NovelToon NovelToon
Labirin Cinta

Labirin Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / CEO / One Night Stand / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bunga Peony

Kesalahpahaman yang terjadi antara Ardan dan Raisa membawa Raisa pada kesalahan satu malam yang tidak dia sengaja.


Awalnya Raisa ingin menutup rapat-rapat rahasia terbesar dalam hidupnya itu dan kembali menjalani hubungan yang harmonis bersama Ardan. Namun di hari pertunangannya dengan Ardan, Raisa harus mendapati sebuah fakta yang mengejutkan.

lelaki yang telah menghabiskan satu malam panjang dengannya ternyata adalah Paman Ardan sendiri. Arthur Morante, adik bungsu dari Papa Ardan.

Apakah Ardan akan memaafkan Raisa atas kebohongan yang Raisa sembunyikan? Apa yang akan Raisa lakukan jika ternyata Arthur justru tak mau melepaskannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Petir di Siang Bolong.

Arthur tersenyum puas melihat laporan anak buah yang dia kirim untuk mengawasi setiap gerak-gerik Raisa. Dari foto dan vidio yang terkirim di ponselnya, Arthur bisa melihat betapa hebatnya pertengkaran yang terjadi antara Ardan dan juga wanita yang dia klaim sebagai miliknya. Akan tetapi ada bagian yang sempat memancing kemarahannya hingga gigi belakangnya sedikit bergemerutuk.

Arthur menyayangkan sikap kasar Ardan yang mendorong Raisa hingga jatuh ke tanah saat pemuda itu marah.

"Masih sama seperti dulu. Tak bisa mengontrol emosi, dasar bocah!" ujar Arthur dengan senyum sinisnya.

Lelaki itu menekan tombol kembali pada layar dan mulai menekan kombinasi angka untuk menghubungi seseorang. Tak sampai lima menit sambungan telpon itu pun terhubung.

"Awasi terus dia. Jangan sampai sesuatu terjadi padanya. Dan kabari jika ada informasi penting lainnya!" titah Arthur tegas tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

Di dalam otaknya sudah tersusun rencana yang rapi untuk mendapatkan pujaan hatinya.

"Baik Tuan," sahut seseorang dari seberang ponsel patuh.

Sambungan ponsel pun putus secara sepihak setelah Arthur menekan tombol merah. 

Pintu besar itu terketuk kuat kemudian terbuka setelah mendapatkan izin dari pemilik ruangan. Alaric masuk dengan membawa beberapa map yang berisi laporan penting yang harus di periksa oleh bosnya tersebut.

Dia meletakkan di atas meja dengan pelan, rapi dan sopan.

"Ini laporan-laporan keuangan yang anda minta, Pak."

Arthur meraih map itu dan membukanya serta memeriksa.

"Maaf Nona, anda tidak boleh masuk begitu saja tanpa izin!"

"Lepaskan aku! Aku harus bertemu dengan Arthur segera karena ini penting!"

Suara keributan terdengar bersamaan dengan pintu yang terbuka. Tampak wanita seksi memaksa untuk masuk ke dalam.

Lelaki berumur tiga puluh lima tahun yang mengenakan seragam satpam itu terlihat bingung dan takut saat matanya tak sengaja beradu pandang dengan bosnya.

"Maaf, Pak. Saya sudah berusaha menahan Nona ini. Tapi Nona ini terus memaksa untuk masuk."

Arthur mengangkat tangannya sebagai tanda agar satpam itu pergi dan meninggalkan wanita itu di tempat tersebut. Tak hanya satpam yang keluar dari ruangan tersebut, tetapi juga disusul dengan Alaric dari belakang.

"Apa maksudmu dengan menutup semua akses kita bertemu. Kamu sedang menghindariku? Kenapa?" cecar Stevani dengan emosi yang meledak.

Sudah hampir seminggu ini dia begitu sulit untuk menemui Arthur, bahkan satpam dan karyawan di perusahaan  itu yang biasanya menaruh rasa hormat padanya tampak terkesan cuek dan membatasinya untuk menerobos masuk.

