Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?
Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.
selamat membaca
kritik dan saran di tunggu ya. 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Quest 6. Keyz The Shepherd Of Lavarca. Fox Girl
Pipe Old Grandfather Elder, Guild Starts Of Destiny
Keesokan harinya, saat matahari mulai menyentuh puncak bukit di luar Sad Town, Keyz kembali mengulang rutinitas hariannya.
Keyz kembali melihat pahlawan pengguna empat pedang dari Hiro Town itu. Pemuda itu kembali berlatih di atas bukit.
Keyz ingin pergi ke sana dan menemuinya. Tapi, setelah lama berpikir, ia mundur. Dirinya yang mirip gelandangan, dengan baju zirah kusam, dibandingkan dengan pendekar empat pedang dengan baju zirah berkilauan... Keyz yakin pemuda itu pasti akan menendangnya, alih-alih mau mengajari Keyz Skill-Skill-nya yang mengalir seperti sebuah tarian.
"Mold Disaster. Strom Reaper. Shining Cross." Teriakan pemuda empat pedang itu bergema di atas bukit sana. Dengan tarian empat pedangnya yang mengalir bagaikan air. Lalu, satu nama skill yang paling Keyz tunggu—sebuah skill yang entah mengapa terasa akrab di alam mimpinya: "Phantom Slash!!!"
—Sat!!!—
Tiga bayangan pemuda itu menari-nari di depannya seolah sedang menyerang musuh. Sedangkan tubuh aslinya melompat ke belakang dengan lompatan akrobatik yang memukau diiringi puluhan sabetan pedang di udara. Dia mendarat dengan sempurna di tanah berbatu di atas bukit.
Gadis yang selalu bersamanya (Maya) langsung merapalkan sihir penyembuhan dan pemulihan. "Heal!!!"
Keyz merekam semua gerakannya dengan bantuan Angel Eye miliknya yang mirip dengan buah anggur yang membusuk itu.
Dan, diam-diam, Keyz berlatih di sela-sela menggembala Lavarca, menirukan setiap gerakan pemuda tadi. Ia ingin memastikan bahwa skill dahsyat yang ia lihat dalam mimpinya benar-benar bisa ia tiru.
Tapi. Apakah dia benar seorang Pahlawan Empat Pedang dari Hiro Town? Keyz masih belum sempat mendapatkan jawabannya. Kenapa? Karena, kemarin setelah menyelesaikan Quest penggembala Lavarca hari pertama, dia kelelahan, dan tertidur lebih cepat di meja Bar Blue Moon Ale.
Dia, masih terfokus kepada sisa utangnya: 150.000.000 koin emas dikurangi 50.000 koin emas... sama dengan itung aja sendiri. Penulisannya o'on, ga bisa matematika. :p
Senja pun datang lagi. Keyz memasukkan para Lavarca ke kandangnya. Pergi ke tubuh Kakek tua Elda. Dan mengakhiri Quest penggembala ini untuk hari kedua.
Seratus Koin Emas didapatkan. Angka yang ironi dibandingkan dengan 150 juta koin emas.
"Kau belum bertemu dengan Pemuda itu?" Tanya Kakek Elda, setelah dia menyerahkan gaji Keyz hari ini.
"Belum, Kek. Aku ketiduran di meja Bar Blue Moon Ale saat makan malam. Hahaha," kata Keyz, menyembunyikan rasa malunya.
"Aku dengar, dia bergabung dengan Guild Starts Of Destiny kemarin," sambung Elda sambil menghisap pipanya dalam-dalam, dan menghembuskan asap hitam dari mulutnya. Dia memasang ekspresi puas seperti seorang narator tua.
"Guild?" Keyz terkejut. Istilah itu terdengar formal dan terorganisir.
"Ah. Kau masih baru. Yah, yah. Aku tahu," Elda kembali menghisap pipanya. "Sebuah perkumpulan, di mana para petualang, pedagang, dan bangsawan membentuk sebuah organisasi untuk tujuan tertentu, Nak."
"Bisa ceritakan selengkapnya, Kek?"
"Kim dari Blue Moon Ale jauh lebih mengerti daripada aku, Nak. Kim itu... seorang veteran."
"Eeeeh!!?" Keyz terkejut. Kim, si pemilik bar yang cerewet dan sering mengomelinya, ternyata seorang veteran!
"Yah. Yah. Yah. Kau masih baru di sini."
Veteran Adventures and Unexpected Collisions at Blue Moon Ale
Keyz tidak membuang waktu. Setelah mendapatkan 100 koin emas hariannya, ia tahu informasi jauh lebih berharga daripada latihan buta. Ia harus menemui Kim.
Ia berjalan kembali ke Sad Town, dan tanpa banyak berpikir, melangkah masuk ke Bar The Blue Moon Ale.
Suasana bar seperti biasa. Bau Rum, alkohol, dan sup daging yang mendidih bercampur, diiringi obrolan keras para petualang yang membual. Di belakang meja kayu yang kusam, Kim si pemilik bar berdiri. Ia adalah pria paruh baya dengan lengan berotot dan ekspresi wajah yang selalu tampak kelelahan.
Keyz mendekati meja bar, menyandarkan sikunya yang dilapisi zirah warisan Kim yang lusuh di atas meja kayu.
"Malam, Keyz," sapa Kim, suaranya serak. "Mau sup sisa hari ini, atau kau mau sandwich dengan potongan daging Picco besar?"
"Malam, Kim," jawab Keyz. Ia menarik napas dalam-dalam. "Aku mau sup hari ini. Tapi, sebelum itu, aku ada pertanyaan."
Kim mengangkat alisnya yang tebal. "Oh? Apa yang ingin kau tanyakan, Nak?"
