MINIMAL KOMEN LAHHHH...
Arshlan, seorang murid dari SMA Tanah Abang yang ditemukan tak sadarkan diri dengan kepala yg pecah disebuah gang sempit dekat dg sekolahnya. dan ternyata yg telah menyerangnya ialah sahabatnya sendiri.
Usai kejadian itu terjadi sang sahabat bersama keluarganya menghilang dari kota dan diduga kabur dari kejaran polisi.
Saat Arshlan di larikan ke rumah sakit dokter telah mengusahakan untuk menyelamatkan nya, tetapi takdir berkata lain.
Ingin tahu lanjutannya?
yuk baca bersama di "Novel SYSTEM PENGUASA DAN BALAS DENDAM" karya Scorpio hanya di Noveltoon-Mangatoon
NOTE: NOVEL INI ADALAH LANJUTAN DARI AKUN PERTAMA KU YAITU "0701:)"
JADI KALAU ADA NOVEL YG SAMA SELAIN DI AKUN INI DAN "0701:)" ITU ADALAH JIPLAKAN DAN AKAN TERKENA SANKSI!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Scorpion's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 :"Amelia Fransisca"
Di sebuah kelas di sekolah menengah atas Tanah Abang, terlihat lah seorang pemuda yg digerumbuli oleh banyak murid.
Pemuda itu tidak lain adalah Arshlan yg sedang mencoba untuk menenangkan para teman temannya yg ingin meminta bantuan terkait pelajaran yg tak mereka mengerti.
"Teman teman tolong berhentilah," Ucap seorang pemuda berteriak karena melihat teman temannya dengan ganas mengerubungi Arshlan bak pasukan semut yg menemukan gula batu.
"Eh ketua." Ucap beberapa siswa sambil cengar cengir setelah menyadari apa yg mereka perbuat.
"Kalian ini jangan begitu, setidaknya mengantrilah agar Arshlan tak kelagaban seperti ini." Ceramah pemuda itu yg dipanggil ketua kelas itu pada teman temannya yg beberapa mulai menjauh dari Arshlan.
"Disini aku adalah ketua kelasnya, jadi hak ku yang pertama bertanya pada Arshlan dahulu baru kalian." Ucap ketua kelas itu sambil tersenyum penuh kemenangan.
Sedangkan beberapa teman sekelasnya yg tadinya merasa bersalah langsung menatap kesal sang ketua.
Tanpa aba aba para teman sekelasnya tadi langsung saja kembali mengerubungi Arshlan, bahkan ada yg secara sengaja menubruk badan ketua kelas hingga terjatuh di lantai.
"Hei kalian semua, ada apa ini ribut ribut hah?" Teriak seorang guru wanita dengan perawakan gemuk sambil memegang penggaris kayu pada segerombol murid asuhnya.
"Eh ada bu Rini tuh.." Ucap seorang pemuda yg langsung saja membuat para siswa lain secara tak sadar langsung berlari terbirit birit kembali ke meja duduk nya.
"Katakan ada apa ini?!" Tanya Bu Rini lagi sambil memelototi para siswa di depannya yg langsung menunduk.
"Jawabb!!" Teriak Bu Rini lagi yg membuat para siswa semakin menunduk dalam.
"Maaf bu sebelumnya, sebenarnya tadi para teman teman hanya meminta ajar beberapa soal matematika dan pelajaran lain pada Arshlan.
Namun karena banyaknya anak yg meminta ajar, maka kami pun berlomba lomba untuk meminta ajar ke Arshlan karena takut tak kebagian waktu." Ucap sang ketua kelas menjelaskan walaupun dengan tubuh bergetar karena rangking takutnya.
"Apakah itu bukan bualan kalian untuk membully teman kalian?" Tanya Bu Rini lagi sambil memandang para murid lain.
"Tidak bu, kami hanya meminta saran dan bantuan dari Arshlan saja." Ucap para murid menjawab, sedangkan Arshlan hanya bisa diam tak tahu mau ngomong apa.
"Arshlan, Apakah yang mereka katakan itu benar?. Tidak usah takut untuk jujur" Ucap Bu Rini pada Arshlan dengan suara yg sedikit melunak.
"Tidak bu, apa yg mereka katakan benar. Toh di kelas ini juga ada CCTV yg bisa digunakan untuk bukti juga." Ucap Arshlan akhirnya karena ia juga merasa kasihan pada teman temannya itu.