"Ada perlu apa kamu datang ke sini?" Arthur mengabaikan pertanyaan Stevani. Matanya kembali fokus pada tumpukan laporan yang harus dia periksa.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, Arthur!" Stevani mendekati kekasihnya itu. Menjatuhkan pantatnya kasar pada kursi yang ada di hadapan lelaki berahang tegas itu.

Stevani merasakan perubahan pada lelaki yang ada di hadapannya ini semenjak kepulangannya dari luar negeri.

Arthur yang bisa ramah dan memanjakannya kini terlihat dingin dan acuh. Itu membuat Stevani semakin kesal. Ada rasa tak terima di hatinya.

"Aku masih sibuk, jika tak ada hal penting yang mau kamu bicarakan, silakan keluar dari pintu itu segera!" usir Arthur tak peduli dengan tatapan kecewa yang dipancarkan wanita yang dulu begitu dia cintai.

Arthur bahkan tak mengerti kenapa perasaan yang dulu ada untuk Stevani di hatinya luntur seketika. Hanya ada bayangan Raisa yang terus melekat di pikirannya. Rasa ingin memiliki wanita itu jauh lebih kuat dari apa pun.

"Kamu mengusirku? Kenapa sikapmu seperti ini padaku? Apa karena wanita itu?"

Arthur menoleh, tatapan mata mereka bertemu.

"Aku tahu ada wanita yang sedang kamu dekati. Apa hebatnya dia hingga kamu berpaling padanya dan meninggalkanku. Apa wanita ja-lang itu—"

Brak!

Belum sempat Stevani menyelesaikan ucapannya. Arthur sudah lebih dulu menggebrak meja itu dengan kuat hingga jantung Stevani terkesiap.

"Tutup mulutmu! Sebaiknya kamu keluar dari ruangan ini segera! Keluar!" teriak Arthur membuat dada Stevani bergejolak. Stevani berdiri dari duduknya dan menatap Arthur tajam. Dia tak terima dengan sikap Arthur yang seakan ingin membuangnya begitu saja.

"Tidak! Aku tidak akan keluar dari ruangan ini. Aku tidak terima kamu memperlakukan aku seperti ini hanya karena wanita yang baru kamu kenal."

"Aku kekasihmu dan kita akan menikah. Tega sekali kamu menduakanku seperti ini. Memangnya seberapa hebat wanita itu?"

Arthur terkekeh mendengar ucapan wanita di hadapannya itu.

"Menikah? Bukannya kamu yang tak ingin menikah denganku hingga mengabaikan pertemuan keluarga kita dan membuat rencana pernikahan itu batal. Bukannya bagi seseorang model papan atas seperti dirimu ini lebih memikirkan karier daripada hubungan yang kita miliki."

Stevani tersentak kaget. Dia paham maksud dari perkataan yang keluar dari mulut Arthur. Saat ini lelaki itu tengah menyindirnya atas sikapnya.

"Aku minta maaf soal itu. Tapi aku punya alasan penting kenapa aku melakukan hal itu. Aku—"

Arthur mengangkat kedua tangannya, lagi-lagi meminta Stevani untuk berhenti.

Stevani tak lagi melihat binar teduh penuh cinta yang biasa lelaki itu beri padanya selama ini. 

"Sudah cukup! Aku bosan mendengar semua alasanmu. Hubungan kita sudah berakhir sejak kamu memutuskan lebih memilih kariermu daripada hubungan kita. Sekarang pergilah selagi aku masih berbicara baik-baik padamu!"

Arthur menunjuk ke arah pintu dan mengusir Stevani sekali lagi. Melihat Stevani yang tak kunjung bergerak dari posisinya, Arthur pun memejamkan matanya sesaat berusaha untuk mengatur emosi hatinya.

Setelah matanya terbuka, tangannya meraih gagang telpon untuk menghubungi petugas keamanan.

