Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.
Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.
Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.
Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Jahat Lilith
Sesampainya di luar istana, Raipope melihat sekitar tanpa heran. Banyak iblis-iblis rendahan yang berkeliaran. Bahkan ada 2 iblis yang berdiri tegak di pintu istana, bertugas untuk menjaga dari penyerangan. Saat melangkah lebih jauh lagi, tercium aroma terbakar ke hidung Raipope. Hal seperti itu sudah biasa terjadi di negeri bayangan.
"Sudah bertahun-tahun tahun sejak Lewis meninggalkan Dark Dicepratops. Kini aku merasa seperti kehilangan arah," pikir Raipope.
Dia kemudian mengepakkan sayapnya lalu terbang menjauh dari negeri itu kearah hutan yang dekat dengan hutan sihir ras elf. "Ada baiknya aku ke hutan lagi untuk menenangkan diri."
Tampak sosok iblis bersayap seperti kelelawar sedang menyendiri di hutan. Dia duduk santai di batang pohon besar. Keheningan malam yang membuatnya merasa nyaman. "Raipope, seperti kau menginginkan lagi momen dimana kita bekerja sama."
Disaat yang sama, Lilith nampaknya sedang bersantai di perpustakaan. Kursi miliknya memberi kenyamanan yang membuat hatinya bernyanyi-nyanyi. Yang menemani Lilith hanyalah sebatang lilin dan sebuah buku tebal. Namun perasaan senang itu tak berlangsung lama karena terdengar suara ketukan pintu. "Tok. Tok Tok."
"Aku mau masuk, ada yang ingin aku bicarakan." Suara dibalik pintu terdengar jelas bahwa itu suara Helena.
Lilith mengangkat tangannya lalu seketika pintu itu terbuka dengan sendirinya. "Apa yang ingin kau bicarakan dengan ku?" tanya Lilith. "Terima kasih telah mengizinkan ku masuk." Helena mulai melangkahkan kaki memasuki ruangan.
"Kau percaya tidak pada perkataan Lucent?" Lilith berucap demikian sebelum Helena menduduki kursi yang berada di depan nya.
"Sebenarnya yang dikatakan Lucent agak masuk akal," balas Helena. Dia kini duduk lalu melanjutkan perkataannya. "Aku sempat berfikir, bagaimana jika jalan ramalan itu terjadi adalah karena kita menganggap anak itu mati."
"Kau memikirkan apa yang aku pikirkan. Sayangnya yang tahu persis seperti apa ramalan itu hanyalah Lewis." Buku yang tadi Lilith baca kini disimpan di meja.
"Ironisnya Lewis berkhianat dan tak mungkin kembali lagi ke sisi Dark Dicepratops. Keberadaannya pun tak diketahui pasti."
"Jika waktunya tiba, Lewis akan ku hancurkan," ucap Lilith. Tangannya diangkat lalu mengepal keras.
"Ohh iya. Yang ingin aku tanyakan adalah, apakah kau yakin kita berdua bisa menginvasi akademi sihir?"
"Kau jangan khawatir! Kelihatan kau tak yakin Helena, padahal aku punya rencana kau tahu..." ucap Lilith. Wajahnya mulai terlihat santai
"Apa rencana mu?"
"Aku akan menggunakan pion."
"Lalu, bagaimana dengan keamanan disana? maksudku kau tahu kan ada sihir pendeteksi energi negatif?"
"Aku sudah memperhitungkan hal itu. Jangan kau pikir akademi seperti tidak memiliki kelemahan! Jangan kau pikir kita tak punya celah untuk mengalahkannya!"
"Baiklah aku percaya kan padamu. Lalu untuk invasi ke negeri Tudor bagaimana? Apakah untuk invasi ke Tudor tidak ada rencana?"
"Langkah terbaik dalam menghancurkan negeri Tudor adalah dengan membantai habis pasukannya dulu. Semua anggota Zeyynmaloth jika sudah dikalahkan akan membuat King Mizaliott lemah."
"Ohh aku mengerti. Sang raja pasti akan bersembunyi dengan sihirnya sampai semua pasukannya kalah."
"Yap, itu benar, aku yakin raja akan cukup sulit untuk dikalahkan. Tetapi aku telah membuat ramuan yang membuat kekuatan iblis meningkatkan drastis. Itu nantinya akan diminum Lucent saat berhadapan dengan King Mizaliott."
"Aku pikir strategi seperti itu tak akan berhasil."
"Kenapa?"
"Kurasa kau terlalu meremehkan pasukan Zeyynmaloth."
"Aku tak meremehkan. Lagian juga memang Zeyynmaloth yang sekarang ini lemah banget. Kau tahu, Pietro telah gugur dalam perang, dan marshal pun beralih. Nahh, Marshal yang baru sangatlah lemah kau tahu..." ucap Lilith. Nadanya benar-benar meremehkan marshal yang baru.
"Yahh... baiklah, terserah kau saja. Aku ada 1 pertanyaan lagii... kapan waktu pastinya kita menginvasi?"
