Alea harus menerima kenyataan bahwa kisah cintanya bersama Robin harus berakhir karena sepupunya yang telah hamil gara-gara Robin.
Perasaan hancur dan merasa di sakiti benar-benar membuat Alea harus berjuang mati-matian untuk terus kuat menahan cibiran dan hujatan orang-orang yang mengatakan kalau Alea menjadi orang ketiga yang mengambil cinta Robin dari Clara yang telah menyebarkan fitnah kepada warga desa bahwa dia telah menggoda Robin kekasihnya.
Kecewa dan kesedihan di hati Alea tidak bisa di obati lagi, sehingga akhirnya Alea memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memulai bisnis sendiri di sana.
Siapa yang tahu, hidup Alea berubah drastis dari tenang menjadi super rempong gara-gara seseorang yang sangat menyebalkan bernama Meyer, pria remaja yang selalu mengganggu dan mengejar dirinya setiap pulang sekolah.
Siapakah yang akan berhasil menaklukan hati Alea? Baca novelnya sampai tamat ya, dan jangan lupa dukungan pembaca semua dengan like, favorit, vote dan gift semampu kalian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Maafkan aku sayang
Alea benar-benar sangat terpesona dengan semua yang dilakukan oleh Meyer kepadanya. Tetapi dia sadar bahwa semua itu adalah godaan setan yang terkutuk yang selalu menghembuskan dosa zina diantara sepasang kekasih yang belum halal di mata agama maupun negara.
" Cukup satu kali saja aku pernah terperosok dalam dosa zina. Dulu Aku telah melakukan kebodohan itu karena khilaf dan lemah iman. Jangan sampai aku melakukan kebodohan yang sama!" ucap Alea dengan air mata yang berderai.
" Kelulusan Meyer hanya tinggal sekitar satu bulan lagi. Aku harus bersabar untuk menunggu saat itu tiba. Jangan sampai aku terlena dengan dosa yang sama dan terus terjatuh ke dalamnya dan semakin dalam. Tidak ya Allah! Tolong lindungi aku!" malam itu Alea tidur meringkuk sendirian di dalam kamar. Sungguh sesuatu yang sangat menyakitkan bagi Alea ketika dia menyadari bahwa dirinya telah kehilangan sesuatu yang paling berharga untuk seorang wanita.
Setiap hari Alea selalu menyesali apa yang sudah terjadi. Setiap hari Alea selalu saja mengutuk dirinya sendiri. Tidak ada lagi Alea yang cerah dan ceria. Sekarang Alea lebih banyak murung di dalam kamarnya. Karena memikirkan masa depannya yang terasa begitu suram di depan matanya.
" Ya Allah! Bagaimana kalau suatu saat tiba-tiba saja Meyer pergi dan meninggalkan aku? Apa yang akan terjadi denganku ya Allah? Bagaimana kalau sampai aku hamil gara-gara malam itu? Oh Tuhan! Alea kenapa kamu ceroboh sekali? 5 tahun kau berhubungan dengan Robin dan selama itu pula kau berhasil melewati ujian yang paling berat itu. Tapi kenapa kau kalah begitu saja ketika berhadapan dengan Meyer?" ucap Alea dalam isak tangisnya.
Penyesalan demi penyesalan selalu dirasakan oleh Alea. Bahkan sampai dalam tidur pun terlihat Alea sedang menangis pilu.
Sementara itu Meyer yang saat ini berada di kamar tamu. Meyer sedang memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Alea di dalam kamar pribadinya melalui ponselnya.
Hati Meyer terasa terhiris ketika dia melihat kekasihnya yang dia cintai saat ini sedang menangis di dalam tidurnya. Bahkan Meyer bisa mendengarkan semua gumaman yang diucapkan oleh Alea di dalam tidurnya.
" Maafkan Aku Alea. Maafkan aku yang sudah ceroboh sekali denganmu. Aku berjanji setelah kelulusanku. Setelah ijazahku keluar. Aku akan langsung menikahimu dan aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup dalam ketakutan seperti ini lagi. Aku janji Alea!" ucap Meyer sambil mengelus wajah Alea yang saat ini terlelap dengan cara meringkuk seperti bayi yang berada di dalam kandungan ibunya. Bahkan Alea tidak menggunakan selimut yang ada di dalam kamar itu.
" Aku adalah kekasih paling buruk yang tidak bisa memberikan kebahagiaan untukmu. Aku bahkan menjadi sebab dari air matamu yang jatuh berlinang dari kelopak matamu!" Meyer sampai terisak sendiri.