"Ya sudah ya sudah, baiklah ibu ingin mengumumkan sesuatu ke apa kalian." Ucap Bu Rini sambil meletakkan penggaris kayu yg ia pegang ke tempatnya.
"Ibu ingin memperkenalkan pada kalian siswa baru yg akan menemani kalian selama 1 bulan 1 tahun kedepan." Ucap Bu Rini yg membuat para siswa heran.
"Siswa baru ini berasal dari luar negara dimana negara itu merupakan salah satu negara penghasil generasi muda unggulan." Ucap Bu Rini lagi.
"Apakah dia berasal dari negara Macanpura itu Bu?" tanya salah satu siswa, karena di sana lah dikenal sebagai penghasil anak muda unggul karena sistem pendidikan disana ketat.
"Ya itu benar jadi, nak silahkan masuk dan perkenalkan diri mu pada teman teman mu," Ucap Bu Rini mempersilahkan.
Dari pintu keluarlah sesosok gadis cantik yg langsung membuat Arshlan terkejut, bukan karena kecantikannya namun paras tak asing itu lah yg membuat Arshlan terkejut.
"Bukankah dia yang tadi pagi meminta menikah denganku?" Tanya Arshlan pada dirinya sendiri.
Mengingat kejadian itu hampir saja membuat Arshlan terbahak bahak karena merasa lucu.
"Perkenalkan saya Amelia Fransisca, saya biasa dipanggil Amel." Ucap Amel memperkenalkan diri.
"Halo Amel..." Ucap murid murid serempak menyapa.
"Mohon bantuannya selama saya di sekolah ini, terimakasih." Ucap Amel lagi.
"Baiklah, sebelum itu apakah kamu kenal dengan salah satu siswa di kelas ini?" Tanya Bu Rini.
Mendengar itu Amel pun melihat satu persatu siswa di depannya dengan teliti.
Saat pandangannya sampai di tempat Arshlan, ia pun tiba tiba terdiam dengan wajah yang agak memerah.
"Kamu kenal Arshlan nak Amel?" Tanya Bu Rini saat melihat tiba tiba Amel terdiam saat menatap Arshlan, begitu pula Arshlan yg tersenyum saat di pandang Amel.
"I-itu..."
"Baiklah mumpung meja didepan Arshlan juga kosong, maka silahkan duduk di sana." Ucap Bu Rini tiba tiba memotong ucapan Amel.
Akhirnya mau tak mau Amel pun berjalan ke arah meja di depan Arshlan sambil menundukkan kepalanya karena malu.
Arshlan saat melihat Amel mendekati meja di depannya, Arshlan pun menarik tempat duduk di depannya agar bisa di duduki oleh Amel.
"Ars, kamu ada hubungan apa dengan anak baru itu?" Tanya seorang pemuda yg duduk nya di sebelah kanan Arshlan.
"Kamu tanya saja pada nya." Ucap Arshlan sambil tersenyum misterius.
"Yee tau aja yang cantik kamu ternyata, padahal ku kira kamu gay karena dulu tak pernah dekat dengan gadis manapun." Ucap pemuda itu sambil mengejek.
"Yang belakang jangan ramai terus, kalau tidak sini maju gantikan Ibu." Ucap Bu Rini yg membuat pemuda tadi langsung diam.
Bu Rini merupakan guru mata pelajaran Kimia, ia biasa diberi julukan sebagai Killer atau pembunuh karena sikapnya yg tegas dan disiplin.
Ia tak segan segan akan memberi hukuman pada siswa yg terbukti bersalah.
"Baiklah anak anak silahkan yg bersedia maju dan jawab soal yg ibu berikan." Ucap Bu Rini pada siswa siswa nya.
para siswa yg tadinya sedikit riuh langsung saja diam dan sibuk menulis, entah menulis apa dia.
"Loh kok diam semua ini?" tanya Bu Rini karena para siswa nya malah diam saja, ia pun menoleh ke arah Amel.
"Amel, apakah ibu bisa minta bantuan kepada kamu?" tanya Bu Rini pada Amel yg langsung gelagapan.
Melihat jika sepertinya Amel masih belum terlalu percaya diri, Arshlan pun menyodorkan buku catatan nya sambil berbisik.
"Majulah sayang, jangan buat calon suamimu malu." Bisik Arshlan pada Amel yg wajahnya langsung memerah.
"Arshlan jangan menggoda Amel saja." Ucap Bu Rini karena melihat wajah Amel yg telah bersemu merah.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
jangan tidur yooo...!!!