Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencari cincin pernikahan
"aletta..., " panggil sang ibu dari luar yang sudah berkali-kali mengetuk pintu kamarnya.
"iya bu, " sahut aletta dari dalam.
"cepetan bangun. dibawah ada Lucien sudah menunggu kamu."
"baik bu, " letta membuka selimut nya dan berjalan ke kamar mandi. sesekali ia menggerutu kesal karena Lucien pagi-pagi sudah membuat mood nya berantakan.
"mau apa sih dia, pagi-pagi ganggu aja. gak tau apa gue lagi mimpi ngedate sama oppa ke Chun, " aletta tak berhenti mendumel disela mandi paginya.
setelah selesai mandi dan berias. ia pun menapaki anak tangga satu persatu turun ke bawah.
ketika tiba dibawah, pandangan aletta langsung menyorot tajam ke Lucien. seakan-akan bisa menggambarkan kekesalannya.
"mau apa pagi-pagi udah dateng? " tanya nya ketus dengan tangan terlipat di dada.
"he.. anak ingusan, kalau bukan karena permintaan mama, gue juga ogah tau nemuin bocah piyik kayak lu. " jawab Lucien sambil memainkan ponselnya.
"hei.. enak aja lo ngomong ingusan. gue gak ingusan ya. nih liat bener-bener, " aletta memajukan wajahnya mendekat ke arah Lucien.
sejenak pandangan mereka terpaku. Lucien mengamati pahatan wajah calon istrinya dengan lamat-lamat. wajah putih mulus dengan bulu mata yang panjang dan lentik. hidung yang mancung dan kecil kayak prosotan. mata yang bulat dan bening.
'sialan nih bocah. kenapa jantung gue gak teratur kayak gini' batin Lucien yang wajahnya terlihat memerah. ia pun menjauhkan wajah aletta dengan jari telunjuknya mendorong kening aletta.
"ehm...gak usah deket-deket ntar lo cinta mati sama gue, " kilah Lucien yang berusaha menetralkan debaran jantungnya.
"perasaan. yang ada lo nanti yang klepek-klepek sama gue secara gue primadona sekolah, " jawab aletta sombong.
"cih...primadona katamu. emang gak ada lagi yang lebih wow dari kamu, " cibir Lucien. padahal dalam harinya ia sedikit mengagumi kecantikan calon istrinya. ingat ya hanya sedikit. karena baginya lupita lebih cantik.
padahal aslinya lupita jauh dibawah aletta kadar cantik dan glowing nya. hanya karena tertutupi oleh dempul dan bedak mahal jadi terlihat wow.
mereka asik beradu mulut disaat bu mimi sedang di dapur.
"aletta... cepetan sarapan. habis itu nak Lucien mau ajak kamu keluar. katanya mau cari cincin. " sahut ibunya yang tiba-tiba datang dari dapur. membawa nampan isi minuman buat calon menantunya.
"heh.. om. gue sarapan dulu ya, " sahut aletta yang sudah meliputi ke dapur.
sedangkan Lucien sudah melotot kesal. mau dibalas ada bu mimi yang sedang menemaninya ngobrol.
'sialan bocah itu. gue dipanggil om. muka gue baby face gini kayak remaja malah dipanggil om-om. katarak mata tu bocah' batin Lucien bersungut-sungut kesal.
tak lama, aletta pun datang. "ayo pergi. " ajaknya pada Lucien.
"bu, kami pamit dulu, " aletta mengalami tangan ibunya dan berjalan keluar. diikuti oleh Lucien yang sudah pamit dan mengekor dibelakangnya.
didalam mobil mewah itu suasana seketika hening. Lucien yang fokus menyetir mobil dan aletta yang menghadap jendela. melihat jalanan dan gedung tinggi yang berderet-deret yang mereka lewati ke toko Jewelry.
"ekhm" Lucien berdehem. "heh bocah.. nanti kalau disana jangan panggil aku dengan om. panggil sebutan yang lebih pantas. ngerti gak lo!"
"iya kakek, "aletta memutar bola mata malas.
CTAKK
" Auch... KDRT lo ya. sakit nih jidat gue. kalo benjol gimana. hilang sepuluh persen kadar cantiknya gue, " aletta mengelus dahinya yang disentil oleh Lucien.
"panggil gue dengan sebutan kakak, " titahnya.
"gak mau, enak aja. lo bukan kakak gue. "
"Lucien mengerem mendadak. ia menoleh ke letta dan mendekatkan wajahnya dengan pandangan dingin.
" eh.. mau apa lo. gue teriak ni ya kalo lo macem-macem, "aletta beringsut mundur ke belakang. kepalanya mentok ke jendela.
