Dahlia'S Deadly Trail { Jejak Maut Dahlia }

Crish tersenyum dan berjalan selangkah lebih dekat dengan Helena, lalu membungkuk setengah badan nya berkata padanya:

" Bukankah sangat tidak sopan, mengambil nya tanpa mengucapkan terima kasih? Aku yakin kapten Helena kita pasti tahu hal itu kan? "

Helena memutar matanya kesal dan menarik nafasnya, sambil berkata dengan senyum di paksakan. " Terima kasih. Bisakah kau menyerahkan ponsel ku sekarang? "

Saat mengatakan ini, Helena tidak bisa untuk tidak menggertak giginya. Dia sendiri tidak mengerti mengapa pria dingin dan acuh yang ia temui beberapa menit yang lalu, kini berubah menjadi pria tidak tahu malu.

Tapi apapun itu, dia tidak peduli dan hanya ingin mendapatkan ponselnya kembali:

" Dokter Alford tolong kembalikan ponsel ku, bukan tindakan pria baik dengan menahan ponsel seorang wanita seperti ini. "

Crish yang mendengar nya tertawa kecil dan mengangguk mengisyaratkan kalau dia mengerti, tapi alih-alih langsung mengembalikan nya ke Helena. Dia malah membuka ponsel Helena dan mengetik serangkaian nomor di sana, lalu menelpon nomor tersebut dan di waktu bersamaan nada dering ponsel lain terdengar dari saku jas dokter nya.

Mendengar ini, senyum di wajah Crish semakin lebar dan langsung mengembalikan ponsel ke Helena yang sudah kesal dengan tindakan seenaknya.

" Jangan mengerut kening kapten Helena, kau tidak akan terlihat cantik kalau berekspresi seperti itu. Tolong simpan nomor ponsel ku dengan baik dan mari mulai saling menghubungi satu sama lain~ ok? "

Helena tidak menjawab dan hanya mengambil ponselnya dengan marah, lalu berbalik pergi tanpa sepatah katapun.

" Dia sungguh mempesona. " Crish tersenyum dan menggeleng kepalanya tak berdaya, lalu berbalik kembali ke kantor nya.

Ketika ia duduk di kursi kantor nya, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan membuka laci mejanya yang mana di dalamnya terdapat sebuah kotak kecil yang berisikan gantung kunci beruang yang terlihat sudah lama.

Jelas sekali gantung kunci ini setidaknya sudah di simpan selama beberapa tahun. Sangking lamanya, sampai-sampainya warna di gantung kunci itu sudah pudar dan bentuknya tidak sebaru pertama kali di beli.

Namun walaupun begitu, gantung kunci tersebut masih di simpan Crish dengan sangat hati-hati seakan benda itu adalah sebuah benda yang sangat berharga dan tak ternilai harganya.

Memang faktanya, bahwa gantung kunci ini tidak hanya sekedar berharga untuk nya, tapi juga sangat berarti untuk nya. Bagi nya gantungan kunci beruang ini mewakili masa lalu nya yang tidak terlupakan dan sangat indah.

Crish mengambil gantungan kunci ini dan memegang nya di depan matanya, sambil ia berbicara kepada gantungan kunci beruang tersebut seakan makhluk hidup.

" Katakan padaku, kalau ini hanya sebuah kebetulan belaka. Kapten Helena tidak mungkin menjadi dia, kan? Adapun alasan ketertarikan Jasper dan Ethan, pasti bukan karena ini, kan? Hei, tolong katakan sesuatu... " Crish memejamkan matanya dan tersenyum, sambil merasa tindakan nya saat ini sangatlah bodoh.

Dia meletakkan gantungan kunci ini kembali ke kotak nya dan menyandarkan punggungnya, lalu berbalik menatap langit biru yang ada di luar jendela kantor nya dengan tatapan sedikit sedih dan frustasi.

Di sisi Helena saat ini, dia baru saja keluar dari gedung NFS dan berniat akan masuk kedalam mobilnya. Namun sebelum ia bisa membuka pintu mobilnya, tiba-tiba saja ia mendengar seseorang memanggil namanya dari belakang.

Ketika mendengar ini, dia menoleh ke belakang dan menatap terkejut pada pria dengan temperamen dingin yang sedang berjalan ke arahnya.

