Benci, perasaan itu yang dimilki oleh Sienna Abraham pada Michael Robinson. Pria yang telah merenggut keperawanannya dan membuatnya memilki seorang putra.
Akan tetapi ia terpaksa berjumpa lagi dengan pria itu karena permintaan sang putra yang sedang sakit keras.
Justin bukan hanya butuh kasih sayang dari sang Daddy tapi juga biaya pengobatan agar ia bisa sembuh dan merasakan kebahagiaan.
Akankah hubungan mereka akan membaik atau malah semakin buruk?
Pantengin kisahnya ya😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 AG Justin Anak Genius
Nicholas Smith akhirnya mengikuti asisten pribadi Harrison Ford. Ia mengendarai mobil sendiri sembari mengekor kendaraan yang digunakan oleh Stevi Evans dan juga Justin.
Ah tinggal di sini rupanya, ucapnya membatin ketika kendaraan di depannya berhenti pada satu bangunan tinggi yang sangat mewah.
Ia pun turun dari mobilnya dan mengikuti langkah wanita itu yang sedang menggandeng tangan Justin.
"Rupanya kamu ikut juga kemari Tuan Smith," lirih Stevi saat pria itu ikut memasuki lift yang digunakan oleh Justin.
"Tentu saja karena Tuan Robinson junior harus selalu berada dalam pengawasanku." Nick menjawab dengan tatapan lurus ke arah pintu lift yang sudah mulai tertutup.
"Aku pikir kamu tertarik mengikuti misi mencari Pousy."
"Cerewet!"
Mata Stevie Evans langsung membulat kaget. Ia tak menyangka pria dingin itu bisa mengucapkan satu kata yang cukup menyentil perasaannya.
Ia pun menatap Nick dengan mulut membola. Sedangkan pria dingin itu tak bereaksi sama sekali.
Tring
Pintu lift terbuka di saat tujuan mereka sudah sampai.
Mereka pun keluar dan segera menuju arah barat gedung untuk sampai ke apartemen Stevi Evans. Wanita itu segera membuka pintu tempat tinggalnya selama ini dengan menggunakan finger print. Stevi menyalakan lampu dan menyambut dua orang tamunya yang beda usia itu.
"Selamat datang semuanya! Ini adalah tempat tinggal aku selama ini."
"Wah! Tempat ini bagus sekali onty. Apartemen aku sama mommy waktu itu sangat kecil dan juga sempit." Justin berucap seraya membandingkan tempat tinggalnya dulu dengan Sienna.
"Ah ini hanya tempat hanya sangat sederhana Justin. Aku hanya tinggal berdua dengan Pousy di sini dan saat ia tidak pernah kembali, aku jadi merasa sangat sedih."
Stevie langsung berubah murung.
"Oh kasihan sekali. Jangan bersedih onty. Kita pasti akan menemukan Pousy mu," hibur Justin.
"Ya, aku harap begitu sayang." Wanita itu pun tersenyum dan meraih tangan Justin untuk berkeliling ruangan termasuk menunjukkan kamar sang kucing kesayangan.
Nick pun ikut kemana saja dua orang itu berjalan dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Matanya awas melihat ke sekeliling ruangan. Ia adalah asisten terbaik dari Michael Robinson dan harus memastikan keamanan dan kenyamanan anak itu.
"Kalau begitu mari kita pecahkan teka-teki kenapa Pousy bisa hilang onty," ucap Justin setelah memeriksa semua hal yang berhubungan dengan Pousy.
"Iya. Kamu betul sekali sayang. Aku takut kucing manisku itu sedang tidak baik-baik saja di luar sana."
"Ceritakan padaku kapan kamu menyadari kalau Pousy yang manis itu bisa hilang," pinta Justin seraya meraba lukisan kucing itu yang sedang berada dalam pelukan Stevi Evans. Ia sudah tampak seperti detektif handal yang akan memecahkan sebuah kasus.
"Dua hari yang lalu, aku merayakan sebuah pesta ulangtahun sederhana di tempat ini, tapi saat pesta telah selesai, aku baru menyadari kalau Pousy telah menghilang. Ia tidak lagi tidur di tempat tidurnya dan tidak lagi meminum susunya."
"Apakah ada daftar nama-nama tamu yang kamu undang Onty?" Justin mulai mengeluarkan smartphone pemberian Daddynya. Ia sepertinya akan mencatat sesuatu pada benda itu.
"Ah ya. Aku masih punya salinannya. Semoga saja aku tidak membuangnya di tempat sampah," jawab wanita itu seraya mencoba membuka semua laci di dalam ruangan itu.
"Ah ya. Ini dia!" Wanita itu akhirnya mendapatkan nama-nama tamu yang datang. Ia sangat bersemangat padahal ia sudah pernah menanyai semua tamunya tentang hilangnya Pousy pada hari itu.
"Barbara, Nicole, dan juga Flower. Apakah hanya tiga orang onty?"
