NovelToon NovelToon
Dia Milikku

Dia Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Caca99

Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.

Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.

Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Satu Kamar

Dengan terus menggerutu akhirnya Meldy dan Danial sampai dikediaman Mahendra bertepatan dengan Dea dan Melvin yang ternyata juga ikut datang ke sana.

"Loh kak Melvin?." Tanya Meldy, dia tak tau kalau Melvin juga akan ikut. "Kakak juga kesini?."

"Iya, tadi kakak dikasih tau Dea, katanya tante Kanaya ngundang kita buat makan siang. Makanya kakak kesini barengan sama Dea." Jawab Melvin.

"Tau gitu mending tadi Meldy berangkat sama kakak sama kak Dea aja." Meldy masih melirik kesal kearah Danial.

"Cukup ngedumel nya, nanti mulut lo makin maju, ayo masuk." Danial merangkul bahu Meldy.

"Iiih, si mesum ini."

"Diam lo sikopat." Danial tetap tak melepaskan rangkulannya.

"Maklum aja lah Vin, pengantin bocil kerjaannya emang ribut mulu." Dea kemudian mengajak Melvin masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum." Keempat remaja itu mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam. Ayo langsung duduk aja." Sambut bunda Kanaya dari ruang makan. Dia sedang sibuk menata makanan diatas meja makan.

"Langsung makan nih bun?." Tanya Dea mengambil posisi.

"Iya dong, pasti lapar kan?."

"Lapar banget bun." Dea mulai mengambil sepiring nasi begitu juga dengan Melvin.

"Lo mau apa kak?." Tanya Meldy, dia ingat ajaran bunda Kanaya untuk mengambilkan nasi buat suaminya.

"Apa aja deh." Jawab Danial, memberikan piringnya kepada Meldy.

"Enak ya yang punya istri, nggak perlu repot-repot ambil nasi sendiri." Celetuk Dea.

"Mau juga lo? Nikah makanya." Ledek Danial.

"Halah, paling Meldy kepaksa aja ngambilin lo nasi, sebenarnya malas banget kan Mel?."

"Tau aja kak Dea." Jawab Meldy dengan suara yang dipelankan.

"Sudah sudah, lanjut lagi makannya. Melvin tambah lagi nak nasinya." Bunda Kanaya menambahkan satu sendok nasi lagi kepiring Melvin.

"Udah tan, Melvin udah kenyang." Tolak Melvin, tapi apa boleh buat nasi itu sudah berada diatas piring nya.

"Sedikit aja, kamu harus makan banyak. Katanya kamu udah mulai belajar diperusahaan ya?." Tanya bunda Kanaya, yang tau dari papa Edgar.

"Iya tan, belajar sedikit-sedikit." Jawab Melvin.

"Nggak apa-apa, lagian kan kalian masih sekolah. Belum bisa dikasih beban berat seperti itu. Pelan-pelan aja."

"Iya tan, palingan cuma dokumen-dokumen kecil aja. Yang lainnya masih ditangani sama om Samuel."

Makan siang kali ini diiringi dengan obrolan-obrolan ringan, dan berakhir bunda Kanaya meminta mereka untuk nginap. Bukan cuma Meldy dan Danial, tapi juga dengan Melvin.

Tapi Melvin menolak dengan alasan ada tugas sekolah yang akan dia kerjakan untuk besok dan tidak membawa bukunya. Sehingga setelah makan siang itu Melvin pamitan untuk pulang.

"Kalian berdua nginap kan?." Tanya bunda Kanaya kepada sepasang suami istri itu.

"Iya bun, kita nginap kok." Jawab Danial, paling nggak bisa menolak permintaan sang bunda.

"Kak, gue tidur sama lo ya." Ucap Meldy, tak mungkin kan dia tidur satu kamar dengan Danial, yang benar saja.

"Sorry Mel, bukannya nggak boleh. Tapi besok gue ada ulangan. Gue nggak bisa fokus kalau ada orang lain dikamar." Ucap Dea.

"Kalau gitu kamar lain aja deh."

"Kamar tamunya lagi diperbaiki sayang." Ucap bunda Kanaya. Sebenarnya ini adalah akal-akalan bunda Kanaya dan Dea, mereka yang merencanakan agar Meldy dan Danial tidur satu kamar.

"Yaaah, buun." Meldy menatap bunda Kanaya dengan tatapan mengiba.