" Kau... mengapa kau ada disini? "

" Aku dengar kapten Helena ada di NFS, jadi aku memutuskan untuk menyusul mu. Syukurlah kalau aku datang di waktu yang tepat. " Ungkap Jasper dengan sedikit sudut mulutnya yang terangkat naik.

Helena yang mendengar ini segera memijat keningnya dan berkata kepadanya dengan ekspresi lelah: " harus berapa kali aku bilang padamu? Berhenti melakukan tindakan yang tidak berguna seperti ini, aku tidak akan pernah mau mengakui mu sebagai anggota tim ku. Tidak peduli seberapa banyak kau mencoba menjilati ku, aku sama sekali tidak peduli. Jadi tolong berhenti menganggu ku, aku sangat sibuk. "

Setelah mengatakan itu, Helena berbalik dan masuk ke dalam mobilnya. Akan tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi, pintu co-pilot nya tiba-tiba terbuka dari luar dan Jasper tanpa ekspresi masuk, duduk di sana tanpa sedikitpun merasa bersalah.

" Apa yang kau lakukan? " Tanya Helena kesal karena tindakan Jasper.

" Apalagi? Tentu saja mengikuti mu, seperti yang kau katakan. Tidak peduli seberapa banyak aku mencoba menjilati mu, kau tidak akan mudah terbujuk oleh semua rayuan ku. Oleh karena itu aku memutuskan untuk menggunakan teknik lain yaitu menempeli mu sampai kau akhirnya bisa mengakui ku sebagai anggota tim kriminal juga. " Kata Jasper yang memasang sabuk pengaman pada dirinya dan tidak lupa matanya untuk menatap Helena dengan senyuman tipis yang menggoda.

" Kau---" Helena memejamkan matanya dan mulai menyalakan mobilnya sambil berkata dengan tidak berdaya, " Lupakan saja, aku tidak peduli. Terserah kau mau melakukan apa. "

Helena segera mengemudi mobil nya untuk kembali ke kantor polisi, adapun mengapa dia tidak terus berdebat dengan Jasper. Itu semua karena ia tahu, tidak peduli seberapa banyak ia berdebat dengan nya.

Jasper pasti punya seribu alasan untuk membatah dan melawan nya, jadi di bandingkan harus menghabiskan waktu dengan berbicara dengan hal yang sudah pasti seperti ini.

Helena lebih memilih untuk mengabaikan nya dan mulai melajukan mobilnya menuju kantor polisi, akan tetapi di tengah perjalanan mereka untuk kembali.

Tiba-tiba saja Jasper meminta Helena untuk menepi di depan gedung galeri seni dan mengajaknya untuk mengunjungi tempat itu sebentar.

Pada awalnya Helena menolak semua ini dengan alasan dia masih punya pekerjaan lain di kantor nya, tapi setelah Jasper mengatakan kalau di galeri seni ini terdapat sebuah petunjuk untuk kasus tiruan dari pembunuhan Dahlia Hitam.

Helena mulai tertarik dan dengan patuh mengikuti nya masuk kedalam galeri seni, saat keduanya mereka masuk.

Mereka melihat ada banyak pengunjung berpakaian formal di dalam, dan ini membuat pakaian kasual milik Helena serta Jasper menjadi sosok yang paling mencolok di dalam galeri seni yang penuh aura elegan, dan mewah.

" Apa kau yakin ada petunjuk disini? Kau tidak sedang menipu kan? " Tanya Helena yang menatap Jasper curiga.

" Ikuti aku. " Jasper tidak terlalu banyak menjelaskan dan hanya membawa Helena untuk berhenti di sebuah lukisan, yang bergambar beberapa orang sedang menikmati makan malam.

Helena yang di bawa untuk berhenti di sebuah lukisan, tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik Jasper sejenak dan menatap lukisan di depannya yang sepertinya mengambil tema sebuah jamuan makan malam. Dia juga tanpa sadar menurunkan kelopak matanya dan membaca judul lukisan tersebut yang ternyata berjudul [ Perjamuan terakhir. ]

...----------------...

Gift 🌹🌹🌹☕☕☕ VOTE 🎟️ LIKE 👍 KOMEN 💬 FOLLOW

NO SIDER 🚫