NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Telah Bicara

Ketika Cinta Telah Bicara

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:950.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eeeewy

Lima belas tahun yang lalu, Maria adalah sosok yang ceria tidak peduli bagaimana asal - usulnya. Namun semenjak dirinya menyatakan cinta pada Yudha dan ditolak, ia jadi memahami mengapa Bibit, Bebet, dan Bobot menjadi standar ditolak dan diterima, dipilih dan dipinang.

Apalagi ketika ia harus terusir dari rumah karena sertifikatnya telah digadai sang ayah. Sedangkan sang ayah sendiri tewas menjadi bulan - bulanan massa setelah tertangkap basah tengah mencopet.

Yudha seorang pria tamvan, mavan, dan rupawan. Karirnya begitu cemerlang. Namun takdir seolah menjungkir balikkan hidupnya ketika sang istri meninggal saat melahirkan buah hati kedua mereka.

Karena harus menitipkan sang bayi di rumah sang ibu, ia kembali bertemu Maria dalam kondisi saling membutuhkan.

"jadilah baby sitter untuk anakku, aku akan menanggung semua kebutuhanmu."

"Hey, kamu nggak takut mempercayakan anakmu padaku. Nanti kalau anak mu rewel kemudian aku bunuh, gimana."

Yudha tersadar, kesalahannya di masa lalu telah membuat Maria tidak lagi sama seperti yang dulu.

Namun Ketika Cinta Telah Bicara, akankah menyatukan keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eeeewy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Kekalutan Safira

Safira sedang menghitung uang setoran sambil bersenandung lagu dari Boysband Korea yang saat ini sedang populer.

"Boom... boom... boom... boom... boom.. boom... boom."

Tangannya dengan cekatan memasukan uang ratusan ribu yang telah disortir ke dalam kertas bendel berlogo salah satu Bank BUMN.

Suara pintu yang terbuka membuat Safira menghentikan aktivitasnya. Ia menatap ke arah pintu dan melihat Rico berjalan menghampirinya.

"Ini durian untuk kamu!" Rico mengulurkan buah durian berukuran sedang kepada Safira. Tak lupa pria itu memberikan senyuman ramah yang menggetarkan jiwa baperan mantan kekasihnya.

Untuk beberapa saat Safira terpana. Tumben Rico bersikap ramah padanya? Rasanya sudah lama sekali mereka tidak bertegur sapa, bahkan sudah hampir dua bulan ini mereka tidak saling berbicara. Jiwa Safira mulai dilanda dilema. Pria itu masih saja mengetahui apa kesukaannya.

"Dimakan gih! Aku bukain ya?" tawarnya dengan penuh perhatian.

Efek perilaku Rico yang manis, membuat hati Safira berdugem ria. Jujur saja ia sangat merindukan perhatian dari lelaki itu.

Sayangnya sihir seorang Rico baru disadari oleh Safira keesokan harinya kala mendapati uang modal yang menjadi tanggung jawab Safira berkurang dua juta. Safira sudah dapat menebak itu perbuatan siapa. Yang lebih mengesalkan. Si pria buluk itu sudah kembali dekat dan bercanda ria dengan si sundel tanpa merasa berdosa. Apakah pria itu menderita amnesia?

Hati Safira terasa diremas ketika menyadari jika lelaki ******* itu kembali mempermainkannya. Ia terduduk lemas di kursi kerjanya. Matanya terasa panas.

Belum usai kekalutan hatinya mereda. Si Manajer songong yang tak kalah menyebalkan itu masuk sambil membawa berkas laporan mengenai looses.

"Ini pekerjaan si mandor bagaiman, sih? Bagaimana bisa jumlah loosesnya jadi sebanyak ini. Kamu tahu kan kerugian yang ditanggung oleh perusahan mencapai puluhan juta rupiah." Si Manajer baru yang aslinya juga tidak paham dengan seluk - beluk perusahaan mengomeli Safira.

"Kamu bisa tidak menegur mandor supaya lebih ketat lagi mengawasi sopir truk tangki yang melakukan pengiriman?"

"Kenapa bukan kamu saja yang mengatakan langsung pada Rico!" Safira balas membentak manajernya. Siapa yang tidak kesal coba? Padahal Safira yang lebih senior bekerja di tempat itu, sekarang di bentak oleh si anak baru. Mantan seorang operator alias tukang 'ngecong' yang mendadak naik kasta menjadi manajer hanya karena ia dulu adalah teman sekolah si bos.

