NovelToon NovelToon
Indah Cintanya

Indah Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Anak Kembar / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Cintapertama
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sriii Wulandari

【Cantik×Ketos Dingin+Cinta Pandangan Pertama+Cinta Manis】⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️ Haii..selamat menyelami dunia fiksi, sebagian cerita diambil dari kisah nyata. mohon maaf jika ada kesalahan/kekurangan Dalam cerita ini, karena saya juga manusia biasa. Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini ••••••••• Liliana Marcella Kusuma, Itulah nama yang dulunya disematkan oleh neneknya. entah kenapa sejak dia kecil dia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya, seakan kedua paruh baya itu membentangkan jarak kepada putrinya itu. Namun walaupun begitu, Liliana tetap semangat menjalani harinya karena dia punya pacar yang sangat cinta padanya. Ivander Jovanka Bagaskara, Pria dingin yang tak tersentuh, dan terlahir dari keluarga konglomerat. walaupun punya harta yang melimpah dan keluarga yang lengkap tak membuatnya bahagia. Tapi sejak berjumpa dengan perempuan yang bernama Liliana Marcella Kusuma, membuat dunianya serasa berwarna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sriii Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(33)

Happy reading

Suara monitor di ruang ICU terus berbunyi tak beraturan. Para dokter bekerja tanpa henti, tubuh Vander berkali-kali menerima hentakan listrik dari defibrillator.

“Naikkan tegangan, jangan sampai kehilangan dia!” seru salah satu dokter.

Liliana dari kamar sebelah mencoba bangkit, meski tubuhnya masih lemah. Ia menangis histeris sambil memegangi perutnya yang baru saja dijahit.

“Suamiku! Vander! Jangan tinggalkan aku… jangan tinggalkan anak kita!”

Air mata itu membuat suasana semakin mencekam.

Tiba-tiba, suara mesin monitor yang semula nyaris datar, perlahan kembali menemukan ritmenya.

Beep… beep… beep…

“Alhamdulillah, dia kembali!” ucap salah seorang dokter dengan lega.

Namun meski detaknya stabil, kondisinya masih kritis. Vander seolah mendengar suara tangisan istrinya di dalam kesadarannya.

“Aku harus kembali… aku harus ada untuk Liliana dan anakku.”

 

Sementara itu, di luar rumah sakit, Alex berjalan cepat ke arah mobil hitamnya. Dua anak buah setianya sudah menunggu dengan wajah serius.

“Bos, kami menemukan jejaknya. Sopir truk itu terakhir kali terlihat masuk ke sebuah gudang di pinggiran kota. Setelah itu, dia hilang.”

Alex menyipitkan mata.

“Gudang mana?”

Anak buahnya menyerahkan foto hasil pantauan CCTV.

“Gudang tua milik seorang pengusaha bernama Arman Wijaya. Dia rival lama keluarga besar kita. Sepertinya dia tidak bekerja sendiri, ada investor asing di belakangnya.”

Alex mencengkeram foto itu, matanya membara.

“Arman Wijaya… ternyata kau masih berani melawan keluarga kami.”

Ia masuk ke mobil, pintu tertutup dengan keras.

“Siapkan tim, malam ini kita bergerak. Aku ingin dia menyerahkan semua jawaban langsung dari mulutnya.”

 

Kembali di rumah sakit, Liliana yang masih lemah akhirnya bisa memeluk bayinya yang lahir prematur. Air mata bahagia bercampur dengan rasa takut.

“Sayang… anak kita sudah lahir. Kamu harus kuat, Vander. Demi aku… demi dia.” bisiknya lirih.

Perlahan, tangan Vander yang dipenuhi jarum infus bergerak sedikit, seolah merespon suara istrinya. Liliana terisak lagi, kali ini dengan senyum kecil.

“Ya Allah… terima kasih. Suamiku masih bersamaku.”

