Langkah Bersama Bintang

Mochamad Irwan Prayitno

Putri Maya Baskoro

" Hah.. ha-hari ini bang..?!" Ucap Maya terbata-bata.

" Iya sayang.." jawab Irwan sambil tersenyum.

" Emang ga bisa ditunda Minggu depan gitu...?!" Tanya Maya mulai merajuk.

Irwan yang melihat hal itu pun dibuat kaget, karena tidak seperti biasanya Maya manja bahkan sampai merajuk padanya.

" Bisa sih tapi sebelum Abang berangkat ke Jakarta, Abang harus ketemu sama rekan kerja Abang dulu.." ujar Irwan sambil mengusap lembut pipi Maya dan menatapnya dalam.

" Ya udah Minggu depan aja kalau gitu berangkatnya jangan hari ini, baru juga dua hari kemarin pulang sekarang udah mau pergi lagi...!" Ucap Maya kesal bibirnya sudah mulai maju beberapa sentimeter dari biasanya.

Ketika mendengar hal itupun pada akhirnya Irwan pun tidak menahan tawanya lagi, karena terlalu lucu baginya ekspresi wajah sang pujaan hatinya.

" Kakak..tumben banget kaya gini.." goda Bu Henny sambil menyenggol lengan Maya yang masih setia dengan wajah yang cemberut.

Pak Indro pun ikut menyenggol lengan putrinya itu sampai-sampai sang kakak pun ikut menggoda sambil mencubit hidung Maya dengan gemas.

" Pokoknya aku ga mau tahu, Abang harus berangkat Minggu depan kalo engga jangan temuin aku..!" Ucap Maya sambil menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.

" Waduhhhh....!" Dengan kompak mereka menjawab.

" Kamu jangan gitu dong dek.." bujuk Ayu.

" Auh ah gelap..!" jawab Maya singkat dan langsung beranjak dari duduknya lalu bergegas masuk ke kamarnya.

" Dek...! tungguin dulu dong sayang Abang mau jelasin sesuatu sama kamu..!" Ucap Irwan namun tak digubris oleh Maya.

" Sepertinya harus nak Irwan sendiri yang turun tangan untuk membujuk Maya, karena sangat sulit bagi kami untuk membujuknya..!" terang pak Indro.

Irwan pun mengangguk faham, lalu ia berusaha berpikir keras bagaimana cara untuk membuat hati Maya kembali luluh.

" Lebih baik nak Irwan susul saja Maya, kedalam kamarnya kalo tidak salah ayah masih punya kunci cadangan untuk kamar Maya.. iya kan yah..?!" Tanya Bu Henny pada pak Indro yang langsung di angguki oleh pak Indro sendiri.

Irwan merasa lega karena masih ada harapan untuk meluluhkan hati sang kekasihnya, ya walaupun itu sedikit sulit tapi dia yakin jika dirinya bisa. " Kalo begitu, jika ayah berkenan saya meminta kunci cadangan kamar Maya, ingat yah kamar Maya bukan kamar pak RT.." ucap Irwan sambil diselingi candaan membuat seisi rumah menjadi menghangat.

" Tentu nak Irwan.. tunggu sebentar ayah ambilkan terlebih dahulu kuncinya...!" jawab pak Indro sambil melangkah menyusuri setiap laci-laci lemari yang ada didalam kamarnya.

Irwan pun mengangguk, sambil menunggu pak Indro kembali Irwan sempat berbincang-bincang dengan Bu Henny dan Ayu tentang hubungannya dengan Maya seperti apa perkembangan nya.

" Bagaimana perkembangan hubungan nak Irwan dan Maya apa ada sesuatu yang membuat Maya tidak nyaman atau ada kesalahpahaman..?!" tanya Bu Henny membuka percakapan.

" Alhamdulillah Hubungan saya dengan dek Maya cukup baik Bun, hanya saja baru kali ini saya melihat dia merajuk tidak seperti biasanya, karena biasanya dia itu orang nya sangat cuek sekali tidak manja atau memiliki masalah yang rumit dengan saya...!" Jelas Irwan sambil sesekali ia menyeruput kopi nya.

" Nak Irwan ini kunci cadangan nya...! " ucap pak Indro sambil memberikan sebuah kunci cadangan pada Irwan.

" Makasih yah..kalo gitu saya izin masuk ke kamarnya dek Maya do'anya Yah,Bun dan kak Ayu semoga dek Maya mau dibujuk dengan baik.." Ucap Irwan meminta izin kepada Pak Indro dan Bu Henny juga Ayu.

" Iya nak silakan.. pasti kami do'a kan semoga Maya mau dibujuk dengan baik", padahal dia ga pernah kayak gini, ini baru pertama kalinya dia merajuk..!" jawab Bu Henny.

Irwan pun mengangguk lalu mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar yang ditempati oleh Maya yang sekarang tengah mengurung diri di dalam sana.