NovelToon NovelToon
Karma Si Playboy: Jadi Cewek!

Karma Si Playboy: Jadi Cewek!

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Dikelilingi wanita cantik / Misteri / Berbaikan / Fantasi Wanita / Playboy
Popularitas:241
Nilai: 5
Nama Author: Zaenal 1992

Bram, playboy kelas kakap dari Bekasi, hidupnya hanya tentang pesta dan menaklukkan wanita. Sampai suatu malam, mimpi aneh mengubah segalanya. Ia terbangun dalam tubuh seorang wanita! Sialnya, ia harus belajar semua hal tentang menjadi wanita, sambil mencari cara untuk kembali ke wujud semula. Kekacauan, kebingungan, dan pelajaran berharga menanti Bram dalam petualangan paling gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenal 1992, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

karma kehidupan Bram

"Bram, serius deh, lo nggak capek?" celetuk Tomi, sahabat karibku, sambil menyeruput es tehnya. Kami sedang nongkrong di sebuah kafe hits di Summarecon Bekasi, tempat favoritku untuk cuci mata.

Aku mengangkat bahu, menyeringai. "Capek? Justru ini hidup, Tom. Lihat tuh, cewek-cewek cakep pada ngelirik gue." Aku mengedipkan mata ke arah sekelompok mahasiswi yang sedang tertawa-tawa di meja sebelah. Mereka langsung tersipu malu.

Tomi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ya, ya, terserah lo deh. Tapi inget, Bram, karma itu ada. Jangan sampe lo nyesel di kemudian hari."

"Karma? Ah, bullshit!" Aku tertawa keras. "Gue nggak percaya gituan. Yang penting sekarang happy, nikmatin hidup selagi muda."

"Tapi, Bram..." Tomi mencoba menasihati lagi, tapi aku memotongnya.

"Udah deh, Tom, nggak usah ceramah. Mendingan lo bantuin gue milih, malem ini mau ngapel ke siapa." Aku mengeluarkan ponselku, menunjukkan beberapa foto wanita cantik yang baru kukenal.

"Gila lo, Bram. Mereka semua cantik-cantik. Gue jadi iri." Tomi terkekeh. "Tapi, jujur, gue lebih suka yang ini." Dia menunjuk foto seorang wanita berambut panjang dengan senyum manis.

"Maya? Boleh juga. Dia tipe gue banget. Oke deh, malem ini gue apel ke Maya." Aku mengangguk setuju. "Thanks ya, Tom, lo emang sahabat terbaik gue."

"Sama-sama, Bram. Tapi inget pesen gue tadi, jangan sampe lo kebablasan." Tomi mengingatkan lagi.

"Siap, Bos! Tenang aja, gue selalu hati-hati." Aku mengacungkan jempol, lalu bangkit dari kursi. "Gue cabut dulu ya, mau siap-siap buat malem ini."

"Oke, hati-hati di jalan, Bram. Jangan ngebut-ngebut."

"Siap!" Aku melambaikan tangan, lalu berjalan keluar kafe dengan langkah riang. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu Maya.

Malam itu, aku menjemput Maya di rumahnya. Dia tampak sangat cantik dengan gaun merahnya. Aku membukakan pintu mobil untuknya, lalu kami melaju menuju sebuah restoran mewah di Jakarta.

"Kamu cantik banget malam ini, Maya," pujiku sambil tersenyum.

"Makasih, Bram. Kamu juga ganteng banget," balas Maya dengan senyum malu-malu.

Selama makan malam, kami mengobrol banyak hal. Maya ternyata orang yang cerdas dan menyenangkan. Aku semakin tertarik padanya.

"Kamu kerja di mana, Bram?" tanya Maya sambil memotong steaknya.

"Aku kerja di perusahaan IT," jawabku bangga. "Lumayan lah buat biayain hidup."

"Wah, keren banget. Pasti sibuk banget ya?"

"Sibuk sih, tapi tetep sempetin buat kamu kok," godaku sambil mengedipkan mata.

Maya tertawa kecil. "Gombal banget sih kamu."

Setelah makan malam, aku mengajak Maya ke sebuah bar rooftop dengan pemandangan kota yang indah. Kami memesan koktail dan menikmati suasana malam.

"Bram, aku suka banget sama kamu," kata Maya tiba-tiba.

Aku terkejut mendengar pengakuannya. "Aku juga suka sama kamu, Maya."

Kami saling bertatapan, lalu mendekat dan berciuman. Ciuman itu terasa hangat dan lembut. Aku merasa seperti melayang di udara.

Malam itu, aku mengantar Maya pulang. Di depan rumahnya, kami berciuman lagi.

"Makasih ya buat malam ini, Bram. Aku seneng banget," kata Maya sambil tersenyum.

"Aku juga seneng banget sama kamu, Maya. Aku nggak sabar buat ketemu kamu lagi," balasku.

"Aku juga," kata Maya, lalu masuk ke dalam rumahnya.

Aku tersenyum lebar sambil melajukan mobilku. Malam ini adalah malam yang sempurna. Aku merasa seperti orang paling beruntung di dunia.

Sesampainya di apartemen, aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Aku memikirkan Maya terus-menerus. Dia benar-benar wanita yang istimewa.

"Gue harus serius sama dia," gumamku pada diri sendiri. "Gue nggak boleh nyakitin dia."

Aku memejamkan mata, mencoba untuk tidur. Tapi pikiran tentang Maya terus berputar di kepalaku. Aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi.

Tiba-tiba, aku teringat kata-kata Tomi tentang karma. Aku tertawa dalam hati.

"Karma? Nggak mungkin lah. Gue kan orang baik," pikirku.

Aku akhirnya tertidur dengan senyum di bibirku. Aku tidak tahu bahwa malam itu akan menjadi malam terakhirku sebagai seorang playboy.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!