"Pekerjaanku banyak, Safira. Kamu kan tahu aku harus berkeliling mengawasi 4 SPBU untuk mengawasi mandor dari tempat - tempat itu."

"Masa bodoh!"

Safira menangkup wajah dengan kedua telapak tangannya. Dikira Safira tidak muyeng apa mengurusi administrasi perusahaan. Belum lagi urusan audit pasti pas yang semenjak auditornya bukan mas Rio, SPBU mereka sering dibuat tidak lulus audit.

Safira mencoba menghubungi Mario. Namun hingga seharian, chat yang ia kirim tak kunjung dibalas oleh pria itu. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Semakin lengkaplah lara hati seorang Safira.

*******

Suara isak tangis Safira membuat Maria dilanda kecemasan.

"Kamu kenapa, Saf?"

"Terus aku kudu piye iki, Mar?" (Lalu aku harus gimana ini, Mar). Kemudian telpon itu terputus.

Maria yang sedang menggendong Arka segera menyerahkan gendongannya pada Yudha.

"Emergency, aku harus pergi ke rumah Safira sekarang juga!"

"Memangnya Safira kenapa?" tanya Yudha sambil menatap Maria yang buru - buru berganti baju. Karena merasa panik dengan keadaan sahabatnya, ia jadi lupa melakukan buka - bukaan di depan suaminya.

"Safira kenapa, Yang!" teguran Yudha membuat Maria tersadar. Bukannya menjawab, Maria justru berlari ke kamar mandi. Yudha mendesah kecewa. Tahu begitu ia jangan bertanya sampai aksi ganti baju yang dilakukan Maria selesai. Jadi sayang banget kan, ia melewatkan pemandangan indah barusan.

Tak lama kemudian Maria muncul dari dalam kamar mandi.

"Maaf, Yud. Aku harus menemani Safira. Sepertinya aku akan menginap dirumahnya." pamit Maria sambil mempersiapkan barang - barangnya.

"Kamu mau menginap di rumah Safira? Enggak boleh. Aku tidak akan memberimu ijin."

Maria menatap tajam ke arah suaminya. "Kamu melarangku menemani Safira yang sedang kesusahan?"

"Tentu saja. Ingat posisimu sekarang, Bu! Kamu bukan lagi wanita single yang bebas runtang - runtung seenak udel!" Yudha mengingatkan.

Maria meggerakkan bola matanya dengan jengah. "Enak sekali kamu ngomong." Ia mendekati Yudha sambil melotot dan menekan lengan pria itu dengan jari telunjuknya.

Aksi Maria membuat Arka yang berada dalam gendongan papanya bergerak gelisah. Sebentar lagi bayi gembil itu akan menangis. Maria buru - buru mengurai wajah galaknya hingga kembali ramah.

"Uluh...uluh...uluh... Anaknya pak Yuyud mau menangis. Papa nakal ya, Dek" Maria mencoba menggoda bayi gembil itu.

Yudha mencebik kesal. Kan? Kan? Kan? Yang salah siapa yang disalahkan siapa? Yudha jadi teringat saat tragedi Maria merusak sarang tawon. Yang usil Maria, dan yang ikut kena marah gegara baju penuh lumpur adalah dirinya.

Melihat Yudha yang mulai mengeraskan rahangnya, Maria pun mencoba menjadi istri soleha. "Kalau begitu tolong antarkan aku ke rumah Safira. Supaya kamu paham mengapa aku tidak bisa meninggalkan dia! Sana buruan ganti baju!" pinta Maria dengan nada merdu merayu sambil mengambil Arka dari gendongan papanya.

"Kita Ajak Arina juga. Aku akan memanggil dia untuk bersiap - siap!"

********

Safira duduk bersandar di ranjang dengan tampang kusut. Maria segera menghambur untuk memeluk sahabatnya yang tampak kacau.

Yudha menyaksikan adegan tersebut sambil menggendong Arka. Sedangkan Arina langsung diajak bermain oleh keponakan Safira yang tinggal di sebelah rumah.

"Kenapa dia memperlakukan si Sundel dengan baik, tapi tidak bersikap baik padaku?" tanya Safira sambil terisak dalam pelukan Maria.

"Kenapa dia mendekati aku kalau ujung - ujungnya aku diginiin. Aku nggak terima dia malah balas berkata kasar padaku ketika aku menegurnya untuk tidak mengambil uang modal secara diam - diam," racaunya.

"Mas Rio juga. Kenapa chatku tidak dibalas sama sekali."