 

Di sisi lain, malam mulai larut. Mobil Alex melaju kencang menuju gudang tua yang disebutkan. Dari kejauhan, terlihat beberapa pria bersenjata berjaga.

Alex menyalakan rokok, menghisapnya dalam-dalam, lalu tersenyum tipis penuh ancaman.

“Permainan sudah dimulai. Malam ini, aku akan tunjukkan siapa sebenarnya Alex Pratama.”

*****

Di rumah sakit, udara terasa berat. Mesin-mesin medis masih bekerja keras menopang tubuh Vander. Liliana yang memeluk bayinya terus berdoa, meski tenaganya hampir habis.

Tiba-tiba, jari Vander bergerak lagi. Matanya perlahan terbuka, meski pandangannya kabur. Ia berusaha berbicara, namun hanya suara serak yang keluar.

“Li… lia…”

Liliana langsung menoleh, hatinya hampir meledak oleh haru.

“Masya Allah, Vander! Kamu sadar!” serunya sambil menangis bahagia.

Air mata Liliana jatuh membasahi tangan suaminya. Ia lalu mendekatkan bayi mungil mereka ke sisi ranjang.

“Nih sayang, lihat… ini anak kita. Kamu harus kuat demi dia.”

Vander menatap kabur ke arah bayi itu, lalu tersenyum samar meski tubuhnya masih lemah.

“Cantik sekali… mirip kamu, Li. Aku janji… aku akan tetap di sini, untuk kalian.”

---

Sementara itu, di gudang tua pinggiran kota, malam terasa mencekam. Puluhan anak buah Alex sudah mengepung lokasi. Senjata api terpasang, komunikasi radio menyala.

“Bos, semua sisi sudah terkunci. Tinggal tunggu perintah.” laporan seorang anak buah.

Alex menyalakan headset kecil di telinganya.

“Dengar baik-baik. Malam ini kita tidak hanya mencari jawaban. Kita ambil kepalanya sekaligus. Jangan biarkan ada yang lolos.”

Dengan isyarat tangannya, operasi dimulai. Ledakan kecil dari granat asap memecah keheningan malam. Tembakan pun bersahutan.

Pria-pria bersenjata di gudang terkejut, berlarian, namun Alex bergerak cepat. Dengan pistol di tangannya, ia masuk ke dalam ruangan utama.

Di sana, Arman Wijaya sudah menunggu dengan beberapa bodyguard. Senyum licik terpampang di wajahnya.

“Alex Pratama… akhirnya kau datang juga. Kukira kau hanya bisa bersembunyi di balik nama keluargamu.”

Alex menyeringai tipis, pistolnya terangkat.

“Dan kukira kau cukup pintar untuk tidak menyentuh adikku. Ternyata aku salah besar.”

Suasana menegang, senjata di kedua pihak terarah, tinggal menunggu siapa yang lebih dulu menarik pelatuk.

---

Kembali di rumah sakit, Liliana masih menggenggam tangan suaminya erat-erat. Bayi mereka tertidur lelap di pelukan perawat.

“Mas, jangan pikirkan yang lain dulu. Fokus sembuh. Aku dan anakmu butuh kamu.”

Vander hanya mengangguk pelan, senyumnya penuh rasa syukur.

Namun jauh di dalam hatinya, ia merasa ada badai besar yang belum selesai.

“Siapa pun yang membuatku seperti ini… aku tidak akan diam.”

||||||||||||||||||||•••••••|||||||||||||||||||||||

Jangan vote + komen ya

Agar author semangat ngupdate nya

1
Wulan28
Perbaikan sedikit, Lili mengangguk sembari tersenyum ramah. "Iya tuan, Waalaikumsalam! Dadaaa adiknya kakak." Lili melambaikan tangannya begitu melihat tangan kecil Ali melambai-lambai kearahnya
Wulan28
Perbaikan sedikit, tangannya menelusuri dada bidang suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!