ken ,dia adalah salah satu pengawal yang bertugas untuk mengambilkan senjata untuk seseorang yang akan bertugas.
"Aku akan memberimu sebuah pistol dan earbuds"
Ucapnya. Memegang kedua benda tersebut.
Akin mengernyitkan dahinya.
"Apa itu earbuds???"
Ken terkekeh mendengar pertanyaan Akin.
"Earbuds sejenis earphone yang digunakan para mafia kelas tinggi untuk berkomunikasi." Jelas ken.
"Aku akan menjelaskan padamu cara penggunaannya."
"Kau perlu menekan sekali untuk berkomunikasi secara umum kepada sesama pengawal."
"Kemudian tekan dua kali untuk mematikan mode pendengaran dan siap untuk mengirim sinyal audio."
"Dan terakhir terdapat tombol lain yang berfungsi sebagai mode darurat,jika kau menekannya maka dia akan mengirimkan sinyal ke terminal utama"
Jelas Ken panjang kali lebar.
"Apa kau paham???" Menatap Akin yang lagi mencerna semuanya.
Akin mengangguk tanda paham.
Diluar ruangan Gabriella datang menyapa bibi.
"Halo bi,apakah Akin ada didalam??" Tanyanya.
Bibi menunduk sopan.
"Selamat datang Nona, maaf nona,Akin siapa yah???" Tanya bibi tidak tau.
Gabriella tersenyum paham.
"Maaf bi, maksudku pengawal baru itu,apa dia didalam???" Tanyanya lagi.
Bibi itu mulai mengingatnya.
"Owhh... pengawal yang bersama pete tadi" ucapnya setelah mengingatnya.
"Benar nona,dia ada didalam bersama Pete dan Ken."
Gabriella men scan wajahnya didepan sebuah monitor hologram dan pintu terbuka.
"Kalau begitu,aku masuk dulu,bi" Gabriella melangkah masuk kedalam ruangan itu.
"Silahkan,nona!!" Ucap bibi mempersilahkan.
Gabriella masuk dan mendapati 3 orang pria sedang berbicara.
"Apa kau sudah siap Akin???" Ucapnya yang tiba tiba datang membuat ke 3 pria itu terkejut.
Mereka semua langsung memandang Gabriella yang baru datang dan menundukkan kepalanya kecuali Akin.
"Aku sudah siap,nona" menunjukkan pistol dan earbuds yang ada ditangannya.
"Ayo kita pergi" ajak Akin berjalan duluan.
"Berhenti!!" Gabriella menahan tangan Akin yag sedang lalu disebelahnya dan menarik Akin kehadapannya.
Gabriella memperhatikan penampilan Akin dari atas sampai bawah. Akin sedang memakai pakaian yang dia kenakan seperti saat latihan.
Gabriella menggelengkan kepalanya melihat penampilan Akin.
"Kau harus berganti pakaian dulu sebelum pergi"
"Ayo ikut aku!!!" Ajaknya berjalan duluan keluar ruangan itu. Akin hanya mengikuti dari belakang.
Gabriella membawa Akin ketempat Jahit pakaian para pengawal,dia meminta desainer disana memberikan pakaian yang bagus untuk Akin.
Akin mengganti pakaiannya kedalam ruang ganti,sedangkan Gabriella menunggu Akin diluar.
Akin keluar dari ruang ganti menggunakan celana hitam atasan putih dan rompi hitam.
Gabriella menyunggingkan senyumya.
"Pilihan yang bagus" memuji penampilan Akin.
Akin diam mengikuti semua kemauan Gabriella.
"Ohh...satu lagi yang kurang" ucap Gabriella setelah memperhatikan penampilan Akin.
Gabriella mengambil sebuah dasi.
"Nah,kau harus menggunakan ini!!" Gabriella mengajak Akin kedepan sebuah cermin.
Akin hanya diam mengikuti.
"Bagaimana,cocok tidak??? " ucapnya meletakkan tangannya yang memegang dasi didepan dada Akin.
