NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Suamiku

Mengejar Cinta Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: sopiakim

Zely Quenby, seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan. ia hanya seorang karyawan biasa disana. sudah lama ia memiliki perasaan cinta pada Boss nya yang bernama lengkap Alka farwis gunanda. Hingga timbul lah tekad nya untuk mendapatkan Alka bagaimana pun itu. meskipun terkadang ia harus menahan rasa sakit karena mencintai seorang diri.

bagaimana yah keseruan kisah antara Alka si bos galak dan crewet dengan gadis bermulut lembek itu?

pantengin terus yah, dan jangan lupa untuk tekan favorit biar bisa ngikutin cerita nya😍.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sopiakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26.kelabu dihati

   Beberapa hari terakhir ini, Zely mulai merasakan perubahan yang begitu nyata dari Alka. Tatapan laki-laki itu tak lagi dingin, ucapannya tak lagi sepatah dua kata. Ia mulai sering menanyakan kabar Zely, bahkan memperhatikan hal-hal kecil seperti apakah ia sudah makan, atau butuh sesuatu. Senyuman tipis yang dulu langka, kini sesekali muncul di wajah tegas Alka, dan setiap kali itu terjadi, hati Zely berdetak lebih cepat tanpa bisa dikendalikan.

Meski ia tahu bahwa mereka terikat karena alasan yang tak romantis, Zely mulai tak bisa menepis harapan kecil yang diam-diam tumbuh. Ia mengingat kembali momen ketika Alka mengibati luka di tangannya, atau saat Alka membawakan ia makanan saat ia pulang kerja. Semua perlakuan itu terasa tulus, meski tak pernah diiringi kata cinta.

Di rumah, suasana mulai berubah pelan-pelan. Alka yang dulu selalu sibuk dan dingin, kini tampak lebih santai dan ramah. Ia mulai membuka percakapan terlebih dahulu, menanyakan hal-hal sepele seperti makanan favorit Zely atau apa yang ingin ia lakukan di akhir pekan. Bahkan kadang ia menyalakan televisi dan menonton bersama Zely di ruang tengah—hal sederhana yang dulu terasa mustahil.

Zely sempat terkejut saat Alka membawakan teh hangat ke kamarnya tanpa diminta, hanya karena ia melihat Zely tampak kelelahan. Senyum ramah Alka dan caranya memanggil nama Zely tanpa nada kaku membuat jantung gadis itu berdebar. Momen-momen kecil itu, meski belum menjanjikan apa-apa, sudah cukup untuk membuat Zely kembali menumbuhkan harapan di hatinya yang sempat beku.

Setiap hari terasa lebih ringan. Zely mulai berani bercerita tentang dirinya, masa kecilnya, dan mimpinya yang dulu sempat ia kubur. Dan Alka—entah mengapa—mendengarkan dengan saksama, sesekali memberi tanggapan ringan, kadang hanya mengangguk tapi matanya menatap dengan perhatian. Rumah yang dulu terasa asing perlahan berubah menjadi tempat yang menenangkan bagi Zely.

Namun di balik kehangatan itu, ada bagian dalam diri Zely yang tetap waspada. Ia tahu betul, Alka bisa saja berubah kembali seperti sebelumnya—dingin dan tak tersentuh. Tapi kali ini, ia ingin menikmati yang ada. Ramahnya Alka, tawa kecilnya, dan perhatian-perhatian sederhana yang terasa begitu berarti. Untuk saat ini, itu cukup untuk membuat Zely bertahan, dan diam-diam... mencintai.

"Terimakasih banyak mbak, wahh cantik sekali sangat pas dan sesuai dengan pesanan saya."

Zely sangat senang dan bahagia mendengar langsung ulasan dari pelanggan nya. Ini adalah salah satu hal yang membuat ia sangat senang bisa bekerja disana karena selalu saja mendengar hal hal baik dari pelanggan nya. Walaupun tidak semua tapi sebagian besar.