"Keruanganku sekarang!" titah Arthur masih dengan menatap Stevani tajam.

"Iya, Pak. Ada apa?" tanya satpam yang baru saja tiba. Satpam tersebut sempat melirik ke arah Stevani sekilas.

Arthur langsung menunjuk pada Stevani. "Bawa wanita ini keluar dari ruangan ini sekarang juga. Dan jangan biarkan dia kembali masuk ke ruanganku tanpa izin dariku seperti tadi! Jika kejadian ini terulang lagi, kamu akan menanggung akibatnya!"

Satpam tadi tertegun seraya menelan ludahnya, dia kembali melirik ke arah Stevani dengan perasaan bingung.

Mata Stevani melebar sempurna, dia tak menyangka Arthur akan memperlakukannya dengan kasar.

Otaknya berputar dengan cepat mencari cara agar lelaki yang ada di hadapannya itu kembali padanya. Stevani tentu saja tak mau melepaskan tambang emas yang dia miliki selama ini begitu saja.

"Lepaskan aku!" Stevani menghempas tangan satpam yang menarik lengannya. Kemudian Stevani mendekati Arthur.

"Tidak! Kamu tidak bisa mengusir ibu dari anakmu seperti ini. Aku tidak terima!"

Arthur tersentak kaget. Dia berdiri dari duduknya menatap Stevani tajam.

"Apa maksud dari ucapanmu?"

"Aku hamil! Aku sedang mengandung anakmu!" ucap Stevani seraya mengusap perutnya yang masih rata.

Satpam yang ada di ruangan itu pun tercengang mendengarnya. Begitupun dengan Arthur yang sama sekali tak pernah mengira. Anak? Tak pernah terbesit sedikit pun dalam benaknya akan ada anak di antara mereka.

1
Lia Amelia
lanjutannya mna thoorr
Herlina Aprianti
cerita nya seru dengan alur maju mundur, buat penasaran
Yuli Ana
kesel bngt sm artur ini. pacar ponakan jg direbutin... hemmm kasihan ardan
Susi Akbarini
emang pernah buat anak?
kalo iya..
waahhh ..
gaswat...
jangan2 bukan anak Arthur..
lanjutttt..
❤❤❤❤❤❤
Afri
sama Arthur aja dech Raisa
Afri
banyak betul yg suka SM Ardan .. saingan Raisa berat cuuyy
sahabat sendiri , KK tiri , sehat Ardan
beecgghhj
Afri
penasaran aku dgn s judes wulan
Afri
jgn bodoh raisaaaa .. GK cm Ardan cowok d bumi ..
jengkel aku
zi_hafs
semoga Ginela tetap setia sama Raisa
Susi Akbarini
waaahhhh...
untung ada sahabat seperti ginela..
jadi ad yg bantuin Raisaa...

good job ginela..
❤❤❤❤❤
Yuli Ana
ginela suka sm ardan ya...
Yuli Ana
dasar gila 😡
Yuli Ana
raisa dilawan...🤣🤣
Yuli Ana
rasain..🤣🤣🤣🤣
Susi Akbarini
wezzzzz...
cinta telah berubah jadi benci...
jadi tega dorong mendorong..
❤❤❤❤❤❤
anikbunda lala
lanjutkaaaan arrhur
Susi Akbarini
serrruuuuu...
lanjuttttttt...
❤❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
siapakah diaaaa?????


lannnnjuutttttttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhhh seruuuuu ini...
bagaimana cara Ardan minta penjelasan pada apmannya..


btw sayang banget
bunga camtik sebanyak itu dibiaekan terbengkalai..

benar kmu Maria..
comotin aja dan bawa plg..

klao aku dekat jga aku comotin daripada mubazir..

😀😀😀😀😀

lanjuttttt
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
Arthur mulai menunjukkan taringnya...

akankah Ardhan turut menyelidiki apa arti kamar itu???

laannnjjuuttttt...
❤❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!