Mereka berdua terdiam saling menatap lewat pantulan cermin.
Gabriella segera tersadar.
"Ekhemm....ini kau pakai sendiri!!! Aku akan menunggumu diluar" Gabriella menyerahkan dasi itu kepada Akin dan meninggalkannya pergi.
Akin terdiam menatap kepergian Gabriella.
**********
Akin keluar menuju pintu utama dengan gaya sok kerennya. Terlihat Gabriella sedang menunggu Akin disamping mobilnya.
Saat hampir sampai pintu utama Akin malah terjatuh didepan Gabriella dan semua para pengawal yang ada disana.
Hilang sudah image sok kerennya Akin.
Semua orang menahan tawa melihat Akin yang terjatuh.
Akin berdiri dan langsung berjalan kearah Gabriella.
"Cepatlah masuk mobil,kita akan berangkat!!"
Nichole membukakan pintu untuk Gabriella dan menutupnya kemudian dia masuk ke pintu bagian supir.
Akin sendiri duduk dikursi sebelah supir.
Mobil melaju meninggalkan rumah utama.
**********
Diamond Hotel
Tempat yang dihadiri Gabriella saat ini.
Banyak orang dari kalangan atas menikmati hidangan yang tersedia.
"Kalian pergilah!!!" Ucap Gabriella menyuruh para pengawalnya.
"Aku bisa sendiri."
Para pengawal berpencar ditempat yang sekiranya masih dapat melihat Gabriella.
Gabriella didatangi oleh seorang pelayan membawakan sebuah dessert.
"Terimakasih" ucapnya sambil mengambil dessert dari nampan.
Pelayan itu pergi meninggalkan Gabriella.
Gabriella memakan dessert itu. Kemudian datang seorang wanita pembawa acara mengajak nya keatas podium kecil.
"Halo nona Gabriella" sapa pembawa acara itu.
"Apakah anda bisa ikut kami naik keatas podium untuk menilai makanan ini"
Gabriella tersenyum sopan.
"Ooh....tentu saja bisa" ucapnya sambil mengikuti pembawa acara tersebut.
Gabriella naik keatas podium bersama sang pembawa acara.
"Selamat malam semua,sekarang kita akan mendengar penilaian dari nona Gabriella tentang dessert ditoko ini." Ucap sang pembawa acara.
Gabriella memandang semua orang yang ada didepannya.
"Menurut saya dessert ditoko ini sangat enak,sebuah brownies yang kering diluar tapi lumer didalam" nilai Gabriella.
Dari jauh Akin memperhatikan Gabriella diam diam.
Dia merasakan tenggorokannya yang haus dan akhirnya mengambil asal salah satu gelas yang ada disebuah nampan.
Kemudian Akin langsung meneguknya sekaligus.
Dia merasakan tenggorokannya pahit.
"Sial..ini sebuah vodka."
Kadar ketahanan alkohol ditubuh Akin sangat lemah.
Jika dia minum segelas saja dapat membuatnya terkena mabuk.
Setelah turun dari podium,Gabriella pergi kesebuah balkon yang ada dilantai itu.
Dia menikmati angin malam yang sejuk.
Tiba tiba datang seorang pria membawa segelas minuman.
"Halo nona cantik,selamat malam" sapa pria asing itu.
Gabriella hanya memandangnya sekilas dan kembali melihat pemandangan yang ada didepannya.
Pria itu terkekeh.
"Wah...nona,ada cuek sekali "
"Aku sedih mendapat perlakuan seperti itu."
Gabriella mendengus kesal.
"Maaf tuan,jika anda tidak ada urusan,tolong pergilah!!" Gabriella merasa risih dengan kedatangan pria itu.
Pria itu memasang muka menggoda.
"Ayolah nona, apa anda tidak ingin menghabiskan malam bersamaku??? " tangan pria itu ingin menyentuh lengan Gabriella.
Gabriella yang merasakan pergerakan disebelahnya langsung memelintir tangan pria tersebut.