"Ah ya, kurasa David juga datang tapi tak lama. Ia hanya duduk di luar saja." Justin manggut-manggut. Ia berusaha berpikir kuat.
"Duduklah Justin." Nicholas segera memberikan tempat duduk pada sang bos kecil agar bisa berpikir dengan baik dan nyaman.
"Ah terima kasih Uncle Nick." Justin tersenyum yang dibalas dengan anggukan oleh pria itu.
"Bagaimana dengan karakter tamu-tamu itu. Bisakah kamu menceritakannya padaku?"
"Um, Barbara, seorang alergi pada kucing. Sedangkan Nicole dan Flower sepertinya sangat menyukai Pousy." Justin mencatat semuanya.
"Kalau begitu kumpulkan bukti-bukti lainnya."
Stevi tampak berpikir dan kemudian menjawab.
"CCTV saat itu sedang rusak Justin. Dan bukti yang lainnya hanya minuman rasa jeruk. Dan juga susu Pousy yang tidak diminumnya sampai pagi." Stevi menelan ludahnya kemudian berucap kembali.
"Aku ingat kalau aku menemukan satu botol obat di dapur waktu itu dan juga satu gelas minuman di sana berwarna pink. Aku tidak tahu siapa yang telah meminumnya."
"Apakah botol obat itu masih ada Onty?"
"Ah ya, mari aku periksa di tempat sampah. Semoga saja petugas sampah itu belum membuangnya." Stevi segera melangkahkan kakinya ke arah dapur untuk mencari tempat sampahnya.
"Ahay. Botolnya masih ada." Stevi Evans berteriak dari arah dapur dan segera membawa benda itu ke hadapan Justin.
"Apakah kamu tahu botol obat apa itu uncle?" tanya Justin pada Nick yang sejak tadi diam menyimak mereka berdua.
"Itu adalah obat tidur." Nick menjawab cepat tanpa menyentuh botol itu.
"Ah, kurasa kita sudah hampir sampai di titik masalahnya." Justin tersenyum.
Anak itu pun mengambil botol dan juga susu putih milik Pousy yang baru dibuat perempuan Stevie kemudian menuangkan sisa obat itu kedalam gelas susu. Warnanya langsung berubah menjadi pink.
"Apakah minuman seperti ini yang kamu lihat di dapur waktu itu Onty?" tanya Justin seraya mengangkat gelas yang sudah berisi cairan berwarna pink.
Stevi tercekat kaget. Ia pun langsung mengangguk.
"Pousy sudah diberikan obat tidur oleh pencurinya dengan mencampurkannya lewat susunya. Sekarang mari kita pikirkan siapa kah yang berani melakukannya?"
"Barbara sangat alergi pada kucing, apakah kita bisa mengeluarkan namanya sebagai tersangka?"
"Iya. Berdekatan dengan bantal Pousy saja, kulit Barbara langsung mengeluarkan bintik-bintik merah jadi aku yakin bukan dia pelakunya."
"Ah kalau begitu mari kita lihat tamu yang lainnya onty."
"Nicole dan Flower," ucap Justin kemudian berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke arah balkon. Ia membukanya dan menemukan satu kalung mutiara di sana.
"Apakah ini kalung milik Pousy?" tanyanya pada Stevie.
"Iya. Itu adalah milik Pousy ku yang malang."
"Pousy dibawa pergi dengan menurunkannya lewat balkon ini Onty. Dan kurasa ada seseorang yang berjaga di bawah sana dan langsung mengambilnya."
"Oh."
"Sekarang mari kita cek kamera CCTV pada bangunan di sebelah apartemen ini. Aku yakin ia bisa memberikan kita petunjuk lain."
Stevi setuju.
"Baiklah, mari kita ke sana sekarang juga. Pada waktu itu aku tidak kepikiran dengan gedung di sebelah bangunan ini."
Mereka bertiga pun langsung menuju gedung di sebelah dan meminta rekaman CCTV dua hari yang lalu.
"Oh my!" Stevi Evans tercekat kaget melihat pelaku dalam kemera pengintai itu adalah David. Pria itu dibantu oleh Nicole dan juga Flower.
"Aku sungguh tidak percaya ini," ucapnya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
"Untuk apa mereka melakukannya padaku?"
"Tenang saja onty, kita akan menemui mereka dan menanyakan hal ini."
"Ah ya terimakasih banyak sayangku. Kamu benar-benar titisan Sherlock Holmes. Kamu sangat jenius."
"Ah. Aku tersanjung onty. Sekarang mari kita pulang. Aku ingin tahu apakah misi yang dilakukan oleh Daddy dan Mommy telah berhasil?"
Stevie dan Nick langsung saling berpandangan.
🍁🌺
*Tobe Continued.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
karena kalo Oh itu justru konotasinya meremehkan, tapi kalo "Apa" itu seperti tidak percaya dengan suatu yg di dengar.
lbh enakan gitu thor,ketika seanna bicara dengan justin dia manggil dirinya sendiri mommy,ketimbang aku.
mf ya thor kritikan nya🙏