"Boleh ditanda tangani bukti terima ini mbak?" Tanya Zely menyodorkan kertas dan pulpen.

Mereka saling melambai dan berpamitan,  Zely kembali mencari Alamat selanjutnya tempat ia akan mengantarkan pesanan lain nya.

Gadis itu sebenarnya merasa tidak enak badan sejak pagi tadi, tapi karena terlalu senang ia bahkan tak merasakan nya.  Ia begitu bersemangat hari ini karena banyak faktor.

Sementara disisi lain Radi menatap layar komputer di ruang periksa sambil mengetik ringan. Pintu terbuka, dan suara langkah kaki yang sudah familiar terdengar masuk. Seorang gadis yang wajahnya sangat Radi hafal kini masuk perlahan dan mendekat kearahnya membuat ia sedikit terpana namun segera ia netral kan wajahnya.

Yesha.

Masih seragam sekolah. Masih dengan ekspresi malas seperti biasa. Dan tetap... dingin seperti kulkas dua pintu. Namun jujur saja hal itu membuat Radi bersemangat dan tersenyum pelan.

"Kenapa kamu lagi?" gumam Yesha sambil duduk tanpa ditawari. Ia benar-benar malas untuk bertemu dengan Radi, jujur saja ia malas menghadapi laki-laki bawel itu.

Radi memutar kursinya, menyeringai santai. “Tenang aja, saya juga bosan lihat pasien yang hobi kambuh kayak kamu.” ucap Radi dengan pelan tapi tidak lupa dengan senyuman di wajahnya itu. Jujur saja itu adalah salah satu hal yang membuat Yesha kesal saat melihat senyum itu, seperti sedang mengejeknya.

Yesha melirik tajam. “Saya ke sini karena disuruh Mama. Kalau bisa milih, saya juga nggak mau ngobrol sama dokter sok kenal.” ketus Yesha lagi dan lagi dengan wajah sok kesal dan malasnya.

Radi pura-pura tersinggung. “Wah, padahal saya lagi belajar jadi dokter favorit kamu, loh.” sedikit cemberut dan bibir agak manyun.

“Yesha,” Radi membaca ulang nama di berkasnya. “17 tahun. Sudah berapa kali datang ke sini, ya? Lima? Enam? Tujuh? Delalan?”

“Enam,” sahut Yesha singkat.

Radi tersenyum pelan dengan spontanitas Yesha walaupun masih dengan wajah kesalnya. Benar-benar menarik perhatian nya.

“Tapi dokter bawel seperti dokter Radi bikin rasanya kayak seratus kali kesini,bosenn.”

Radi tertawa kecil. “Bawel itu bentuk perhatian.” Radi sedikit memainkan mata hingga Yesha bergidik ngeri.

“Yes, and I didn’t ask,” Yesha menjawab tajam, lalu duduk bersandar, bosan.

Meski begitu, Radi tetap menjalankan pemeriksaannya dengan teliti. Stetoskop menyentuh punggung Yesha. Ia menyuruhnya tarik napas. Dan sekali lagi. Walaupun Yesha terkesan kesal dan cuek untuk pemeriksaan ia melakukan nya dengan benar sesuai dengan perintah Radi selaku dokter nya.

Napas gadis itu masih agak berat. Tapi membaik dibanding kunjungan terakhir. Radi sedikit lega dan benar saja ia bangga pada gadis itu. Ia benar-benar merasa sedih atas apa yang menimpanya dan ia benar-benar hebat karena sekarang sudah terlihat menjalani hidupnya dengan benar.

Radi menurunkan stetoskopnya perlahan. “Masih suka minum es tengah malam?”

Yesha tak menjawab. Ia malas menanggapi Radi lagi dan lagi.