"Maaf tuan,anda jangan main main denganku,aku bisa bertindak lebih dari ini." Ancamnya semakin memelintir tangan pria itu.
Pria itu semakin mengaduh kesakitan.
"Aww...awww...nona,tolong lepaskan saya,saya tidak akan meganggu anda lagi." Ucapnya memohon.
"Tolong nona,lepaskan" ucapnya meringis kesakitan.
Gabriella mendorong pria tersebut kedinding dan melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Huhhh, anda mengganggu ketenanganku saja"
""Kuperingatkan sekali lagi jangan mengganggu wanita manapun setelah ini,kalau tidakk...." ancam Gabriella.
Pria itu memasang wajah ketakutan.
"Ba...baik nona,saya tidak akan mengganggu wanita lagi" pria itu langsung lari terbirit terbirit menjauhi Gabriella.
"Huhh... dasar pria lemah"
Gabriella kembali masuk kedalam ruangan dan bertemu dengan Nichole.
"Anda darimana saja,nona???" Tanya nya khawatir.
"Aku hanya mencari udara segar saja diluar" jawabnya.
"Oh ya,dimana Akin???" Tanyanya tak melihat Akin.
Nichole menunduk.
"Maaf nona,sepertinya dia mabuk" ungkapnya.
Gabriella mengerutkan keningnya.
"Mabuk??? Bagaimana bisa???" Ucapnya heran.
"Saya tidak tau nona,sekarang dia sedang pergi kekamar mandi." Nichole memberi tahu keberadaan Akin.
Gabriella memutar bola matanya kesal.
"Dasar pengawal tidak becus,bisanya merepotkan saja"
Sungutnya kesal.
"Setelah dia selesai,kau bawa pulang dia dan bawa keruanganku,aku akan pulang duluan"
"Baik nona" tunduknya.
Gabriella kembali kerumah utama bersama sopir yang lain dan meninggalkan Nichole dan Akin.
"Sialan...kau Akin!!" Umpatnya kesal setelah kepergian Gabriella.
Nichole berjalan kearah kamar mandi untuk menyusul Akin dan membawanya pulang.
*********
Dirumah utama.
"Hei Akin,bisa bisanya kau mabuk diacara itu" teriak Gabriella marah.
Diruangan itu hanya ada Gabriella yang sedang marah dan Akin yang setengah sadar mendengarkan ucapan Gabriella.
"Kau ini bisanya merepotkan saja" marah lagi.
Akin yang sudah sangat mengantuk akibat efek alkohol itu mulai oleng kedepan....
Bruukkkk....
"Sialllll......" teriak Gabriella.
Akin menjatuhkan dirinya tepat didepan Gabriella sehingga membuat mereka berdua jatuh keatas sofa yang ada diruangan itu. Posisi yang sangat tidak menguntungkan bagi Gabriella,dia harus menopang beratnya tubuh Akin.
"Nona,anda sangat cerewet sekali,aku kan tidak sengaja meminumnya" ucapnya setengah sadar dan akhirnya benar benar ambruk tertidur.
Gabriella hanya dapat memandang kepalanya Akin.
"Sialan kau,Akinnnn..." geramnya pelan.
Gabriella merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat.
Kenapa denganku???
Tok....tokkk..tokkk...
Ketukan pintu membuyarkan pikiran Gabriella.
"Masuk!!!!" Teriaknya meminta orang itu masuk.
Seorang pengawal membuka pintu dan masuk kedalam.
"Permisi nona" ucapnya menundukkan kepala karena kaget melihat posisi Akin dan Nonanya
Gabriella yang sadar dengan posisinya langsung mendorong Akin kelantai dan meminta pengawal membawa Akin pergi.
"Cepat angkat dia dan bawa pergi kekamarnya" Gabriella meninggalkan pengawal itu bersama Akin yang tertidur dilantai.
"Akin...Akinn, kau merepotkan saja" ucap pengawal itu menggeleng gelengkan kepalanya dan berusaha membawa Akin keluar dari ruangan itu.
selamat membaca para readerrrsss🥰🥰