Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelora Jiwa Part 2++
Setelah mendapatkan apa yang dia cari tante Tati melepaskan semua yang menutupi badannya dengan sedikit goyangan membuat suasana dalam ruangan itu makin intim walau tanpa musik.
Kekecewaan Roy yang berangsur kembali kemode off kini melihat pemandangan mahluk indah ciptaan tuhan yang berparas cantik dibalut kulit putih mulus yang terawat. Lekukan pinggul yang ramping dan perut yang rata. Serta dua semangka langka tergantung indah dengan pucuknya berwana kecoklatan cerah yang tampak sudah mengeras.
Ditambah dengan bongkahan daging padat seperti buah persik sempurna tanpa ada goresan strech mark, menambah keindahannya apa lagi rumput hitam yang tertata rapi membuat junior menggeliat kemode tempur seakan seingin segera menyergap dan menyeruak masuk kesarangnya.
Setelah tante Tati menyelesaikan goyangan menggoda yang membuat pemuda didepannya berkali kali menelan salivanya sendiri, dirinya beranjak menaiki ranjang tempat pemuda itu berbaring.
"Sekarang kita pakai ini, kemaren aku lupa karena terlalu haus akan dahaga ku Roy sebaiknya kita cari aman", ucapa tante Tati yang sedang merobek bungkus balon dan memasangkannya ditempat seharusnya.
Dengan perlahan tante Tati mengarahkan sasaran menu utama permainan itu. Dengan naluri yang telah ada sejak dini semua itu tidak lah sulit apa lagi goa hiranya telah basah sedari tadi.
Aaaaa......
Suara itu lepas dari mulut tante Tati begitu junior yang telah mode tempur kokoh berdiri itu bertemu dengan gua hira yang sudah banjir dari tadi.
Dengan gerakan pelan dan lama kelamaan menjadi cepat namun konstan tante Tati terus bergerak meraba tubuhnya sendiri dan Roy hanya diam memperhatikan semangka langka yang berayun kian kemari.
Irama sahdu suara nakal menggema keseluruh ruangan... Roy....
Enak banget sayang.......
Racau tante Tati yang lepas seakan hilang kesadaran.. ayo sayang... Sedikit lagi... Dengan gerakan yang semakin cepat.
Mendapat gempuran yang tidak ada jedanya naluri Roy sebagai laki laki kian bangkit....
Kali ini Roy yang berdesir...
Meresapi semua keindahan yang dia rasa.
Tangan kirinya kini meraih semangka langka yang terus berayun mengikuti gerakan badan wanita pemiliknya.
Tanpa di komando tante Tati meraih satu lagi bantal yamg kemudian diletakkan di bawah kepala Roy agar lebih tinggi posisinya. Seolah tau apa yang diinginkan oleh lawannya dirinya menyodorkan hidangan semangka yang besar itu tepat didepan mulur Roy.
Mendapatkan itu segera dengan lahap Roy menerimanya memainkan lidah dan kecupan.
Terus sayang.... Kepala tante Tati mendongak keatas sebagai bentuk selebrasi apa yang dia rasakan. "Aaa......Aku.sampai sayaaaaang..........." Suara panjang tante Tati dengan nafas yang tidak beraturan.
Sedangkan Roy masih merakan pertahanannya kokoh belum ada tanda tanda akan jebol.meski dibawah sana kedutan kedutan perlahan namun pasti terus terasa dari cengkraman serabi tiram saat gerakan tante Tati berhenti meresapi pencapainnya diatas pemuda berdada bidang itu.
Sebuah tanda merah tercipta disemangka langka milik tante Tati sebagai cap segel tanda pemilik.
"Kamu kenapa bisa seenak ini sayang. Aku cuci dulu ya becek banget ini. Nanti kamu ngak nyaman", ucap tante Tati sambil mengecup kening Roy yang berada bawahnya.
"Ngak usah sayang, enak kok. Kamu jangan merasa begitu, kita lanjut aja!!!", balas Roy sambil merapikan anak rambut kebalik telinga tante Tati dengan senyum manisnya dan kemudian meremas lembut kedua semangka putih dengan pucuk coklat cerah. Dan kata kata yang keluar dari mulut Roy mebuat hati tante Tati begitu berbunga bunga.
Mereka saling menautkan bibir dengan bagian tengah tubuh mereka juga masih saling mengisi enggan untuk dilepaskan. Dengan posisi tante Tati masih di atas mereka melanjutkan pertempuran yang belum usai itu dan terus berlanjut dengan gaya WOT, ©0w9!rI, ®€v€r$€ C0w9!rI, G0Id€π 4rch, dan berakhir dengan H0√€r!π9 Butterfly. Kini buah persik tante Tati tidak kuasa lagi digerakkan karena telah berulang kali mencapai k|!..m 4x'$ tingkat tinggi hingga membasahi kasurnya
"Untuk gimana artinya kalian googling aja ya!!!!!"
Semua permainan di dominani oleh tante Tati karena Roy tidak bisa leluasa bergerak akibat luka yang dia derita. Akan tetapi tanpa dua sejoli itu sadari ada sepasang mata yang memperhatikan permainan mereka berdua dari celah pintu yang tidak tertutup rapat. Seakan ikut merasakan aktivitas malam yang menjadi kebutuhan batin bagi manusia di usia yang sudah pantas.
Kini pagi telah mengusir malam, sinar mentari telah menyeruak masuk kedalam ruangan kamar melalui celah kain gorden yang tidak tertutup rapat.