Radi mengangkat alis. “Ketahuan, ya?” ledek laki-laki hingga Yesha semakin kesaal

Yesha mendengus. “Saya nggak suka ditanyain hal pribadi. Kayaknya ga harus segala hal saya kasih tau dokter”

“Saya dokter kamu,” balas Radi cepat. “Ngomongin paru-paru dan kebiasaan buruk kamu itu bagian dari pekerjaan saya. Jadi, tenang, bukan modus.”

Yesha tak bisa menahan senyum tipis. Tapi buru-buru disembunyikannya. Laki-laki itu menyebalkan tapi juga lucu dalam waktu yang bersamaan.

Radi menangkap itu. Dan tanpa sadar, merasa puas. Gadis itu sepertinya memang nyaman dengan nya tapi ia balut dengan wajah sok cueknya.

Dia tidak tahu sejak kapan ia jadi menantikan Yesha datang. Padahal gadis ini jelas lebih suka menggigit ketimbang basa-basi. Tapi mungkin... justru itu yang bikin Radi penasaran.

Banyak pasien manis. Banyak yang ramah. Tapi Yesha?

Yesha seperti teka-teki: dingin, tajam, tapi tetap datang berkali-kali. Dan setiap kedatangannya membuat Radi merasa seperti sedang mengobati sesuatu yang jauh lebih sulit dari asma: hatinya sendiri yang mulai tidak rasional.

Dan parahnya?

Dia mulai suka rasa itu. Ia bahkan sering memeriksa dirinya sendiri,  apakah ini gejala penyakit atau semacamnya namun nihil ia begitu sehat dan sangat sehat.

"Loh, kamu belum pulang Zel? Bukankah seharusnya kamu sudah pulang sejak 2 jam yang lalu?" Tanya mbak Mia rekan kerja Zely yang kebetulan memang sudah jadi tekan dekatnya.

Yap! Zely memang cepat pulang tepat pukul 3 namun sampai kini sudah jam 5 ia masih setia duduk di kursi tunggu atau  sering juga digunakan oleh pembeli bunga ditoko itu.

Alka mungkin pulang sore atau bahkan larut,ia tidak enak hati untuk memberitahu Alka kalau ia sebenarnya pulang sangat cepat, gadis itu menunggu Alka dengan hati yang semangat. Kenapa yah kalau disaat kita sedang bahagia dan tidak sabar menunggu bahkan tidak semengesalkan itu.

"Iya mbak heheh, lagi nungguin jemputan."

"Ciee dijemput suami yah!"

Mia sudah tau kalau Zely ini telah menikah namun Zely tidak pernah terbuka dengan suaminya,  ia tidak ingin orang lain tau dan Alka akan malu nantinya.  Zely harus bisa menjaga nama baik suaminya.

"Heheh iya mbak,"

"Kalau begitu mbak duluan yah, kamu gapapa mbak tinggal sendiri? Mbak ada urusan soalnya mau nganter makan Jef nanti dia kesel kalau mbak telat."

"Boleh mbak gapapa, hati hati yah mbak."

Mia menutup toko dan meninggalkan Zely disana, Mia sebenarnya hanya iseng dan gabut membuka toko bunga itu eh ternyata rame. Dan karyawan nya hanya Zely seorang diri. Ia tidak berniat untuk memperbesar toko itu, karena ia tidak ingin membuat hobby nya menjadi sesuatu yang melelahkan.

Zely sendiri disana menatap jalanan yang ramai, hari sudah mulai gelap gulita dan benar saja sampai kini pukul 8 malam Alka belum juga datang menjemput nya.

Katakan saja ia sangat bodoh karena menunggu ber jam jam lamanya, laki-laki adalah laki-laki sibuk yang dunianya bukan hanya Zely atau bahkan Zely tidak termasuk ke dalam dunianya.

Ia seharusnya tidak berharap dan langsung merasa senang karena dijanjikan akan dijemput,kenapa sadar diri sangat sulit untuk ia lakukan? Berharap dan merasa diperdulikan seharusnya ia buang jauh dari dirinya.