Sungguh kalau ada sebuah penyesalan. Pasti itu adalah saat-saat seperti ini yang sedang dirasakan oleh Meyer yang sejak tadi terus melihat air mata kekasihnya yang berderai karena dirinya.
Meyer pun kemudian tertidur dengan memeluk ponsel di dalam pelukannya. Ya, Meyer merasa seakan sedang memeluk Alea karena saat ini di ponselnya sedang memutar CCTV yang terpasang di dalam kamar utama yang sedang menampakan Allah yang masih tertidur lelap di sana.
Kalau tidak melihat air mata Alea yang terus mengalir karena kejadian malam itu. Pasti Meyer sudah berlari ke kamar Alea sejak tadi. Karena jujur saja Meyer tidak bisa tidur ketika melihat Alea yang menangis pilu seperti itu.
Keesokan paginya Meyer bangun tidur dengan kantong mata yang menghitam. Karena tidur sangat larut malam.
Mayer teringat dengan Alea. Dia pun kemudian mengambil ponselnya dan melihat keadaan Alea yang ada di dalam kamar utama yang ada di mansion miliknya.
Mayer mengerutkan keningnya karena dia tidak melihat Alea di atas ranjangnya. Meyer kemudian membuka file CCTV yang berada di dalam kamar itu, sejak dirinya ketiduran. Ya, Meyer hanya ingin melihat. Apa yang sedang dilakukan oleh Alea.
Lebih tepatnya Meyer ingin tahu kemana Alea pergi. Kenapa sekarang Alea tidak ada di dalam kamarnya. Padahal sekarang baru sekitar jam setengah enam pagi. Rasanya tidak mungkin kalau Alea pergi meninggalkan mansionnya pada jam seperti itu.
" Pergi?" Meyer yang tidak sabar untuk melihat adegan di dalam kamar Alea. Dia pun langsung meloncat dari ranjangnya dan pergi ke kamar utama. Meyer menyusuri setiap sudutnya untuk mencari keberadaan kekasih hatinya yang sangat dia cintai.
Meyer kemudian mengetuk pintu kamar mandi karena selintas dia mendengar suara air yang mengalir di sana.
Perasaan Mayer benar-benar sangat lega. Ketika dia berpikir Alea ada di dalam kamar mandi. Akan tetapi Mayer mengurutkan keningnya setelah sekitar setengah jam lebih dia menunggu Alea keluar tetapi tidak juga menapakkan batang hidung nya.
" Alea? Sayang? Kamu di dalam kah? Kenapa kok lama sekali? Cepatlah sayang. Ayo kita sarapan bersama. Setelah itu kita lari maraton mengelilingi mansion! Alea?" Meyer terus memanggil nama ayah tetapi tidak juga ada suara di dalam.
Hati Meyer sudah benar-benar kalang kabut dan tidak bisa berpikir lagi. Dengan perbuatan nekat. Akhirnya Meyer membuka knop pintu dan berusaha untuk masuk ke dalam kamar mandi dengan hati berdebar-debar.
Bukan kenapa-kenapa. Selama semalaman Meyer melihat air mata Alea. Hal itu benar-benar membuat Meyer tidak bisa berpikir jernih lagi.
Untung saja pintu kamar mandi tidak dikunci. Sehingga dengan mudah Meyer bisa masuk ke dalamnya.
Mata Meyer terbelalak kaget luar biasa. Ketika dia melihat Alea yang sekarang berada di bathtub dan berendam di sana dengan nadi yang sudah dia potong. Bahkan air bathtub sudah merah semua karena darah Alea yang mengalir dari telapak tangan Alea yang terendam di dalam air begitu saja karena sudah lemas tak bertenaga.
Wajah Alea sudah pucat seperti kapas. Hati Meyer benar-benar mencelos melihat kekasihnya yang sekarang sudah pingsan dan tidak sadarkan diri.
Dengan segera Meyer langsung menyambar handuk yang tadi dibawa oleh Alea masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah berada di dalam kamar tidurnya, Meyer segera memakaikan pakaian untuk Alea. Agar dia bisa membawa gadisnya ke rumah sakit.
Bagaimanapun tidak mungkin kan? Kalau dia membawa Alea dalam keadaan telanjang? Hanya berbalutkan handuk saja.
Jelas Meyer tidak akan rela kalau tubuh kekasihnya menjadi konsumsi para dokter atau suster yang ada di rumah sakit yang akan dia tuju untuk mengobati kekasihnya yang wajahnya semakin pucat membuat Meyer benar-benar tidak bisa berpikir lagi.
