MOHON MAAF, MASIH BANYAK TYPO BERTEBARAN, DAN TANDA BACA YANG MASIH AMBURADUL 🙏
Dulu. demi bisa mendekati lelaki yang ia cintai, Emira nekat mengubah identitas nya, jati dirinya, bahkan penampilannya, yang sungguh jauh berbeda dengan dirinya yang asli, namun lelaki yang ia suka tiba tiba menghilang, tanpa kabar, dan tanpa jejak, seperti di telan bumi.
Mereka kembali bertemu, perdebatan tak penting mewarnai hari hari mereka sebagai dokter residen.
Tapi malam reuni itu merubah segalanya, di pagi hari mereka terbangun didalam sebuah kamar hotel, tanpa apapun selain selimut yang menutupi tubuh keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
BAB 32
“Bagaimana kabar papi mu?” Tanya daddy Alex basa basi.
“Papi baik om,” jawab Reza tenang.
“Pasti berat sekali harus mengurus perusahaan berbeda di dua negara, om senang kini ada seseorang yang bisa membantu papi mu mengurus HS grup.”
“Terimakasih juga untuk bantuan om Alex Selama ini.” ucap Reza tulus.
“Hahaha, sayang kamu masih ingat kan, nona Elena memanggilku dengan sebutan apa?”
Reza menatap daddy Alex dan mommy Stella dengan penuh tanya.
“Tentu saja aku ingat, seharusnya Reza menyebutmu dengan opa, rupanya suamiku kini hanya lah seorang pria tua, hahaha … ” Gurau Stella.
Daddy Alex melingkarkan lengannya ke pundak mommy Stella, sama sekali tak sungkan atau risih menunjukkan rasa cintanya di depan orang lain. “tapi aku tetap harimau dengan taring dan cakar sayang, kamu jangan lupa itu,”
“Tentu saja aku ingat, tetap jagalah taring dan Cakar mu sampai putri kesayanganmu menemukan pria yang tepat.” Mommy Stella mengingatkan.
Alex melepaskan rangkulannya, “itu tak perlu diragukan lagi, aku sendiri yang akan memastikan lelaki itu layak atau tidak untuk putri kesayanganku.”
Kini daddy Alex menggenggam erat tangan istrinya, “tak sia sia aku menduda selama empat belas tahun, kamu karena sampai hari ini, kamu selalu menunjukkan betapa spesialnya dirimu di hatiku.”
“Gombal !!! apa kakak tidak malu menjadi tontonan dua pemuda ini?”
“Kenapa harus malu, suatu saat mereka juga akan menikah, benar kan anak muda?” tanya daddy Alex pada Reza dan Arjuna, tentu saja keduanya gugup, entah apa yang harus mereka katakan, keduanya sama sama menyimpan rasa yang tidak biasa untuk seorang gadis, dan kini mereka berhadapan dengan ayah dari gadis tersebut.
Glek
Perkataan daddy Alex terdengar santai, namun membuat dua lelaki di hadapannya menelan saliva, bahkan tanpa sadar keduanya mengangguk, mereka berdua seakan akan tengah berhadapan dengan calon mertua, padahal Emira sama sekali belum menyetujui hubungan yang serius.
“Oh iya, siapa namamu tadi? Arjuna? benar?” daddy Alex kini menatap Arjuna yang duduk tak jauh dari Reza.
Arjuna mengangguk, “benar om …” jawab Arjuna, yang seketika membuat wajah Reza pucat karena terkejut, mendadak segala rasa curiga menyeruak, diakibatkan oleh sebuah nama.
Nama yang selama ini mengganggu pikiran dan perasaannya.
Nama yang membuat gadis yang ia cintai terluka karena kecewa.
Dan kini, entah kenapa Reza merasa bahwa lelaki inilah yang di cintai Emira selama ini.
“Apa putra dan menantuku menunjukkan dedikasinya selama bekerja di rumah sakit?”
“Aku mendengar pi !!! jangan jatuhkan harga diriku di depan anak buahku.” seru Kevin dari meja makan, ia tak terima jika di nilai oleh anak buahnya, terutama di depan papi dan mommy nya.
“Dokter Kevin, sangat berwibawa om, saya belajar banyak dari beliau, Beliau adalah salah satu panutan saya,” Jawan Arjuna lugas.
Secara tidak langsung perkataan Juna membuat dada kevin kembang kempis karena pujian.
“Sayang kamu dengar itu? bukankah aku hebat?” ujar Kevin seraya bersandar di pundak sang istri.
Gadisya hanya mengangkat kedua pundaknya, dengan senyuman yang Kevin ketahui, sarat akan cinta untuknya, ‘Aaaaah dia memang gadisku, tak pernah berubah sejak dulu, pancaran cinta kasihnya pun tak pernah hilang, kuharap selamanya akan demikian’. Ujar Kevin dalam hati.
Suasana siang itu begitu akrab, walau Emira harus beberapa kali menahan debaran jantungnya, karena merasakan tatapan Arjuna yang semakin tak biasa, pun juga tatapan Reza yang terasa aneh tak seperti biasanya, entah apa yang Arjuna pikirkan setelah mengetahui siapa dirinya, apakah besok sikapnya akan berubah? Atau tetap jutek dan tegas seperti biasa? siapa yang tahu.
Di tengah tengah acara makan siang bersama, Emira terpaksa menyingkir karena keempat keponakannya memaksa ingin bicara secara pribadi.
“Gaya kalian, kaya pejabat presiden aja, ngajakin aunty bicara masalah pribadi.”
“Ini memang penting aunty, menyangkut masa depan aunty.” Daniel menjawab.
“Haduuuh masa depan apa lagi sih, kalian ini masih seekor itik kecil, mana bisa bicara masa depan dengan angsa cantik seperti aunty.” balas Emira bangga.
“Kelamaan, langsung aja ke pokok masalah.” Dean menyela, bagaimanapun ia juga anak sulung, yang sudah dipersiapkan menjadi pemimpin oleh sang daddy, jadi ia pun kadang suka mengatur sama seperti Daniel.
Emira semakin heran dengan tingkah para keponakannya, tapi ya sudahlah, tak masalah sesekali mengikuti arus, anggap saja hiburan, pikir Emira.
“Baiklah … baiklah …” emira mengalah demi kedamaian.
“Aunty … gimana pendapat aunty?”
“Pendapat apa?”
“Tentang apa?”
“Kalian tak pernah bilang dan bertanya apa apa.”
“Soal om dokter tentu saja …” jawab Darren tak sabar.
“Om … dokter?”
“Iya, kami berencana menjodohkan aunty dengan om dokter,”
Emira kembali menelan saliva nya, ternyata nggak cuma mama dan mommy mereka yang memojokkannya, sekarang keponakannya pun mendesak nya dengan pertanyaan yang hampir sama.
“Dasar bocah, tahu apa kalian soal perjodohan?”
“Tentu saja kami tahu, gadis secantik aunty, harus mendapatkan lelaki istimewa, bukan hanya modal tampan dan banyak uang.” Danesh menjawab dengan logis, dan memang benar, karena hidup bukan cuma soal cinta, tapi ada hal hal realistis yang juga harus dihadapi bersama pasangan yang tepat
.
.
.
Ayo jawab neng Mira … gimana pendapat anda tentang om dokter?
💛🧡😅😅