Curhat terakhir Safira membuat Maria ikut merasa bersalah, karena dirinya lah yang sudah menjodohkan Safira dengan abangnya. Saat itu Maria berharap abangnya adalah obat yang mampu menyembuhkan sahabatnya. Tapi mendapat curhatan jika sang abang mengabaikan hati Safira, membuat Maria harus melakukan sesuatu. Semoga Mario bersikap cuek pada Safira bukan karena efek meminum ramuan miliknya dulu.

"Baiklah, kita beri Rico pelajaran! Aku akan ke mbah D untuk minta air doa."

*********

"Ehhh... Mau pergi sekarang?" tanya ibu Safira dengan wajah cemas. "Tapi ini sudah malam lho!"

"Tenang, Bu. Saya diantar oleh Mas Yuyud. Saya nitip Arina saja. Nanti kalau mengantuk supaya tidur dulu disini!"

"Ibu jadi merasa tidak enak sama kamu." Raut wajah ibu Safira tampak sedih. Maria jadi semakin tidak tega melihat keadaan beliau.

"Tidak apa - apa, Bu."

Setelah memberi pengertian pada gadis kecilnya, Yudha pun mengantar Maria menuju ke rumah mbah D.

Di dalam mobil, Yudha yang sudah tidak sanggup membendung rasa penasaran pun langsung bertanya.

"Sebentar, aku telpon abangku dulu!" jawab Maria saat Yudha hendak menginterogasinya.

Maria menunggu sambungan telpon dengan perasaan gelisah. Ia pikir hubungan Safira dan Mario lancar jaya, mengingat abangnya serius menjalin hubungan dan sebentar lagi akan melamar sahabatnya.

"Bang.... Angkat telpon aku dong!"

Yudha melirik istrinya yang mulai ikut - ikutan gelisah.

"Waalaikumsalam, Bang bisa pulang sebentar tidak! Sakitnya Safira kambuh."

"....."

"Lha Abang juga sih nyuekin chatnya Safira."

"....."

"Bisa diusahakan tidak? Please deh, Bang. Soalnya obat mujarabnya Safira itu kan Abang!"

"...."

"Iya, Bang. Terima kasih. Hati - hati di jalan ya. Assalamualaikum."

Maria menutup sambungan telponnya kemudian menoleh ke arah suaminya. "Mas Yuyud, nanti di minimarket 24 jam kita mampir dulu untuk membeli **** dan rokok!"

Yudha hanya nyengir. "Kalau ada mau aja baru memanggil dengan sebutan, Mas!" ledeknya.

Maria mencondongkan tubuhnya mendekati Yudha untuk memberi sebuah kecupan di pipi pria itu.

Tindakkan Maria barusan membuat Yudha menghentikan laju mobilnya di tepi area persawahan sepi yang mereka lewati.

"Eh, cuma dicium pipi doang. Cium bibir sekalian dong, Ah!"

Maria meringis. Suaminya mulai ngelunjak, ish.

Tbc

1
sakura
...
sakura
..
Audrey Chanel
suka author nya pinter love you Thor
Audrey Chanel
Terima kasih kak Author aku jg mencintaimu😘🫠😂😄🤗🤗🤗
Audrey Chanel
intinya biar si mantan ilang dari pikiran cari yg baru yah Thor
Audrey Chanel
sukurin handuknya buat ngepel
Hania Nasar
krm aj si devil ke mbah D.
atin p
😀😀😀😀thor...edannn tenan critone iki
atin p
auto ngakak...pengene Rico sing mati...wqwqwq tibane bpke dewe...
Sri Hartini
menurutku yudha gak lah buruk,soalnya kelakuan maria sendiri yg menurutku keterlaluan bercandanya,terang aja langsung ditolak cintanya
🍉🕌kimˢᵉˡˡᵒʷ͢ ᵇᵍᶠ🦢
. ok
Marni Aja
😭😭😭
Marni Aja
ikut nangis aku bacanya😭😭
Marni Aja
cerdas jawabanmu mar.... marimar.... maria mersedez😂
Marni Aja
jujur ya, aku itu setiap baca part latahnya maria.., suka ngakak sendiri.... itu jingle telenovela jadul banget jaman aku gadis.... maria mersedes😂😂😂
🍉🕌kimˢᵉˡˡᵒʷ͢ ᵇᵍᶠ🦢
mampir
Marni Aja
😭😭😭
Rian's 666
pas
Rian's 666
tes
Elisabeth Ratna Susanti
lanjut 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!