"Aku ingin tahu, siapa Pemuda pengguna empat pedang. Dan apa itu Guild Starts Of Destiny?"
Kim berhenti mengelap gelas. Ekspresinya yang selalu sinis kini menjadi serius. Ia menatap Keyz, seolah-olah dia mengatakan hal yang aneh.
"Pemuda dengan empat pedang?" gumam Kim. "Setahuku, hanya ada dua orang pengguna pedang lebih dari satu di kota ini, Keyz. Temanku, Aron, dia pendekar penyihir dengan lima bilah pedang. Dan...."
"Dan?" Keyz penasaran.
"Kamu, dengan pakaian lusuhmu," Kim terbahak. "Bwahahaha."
"Kim! Aku serius!" Keyz menggebrak meja di depannya. "Temanmu? Seumuran denganmu? Ayolah. Ini seorang pemuda, seumuran ku."
Kim akhirnya menghela napas.
Keyz kini berpaling dari pertanyaan pertamanya, "Apa itu Guild, Kim? Dan siapa pengguna—pendekar lima pedang—yang kau maksud?"
Kim meletakkan gelas yang baru ia lap, menghasilkan bunyi klak keras di meja. Ia bersandar pada rak minuman, nadanya kini berubah menjadi veteran yang berwibawa, yang telah menjalani ribuan pertarungan mematikan.
"Sebuah Guild adalah organisasi. Bukan hanya perkumpulan petualang," jelas Kim. "Itu adalah jaringan koneksi, quest eksklusif, dukungan material, dan... tempat berlindung para petualang."
Kim menatap Keyz. "Guild adalah jalan tercepat untuk mendapatkan kekayaan. Tempat di mana para petualang ambisius yang menukar nyawa mereka dengan koin emas."
"Jadi, kalau aku bergabung dengan Guild..." Keyz melanjutkan, matanya mulai bersinar dengan kalkulasi utang.
"Ya, kau bisa punya kesempatan, mungkin, kau dapat dengan mudah melunasi utang jutaanmu. Atau setidaknya berkurang sebelum kau mati," potong Kim tajam. "Tapi, Starts of Destiny tidak menerima sembarang orang. Mereka menerima yang kuat, yang kompeten, dan yang punya potensi."
"Potensi..." gumam Keyz. "Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?"
"Kau hampir mati dua kali, Nak. Aku tidak ingin kau mati di usiamu yang belum genap dua puluh tahun."
"Terus. Bagaimana caranya aku bisa melunasi utangku? Kalau aku tidak mengambil Quest besar?" Keyz tidak terima. Kim, sama sekali tidak mengerti bagaimana rasanya terlilit utang.
"Nyawamu lebih penting, Nak. Setidaknya, kamu bisa hidup setiap hari dengan utangmu, daripada kau dikejar bayangan kematian."
Keyz benar-benar tidak terima kenyataan ini. Ia berdiri, dan mulai meninggalkan tempat itu tanpa mengambil supnya. Frustrasi mendidih di dalam dirinya, melebihi amarah saat ia diserang Boss Torpo.
Namun, baru beberapa langkah...
—Duk!!—
Bahunya menabrak bahu seseorang dengan keras di tengah keramaian bar.
Saat Keyz melihat siapa yang dia tabrak...
Dia adalah......
Fox Mask, Golden Core, and Veteran's Tears
Keyz berdiri kaku, frustrasi yang meluap dari percakapannya dengan Kim membuat emosinya tak terkendali. Ia baru saja berbalik dan menabrak seseorang di tengah keramaian bar.
Bahunya menabrak bahu seseorang dengan keras.
Saat Keyz melihat siapa yang dia tabrak, matanya terpaku.
Itu adalah seorang gadis, dengan topeng rubah berwarna putih yang menutupi separuh wajahnya. Dia memakai baju kimono sederhana berwarna biru kombinasi hitam. Penampilannya sangat asing bagi siapa pun yang melihatnya. Begitu kontras, dan dialah satu-satunya yang berbaju kimono di Sad Town, atau bahkan di benua Iruna yang dikenal Keyz.
Saat gadis itu menyadari siapa yang telah menabraknya, dia dengan cepat berpaling muka, berusaha menghindari tatapan Keyz yang sedang kesal terhadap Kim.
Saat bertabrakan itu juga, Keyz tidak menyadari bahwa Core Emas Drop Item dari Boss Torpo yang ia simpan di kantong pinggangnya terjatuh, dan menggelinding ke kaki gadis itu, menghasilkan bunyi tik kecil di lantai kayu.
Keyz hanya menatap gadis itu sejenak, mengabaikan keanehan penampilannya karena didorong oleh amarah. Tanpa meminta maaf, ia berlari menuju kamarnya yang ada di ujung lantai dua, meninggalkan hiruk pikuk bar.
Gadis bertopeng itu membungkuk, memungut Core tadi, dan hendak menyerahkannya kepada Keyz. Tapi, Keyz sudah menghilang ke lantai dua, langkahnya yang berat menghilang di tangga kayu.
Di belakang meja bar, Kim hanya geleng-geleng kepalanya saat melihat kelakuan kekanak-kanakan Keyz yang lari dalam kemarahan.
Namun, tanpa Keyz ketahui, di mata Kim, perlahan berkaca-kaca. Kilauan air mata menahan diri di kelopak matanya. Kim berusaha keras untuk menahannya supaya air mata itu tidak terjatuh di depan pelanggan bar.
Frente, sepertinya mendengar percakapan mereka—tentang utang, tentang potensi, tentang bayangan kematian—dari dapur. Ia tidak kuasa menahan air matanya. Suara tangis Frente terdengar samar dari balik tirai dapur.