" sedang Lucien tak bersuara. ia semakin dekat dengan aletta. hidung mereka nyaris bersentuhan. "kalo lo masih membangkang. siap-siap gue perkaos lo disini sekarang juga. " bisik Lucien di telinga aletta dengan menampilkan wajah datarnya.
jantung aletta sudah jumpalitan dengan posisi mereka yang terlalu dekat. "i.. iya, " ucap letta terbata-bata seraya menganggukkan kepala.
"good girl. jangan coba coba melawan ku, " Lucien memundurkan kepalanya dan melajukan kembali kendaraan roda empat nya.
'aish.. bajingan. baru kali ini gue dibuat gemeteran ama laki-laki. biasanya juga gue paling garang. kenapa tadi aku gak berani melawan. takut banget gue tadi mau dimakan sama tuh om-om', batin aletta berbisik. ia bergidik ngeri melihat perubahan wajah Lucien seperti seorang iblis yang sudah keluar tanduknya.
...****************...
di toko mas Jewelry. aletta diam tak bersuara. dia malas melihat semua koleksi yang dikeluarkan oleh penjaga toko.
"mau pilih yang mana mas, mbak? " tanya karyawan toko yang masih muda itu. sesekali ia melirik ke Lucien mencuri curi pandang.
"bocah.. kamu pilih yang mana? "
"yang mana aja. "
"pilih cepetan. aku gak punya waktu buat lama-lama."
"lo aja yang pilih. gue males. "
alhasil.. karena malas debat Lucien pun memilih sebuah cincin simpel dengan berlian kecil yang terlihat indah. "yang ini saja, " tunjuknya.
"baiklah kak. kita bungkus dulu ya. "
Lucien hanya mengangguk saja.
setelah selesai mereka pun pergi keluar dari gedung perhiasan.
getaran ponsel Lucien bergetar disaku celana. Lucien merogoh sakunya dan melihat nama penelepon. my honey tertera disana. wajahnya langsung tersenyum sumringah. Lucien pun menoleh ke aletta, " lo diem. jangan bersuara, " ia mengangkat panggilan dari wanita pujaan hatinya selama tiga tahun terakhir.
aletta hanya mengangkat bahunya acuh.
"halo sayang...."ucap Lucien.
sedangkan aletta hanya mencibir melalui mulutnya yang maju mundur. mencibir kelakuan calon suami dadakannya.
" ya.. sayang. oh kamu mau take off setengah jam lagi. oke.. oke aku kesana. bye honey. "
"sok mesra, " letta mendengus.
"bocah.. aku mau menemui kekasihku dulu. kau jangan coba coba mengacaukan nya. "
"antarkan gue pulang dulu, " sahut letta
"gak ada waktu. keburu pesawatnya take off. "
"terserah." aletta langsung memasuki mobil.
Lucien mengendarai kuda besinya dan membelah jalanan yang padat merayap. sesekali ia bersiul dan tersenyum sambil menyetir.
"om.. kemarin ayam tetanggaku mati lho gara-gara kebanyakan senyum, " ucap letta menyindir kelakuan Lucien yang berbeda 180 derajat ketika sedang bersamanya.
"emang ayam bisa senyum. udah gak waras nih bocah. bisa-bisanya papa sama mama menjodohkan ku dengan manusia aneh ini, " ucap Lucien dengan senyuman mengejek.
"om belum tau aja kelebihanku. awas nanti gak bisa move on. "
"DIAM!! " Lucien berucap dengan nada sedikit tinggi dengan wajah datarnya.
"jangan banyak berharap lebih dariku. aku memiliki kekasih. pernikahan kita hanya diatas kertas, " Lucien berkata tegas pada aletta.
aletta menatap garang, "aku tau dan aku tidak akan pernah mengharapkan apa-apa dari pria tua dan kaku sepertimu. "aletta melengos keluar jendela. menatap riuhnya kendaraan yang berlaku lalang.
setelah perdebatan tadi, baik Lucien maupun aletta pada diam. suasana didalam mobil itu hening tanpa suara mereka dan juga tanpa suara musik dari mobil.
tak lama, tibalah mereka di bandara. Lucien memarkirkan kendaraannya di lobi. ia bergegas turun. sebelum ia meninggalkan aletta, ia menoleh kebelakang. menatap gadis yang masih terdiam. " jangan kemana-mana. aku hanya sebentar. paham!! "
"heum." jawab letha singkat.
akhirnya aletta pun keluar dari mobil. ia mencoba berkeliling sembari menunggu kedatangan Lucien.
"jalan-jalan dulu ah, kayaknya si beruang tua itu masih lama. " letta pun berjalan kedepan. melihat sekitarnya dengan pandangan berbinar binar.
**********************