Merasa terganggu karena cahaya yang menyilaukan dengan malas tante Tati menarik selimut dan berbalik badan membelakangi sumber cahaya yang mengganggu. Tubuhnya terasa lemas akibat semalam telah banyak mengeluarkan energi karena olah raga ranjang yang dia lakukan.
Tubuh polosnya yang seperti bayi baru lahir itu disembunyikan dibalik selimut. Kesadarannya pulih seketika menyadari jika dirinya hanya berbaring sendirian sedangkan pemuda yang telah menguras tenaganya tidak ada disampingnya.
"Roy kemana, apa dikamar mandi, atau diluar??", monolog tante Tati yang seketika duduk dengan tangan menekuk menahan selimut sebatas dadanya.
Dirinya segera bangkit dan menuju kekamar mandi yang ada di kamar tersebut untuk membasuh dan menyegarkan tubuhnya dari keringat dan cairan cinta dari pemuda yang membuatnya selalu puas itu. Bahkan setiap saat tante Tati membasuh tubuhnya sendiri dirinya masih merasakan sentuhan dari pemuda perantauan yang tengah dia rawat itu. Bahkan kiss mark di kulit dadanya yang putih memberikan kebanggaan tersendiri baginya.
Ritual mandi pun selesai kini tante Tati tengah bersolek tipis seperti biasanya dengan make up yang selalu dia bawa.
Tok...tok....tok....
Clek.. pintu kamar segera terbuka langsung menampilkan seorang gadis manis berkulit sawo matang cerah lengkap dengan nampan ditangannya.
"Permisi Mas, sudah waktunya Mas sarapan dan........", ucap Amel terhenti karena saat masuk dirinya mendahulukan punggungnya dan berputar di gawang pintu karena kedua tanganya memegangi nampan yang berisi sarapan sehat dan obat untuk pasiennya.
"Maaf buk saya tidak tau kalau ibuk disini..", ucap Amel sambil tertunduk karena mendapati tante Tati yang duduk dipinggir ranjang sedang bersolek dengan lipstik ditangan kanan dan kaca kecil di tangan kirinya.
Begitu masuk netra mata Amel melihat tempat tidur yang berantakan. Sebagai wanita yang sudah cukup umur tentu tau apa yang sudah terjadi, bahkan Amel sendiri merasakan aura pergulatan diatas ranjang itu.
"Tidak apa.. kenapa kamu bawa makanannya kesini, bukannya Roy ada diluar??", tanya tante Tati dengan mimik wajah heran.
"Mas Roy tidak ada diluar Buk sejak saya datang tadi. Itu makanya saya membawakan sarapannya kesini", balas Amel yang masih tertunduk tidak berani menatap orang yang mempekerjakannya itu.
"Apa...... Kemana dia???", gumam tante Tati dalam hati yang langsung cemas karena Roy pergi tidak bilang padanya dan otaknya langsung berpikir hal yang bukan bukan.
"Ya sudah kamu letak saja itu diluar dulu, saya akan coba menghubungi Roy", titah tante Tati tanpa melihat kearah Amel karena dia tau isi kepala Amel pasti sudah lain karena mendapatinya didalam kamar tempat Roy dirawat sepagi ini.
Setelah Amel beranjak keluar tante Tati segera mengambil phone cellnya dan menghentikan aktivitas bersoleknya. Berkali kali panggilan tersambung namun tidak diangkat oleh punya. Hingga pada panggilan ke empat.
"Selamat pagi tante cantik....sudah bangun", sapa seseorang di ujung telpon dengan nada lembut dan terdengar hiruk pikuk kendaraan menandakan orang itu berada dipinggir jalan.
"Kamu dimana?? Kenapa kamu pergi??? Ada apa, apa kamu marah sama saya??", cerca tante Tati begitu suara Roy terdengar dengan nada seperti orang sedang menangis.
"Maafin aku ya tan. Aku ngak marah dan juga ngak ada masalah apa apa tan. Hari ini aku mau menyelesaikan urusan ku dengan pemilik mobil yang aku pakai. Karena tadi pagi waktu aku menghubungi temanku dia sudah marah marah tan", balas Roy menjelaskan.
"Kamu sekarang dimana biar aku jemput dan kita sama sama menemui orang itu". Kembali tante Tati berucap dan masih terdengar seperti orang menangis.
Roy membujuk tante Tati agar masalahnya biar dia yanh menyelesaikan. Walau tante Tati bersikeras ingin menemani Roy namun dengan jurus seribu satu kata dari silat lidah akhirnya wanita yang telah melewati malam dengan dirinya itu mengalah dengan berjanji setelah urusannya selesai dia akan kembali ke apartement tante Tati dan jika ada kendala akan menerima bantuan dari tante Tati.
"Maafin aku ya tan sudah membuat mu cemas. Aku mau menemui orang itu dulu Nanti aku kabari lagi ya tante cantik" ucap Roy masih terus merayu dan memutuskan panggilan telephone.
"Huuufff...akhirnya dia mau mendengarkan. Apa jangan jangan dia jatuh cinta sama aku, atau aku yang jadi peliharaannya sampai dia begitu khawatir. Tapi sudahlah mendingan aku selesaikan masalah ku satu per satu. Urusan dengan tante Tati ikutin alurnya aja", monolog Roy berkata dengan senyum senyum sendiri.
Baru saja Roy melangkah dari tempat dia berdiri tiba tiba tiga buah mobil berjenis sama dengan warna hitam semuanya berhenti. Awalnya Roy tidak mengacuhkan tapi ketika lima orang berpakaian hitam keluar dari dalam mobil membuat Roy waspada.
akan terus diusakan kak.../Smile//Smile//Smile/