Zely menatap pelan langit yang sudah mulai mendung, ia bangkit dan berjalan pelan menyusuri jalan.

"Biasanya juga bisa pulang sendiri,kenapa tiba-tiba ingin naik level berharap dijemput? Ayolaj Zely sejak kapan kamu mulai tidak tahu diri?"

Gadis itu membenci dirinya karena kembali bersikap tidak wajar, ia benar-benar sudah mulai hilang akal juga hilang jati diri. Sejak awal Alka sudah membatasi diri kenapa Zely goyah hanya karena laki-laki tersenyum dan berbasa basi?.

"Kamu harusnya sadar, mas Alka baik karena ia memiliki hati nurani. Jangan jadikan ja terlihat jahat karena harapan gilamu Zely."

Gadis itu mengusap air matanya kasar dan berjalan lebih cepat kearah terminal.

Panggilan masuk dan ternyata itu dari Alka, laki-laki itu menelpon dengan panggilan sebanyak dua kali.

Zely mengangkat panggilan ketiga saat ia sudah mengusap air matanya dan menetralkan suaranya.

"Dimana kamu? Mas menunggu dirumah sampai kini kamu belum juga pulang."

Deg

Alka lupa?

Air mata Zely semakin jatuh deras,ternyata ia memang tidak sepenting itu untuk Alka. Laki-laki itu melupakan janji nya dan kini balik bertanya.

"Hiks,,"

Zely tak kuasa menahan tangis, ia tahu ia tidak berhak kecewa tapi tetap saja ia tidak bisa menahan sakit di dada nya.

Gadis itu membisukan panggilan saat ia menangis dan itu membuat Alka khawatir juga bertanya tanya.

"Kenapa dibisukan? Dimana kamu? Atau perlu mas jemput?"

Bisa-bisanya bahkan saat ia mengatakan kata itu, ia tidak ingat dengan janjinya.

"Sebentar lagi sampai mas, maaf karena terlambat pulang. Ada urusan tadi mas, kalau begitu saya matikan yah mas."

Zely mematikan sambungan dan ia menangis dijalan itu, hatinya pilu dan dadanya sesak. Untuk kesekian kalinya ia kembali membenci dirinya karena berharap lebih saat ia tidak dalam keadaan yang pantas.

"Gadis bodohh! Kamu menangis karena kebodohan mu sendiri. "

...🎀Bersambung 🎀...

Aelahhh naapa pake lupa segala Alka, tuh anak dah nungguin berjam jam malah nanya kenapa belom balik. Sehat situ? Aduhh gregettt busetdahhh.

Jangan lupa like komen dan votenya wan kawan.

See you guyss🫶

1
partini
hubungan mereka abu abu
aku
sape naroh bawang jahat dpn mata woey!!! perih nih!! 😭😭😭
Penulis kentang🍠: 😭😭😭😭😭
total 1 replies
kalea rizuky
ayo donk ka jangan gengsi sebelum zely pergi lo
kalea rizuky
jangan jatuh hati dluan zel nanti sakit wong dia kulkass
Penulis kentang🍠: Bener bangettt☺️
total 1 replies
partini
aku suka orang ketiga cowok ,,karena apa karena jarang sekali di novel tuh ada Thor , kebanyakan ulet bulu
ini beda 👍👍👍👍
Penulis kentang🍠: aaa makasiii kak, pantengin terus yaaaa🫶❤️
total 1 replies
partini
mau gimana lagi ya emang kamu bodoh namay jg rasa cinta ya gitu
partini
zel mending benteng in hati mu mulai sekarang takutnya sakita Ampe ulu hati jantung dan paru-paru ,,biar dia yg mencintai zel ,,di cintai tuh lebih baik dari pada mencintai, mencintai nyesek sediri
Penulis kentang🍠: realllll, kalau kita kecintaan kita yang bakal rugiii
total 1 replies
partini
🤭🤭🥰
Penulis kentang🍠: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!