"Mau tidur sama bunda? Boleh, tapi ditengah-tengah."

"Dadah kakak ipar ku tersayang." Sebelum melangkah pergi kekamar nya, Dea mengecup pipi Meldy. "Selamat bersenang-senang." Ledek Dea.

"Udah istirahat sana, bunda mau ke rumah sakit sebentar ada pekerjaan." Bunda Kanaya juga ikut meninggalkan pasangan suami istri itu.

"Habis lo malah ini." Bisik Danial ditelinga Meldy.

"Awas aja kalau lo berani macam-macam." Meldy mengacungkan tinju nya.

"Lo pikir gue takut." Danial masuk kedalam kamarnya.

"Iiiihhh, kenapa harus nginap sih. Tau gitu gue juga alasan kayak kak Melvin tadi." Gerutu Meldy, ikut masuk kedalam kamar Danial.

"Pinjam baju Dea sana, lo kan nggak bawa baju ganti." Ucap Danial, dengan santainya membuka seragam sekolahnya dihadapan Meldy, lalu mengganti dengan baju kaos biasa.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Meldy kembali keluar kamar untuk meminjam baju Dea.

"Kak Dea, ini gue." Meldy mengetuk pintu kamar Dea.

"Masuk Mel, nggak dikunci kok." Saut Dea dari dalam. "Ada apa Mel?." Tanya Dea.

"Boleh pinjam baju nggak kak, gue nggak bawa baju ganti."

"Ooh, itu lo ambil aja didalam lemari. Yang pintu sebelah kanan ya, karena belum gue pake."

Setelah berganti pakaian, Meldy tak kembali kekamar Danial. Dia ngobrol sebentar dengan Dea. Ya kali dia berduaan dengan Danial disatu kamar yang sama. Membayangkan nya saja Meldy tak sanggup.

°°

Malam hari telah tiba, mereka makan malam bersama dan kali ini lengkap dengan papa Edgar. Tak ada yang istimewa, mereka makan malam layak nya keluarga pada umum nya. Diselingi obrolan dan candaan sampai beralih keruang keluarga. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, jadi mereka memutuskan untuk istirahat dikamar masing-masing. Begitu juga dengan sepasang suami istri itu.

"Lah gue tidur dimana dong?." Tanya Meldy, nggak mungkin kan dia satu kasur dengan Danial. Mungkin saja sih....

"Ya di kasur lah."

"Sama lo? Nggak nggak nggak." Meldy menggeleng.

"Ya terserah, lo bisa tidur dilantai. Kalau gue sih mending di kasur yang empuk ini." Danial langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur.

"Lo lah yang tidur disofa." Meldy mencoba untuk bernegosiasi.

"Enak aja, kalau mau lo aja sana."

"Ngalah dong sama cewek."

"Sama lo? Gue ngalah? Ohh no. Kalau gue tidur disofa yang ada besok bangun pagi badan gue remuk-remuk tau nggak."

"Ya trus? Badan gue nggak gitu?."

"Mana gue tau. Kalau mau tidur disini." Danial menepuk kasur disamping nya. "Kalau nggak, ya udah. Biar gue aja sendiri yang menikmati kasur empuk ini."

"Ya minggir dong." Meldy mendorong tubuh Danial agar kepinggir, ya kali dia tidur disofa.

"Katanya nggak mau satu kasur sama gue."

"Terpaksa." Ucap Meldy, mengambil sebuah guling dan bantal lalu meletakkan ditengah-tengah. "Jangan lewati batas."

"Aturan dari mana? Ini kamar gue, ya terserah gue lah."

"Aturan dari gue."

"Siapa lo?."

"Meldy."

"Heh." Danial merubuhkan batal pembatas, memiringkan tubuhnya kearah Meldy. "Kalau gue lewatin batas, atau gue pegang tangan lo, atau gue cium lo nggak dosa kan?."

"Danial......." Kesal Meldy.

"Iya iya. Tidur gih." Danial kembali menelentangkan tubuh nya dan memejamkan matanya. Sementara Meldy kembali membuat pembatas diantara mereka.

Akhirnya pasutri itu tidur dengan batas guling dan bantal ditengah-tengah mereka. Berdo'a saja supaya pembatas itu tak roboh yaa.....

1
Ritsu-4
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
Eca99: terimakasih support nya🤗
total 1 replies
Alhida
Aduh, hatiku berdebar-debar pas baca cerita ini, author keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!