"Kau akan melihat kehancuran negeri Tudor dan juga akademi sihir besok."
"Apa? Jadi kita akan invasi akademi sihir besok?" tanya Helena dengan terkejut. Tanpa sadar dia jadi berdiri dan kedua tangannya menggebrak meja.
"Caramu terkejut seolah aku asal menyerang. Percayalah Helena, kita akan segera merayakan kemenangan dalam invasi kita ini."
"Apa kau yakin?" tanya Helena memastikan. Dia duduk lagi dan mulai bersikap tenang.
"Umurku sudah 420 tahu. Jadi jangan kau menganggap ku seperti bocah yang asal nyerang."
"Bukan itu yang aku pikirkan. Aku hanya takut jika harus berhadapan dengan Profesor Garry."
"Jujur saja aku sedikit takut dan kagum pada Profesor Garry. Dia bukan hanya kepala yayasan akademi sihir. Dia merupakan manusia yang telah menyatu dengan sihir. Bayangkan saja, manusia umumnya hanya sanggup menguasai 1 sihir Mystic. Lahh profesor Garry malah bisa menguasai 10 sihir Mystic bahkan dia lah yang menciptakan semua sihir Mystic yang ada."
"Kau bercanda?" Mendengar perkataan Lilith seperti itu membuat Helena tak habis pikir.
"Aku serius."
Seketika kesunyian pun menyelimuti telinga mereka. Keduanya terdiam sejenak. Tampak wajah Helena menunduk seolah pikirannya sibuk karena pekerjaan.
"Kuberi tahu kau..." ucap Lilith memecah keheningan. Tampak Helena mengangkat wajahnya dan mulai memperhatikan lagi Lilith. "Sebenarnya aku sudah punya pion yang akan membela kita di akademi sihir."
"Pion?" Helena bertanya memastikan. Dia tahu bahwa mustahil bisa mengendalikan manusia karena di akademi sihir ada penangkal energi negatif.
"Kau benar. Pion kali ini berbeda karena dia mau membantu kita itu berkat hatinya yang jatuh. Bisa dibilang kita tak memasukan Dark Energy apapun tapi dia mau membantu kita."
"Ohh... hahahah... aku mengerti, kurasa dia sedang putus cinta lalu putus asa hahahah..." canda Helena.
"Kau tahu, berkat anak itu. Aku mendapat informasi bahwa Profesor Garry akan meninggalkan dulu akademi karena ada urusan."
"Jadi yang membuat kau ingin menyerang besok karena tak ada Profesor Garry ya?" tanya Helena. Nadanya terdengar seperti ejekan.
"Hei Helena, walau banyak guru-guru hebat dan murid-murid berbakat. Itu tak akan merusak rencana kita. Yang menjadi halangan kita hanyalah Profesor Garry kau tahu?" ucap Lilith. Dia tak suka diejek walau sebenarnya memang dia takut pada Profesor Garry.
Beralih pada akademi sihir suasana malam hari. Tampak Guinevere dan sahabat sahabatnya seperti Lily, Henny, dan Penny berkumpul dalam ruangan dimana hanya ada mereka dan meja bundar. Tampak dihadapan mereka ada teh panas yang menambah kehangatan kebersamaan.
"Guiny, apa kau merasa bahwa sikap Don akhir-akhir ini sangat aneh?" Penny memulai gosip.
"Yang aku lihat perbedaannya cuma pada langkah dia yang tak lagi mendekati ku sama sekali. Aku merasa beruntung karena telah menolak cintanya," balas Princess Guinevere dengan wajah santai, tangannya pun diangkat lalu meminum teh.
"Yang aku lihat dari Don yang sekarang adalah dia jadi orang yang sangat kasar," ucap Henny.
"Bukan itu yang ku maksudkan, si Don kelihatan punya rahasia. Dia seperti melakukan perjanjian dengan Dark Dicepratops," ucap Penny. Tak terlihat wajah bercanda dari Penny.
"Apa? Kau bercanda?" ucapan itu berasal dari mulut Guinevere, Henny, dan Lily.
"Kau harus percaya padaku! Aku benar-benar yakin dia melakukan perjanjian dengan iblis," pinta Penny. Dia menempelkan tangannya di bahu Guinevere.
"Baik... baik... aku percaya. Tapi apa yanh membuatmu se yakin itu?" tanya Guinevere. Tatapannya memasuki mata Penny dalam-dalam.
"Aku sering melihat akhir-akhir ini dia sering pergi ke hutan sendirian. Dia keluar akademi sihir pada malam hari dan saat tak ada seseorang yang memperhatikannya."
"Sungguh mengejutkan, bagaimana kalau kita manti buntuti dia?" tanya Lily.
"Ayo," balas singkat Guinevere.
"Aku masih tak habis pikir, kok bisa ya orang yang punya wajah polos rupanya punya rahasia kotor," ucap Henny. Tangannya menyentuh dagu.