Setelah Meyer memakaikan pakaian untuk Alea. Meyer langsung mengangkat tubuh kekasihnya ke dalam mobil yang sebelumnya sudah diminta oleh Meyer agar disiapkan oleh sopir pribadinya yang ada di mansion.
Meyer meminta kepada sopirnya untuk membantu dia membawa Alea ke rumah sakit yang terdekat dengan Mansion. Karena bagaimanapun dia tidak bisa menyetir dalam keadaan panik seperti itu karena memikirkan keselamatan kekasihnya.
" Cepat Mang bawa kami ke rumah sakit segera!" ucap Meyer yang langsung memasukkan tubuh Alea ke dalam mobil dan dia sendiri langsung duduk di belakang dengan memangku tubuh Alea yang terkulai lemas dengan wajah yang sudah pucat seperti kapas.
' Ya Allah tolong kau selamatkan kekasihku! Aku mohon padamu! Aku mohon ya Allah!' tak ada henti-hentinya Meyer terus berdoa untuk keselamatan Alea.
" Mang cepet dong! Kenapa lelet sekali naik mobilnya? Astagfirullah! Bagaimana kalau sampai Alea mati di jalan? Nanti Saya pasti akan langsung menembak kepalamu kalau sampai kenapa-napa dengan Kekasihku!" ancam Mayer dengan sangat gemas karena sopirnya menaik mobil begitu pelan seperti keong.
Iyalah. Saat ini kan perasaan Meyer sedang gundah, panik dan gelisah karena memikirkan keselamatan Alea. Tentu saja secepat apapun mobil yang dikendarai oleh mamang sopir. Tetap saja terasa begitu lambat baginya.
" Sabarlah tuan! Kalau misalkan saya menggunakan mobilnya ngebut seperti kesetanan. Nanti yang ada kita tidak sampai ke rumah sakit tetapi kita semua sampai ke kuburan dengan cepat. Apakah Tuan mau?" tanya Mamang sopir sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah bosnya.
Mayer hanya bisa memukul kursi untuk melampiaskan kemarahannya terhadap sopirnya yang dia anggap sangat lancang karena telah berani menjawab apa yang dia katakan. Alih-alih segera melajukan kendaraan agar kekasihnya bisa sampai ke rumah sakit.
Tetapi akal sehat Meyer pun masih bekerja. Karena dia pun tidak mau kalau sampai terjadi apa-apa dengan mereka semua.
Akhirnya Meyer hanya bisa berdoa agar mereka bisa sampai ke rumah sakit segera dan bisa menyelamatkan Alea sebelum terlambat.
" Apakah masih lama?" tanya Meyer dengan kekhawatiran yang sangat kentara di wajahnya.
" Sebentar lagi Tuan. Tuh sudah kelihatan gerbangnya!" ucap Mamang supir sambil melihat keadaan Meyer di belakang melalui kaca spion yang ada di depannya.
Mamang sopir tampak prihatin melihat Meyer yang begitu kacau. Bahkan pakaiannya terlihat merah karena darah yang tadi mengalir dari tangan Alea. Ketika Meyer mengangkatnya dari atas bathtub dan memakaikan pakaian untuk Alea.
" Tenanglah Tuan saya percaya pasti kekasih anda akan baik-baik saja. Berdoalah semoga di rumah sakit ada darah yang bisa menggantikan darah non Alea yang mengalir terus dari tadi di tangannya." ucapnya sambil membuka pintu mobil dan membantu Meyer untuk mengurus administrasi Alea di rumah sakit.
" Tuhan Meyer akan di sini atau akan berangkat ke sekolah?" tanya Mamang supir.
" Apa kau gila huh? Saat ini kekasihku sedang berjuang maut di dalam sana! Apa Kau pikir aku masih punya nafsu untuk bersekolah?" tanya Meyer sambil memukulkan telapak tangannya ke tembok hingga tangannya berdarah untuk melampiaskan emosinya yang benar-benar menguasai hatinya.
" Maafkan saya Tuan. Saya hanya memikirkan tentang masa depan Anda. Saat ini kalau Anda lupa, anda sedang menjalani ujian sekolah bukan? Berangkatlah sekolah dulu Tuan. Saya serta Bik Sum nanti yang akan menjaga Non Alea di rumah sakit sampai Anda pulang dari ujian sekolah Anda." ucap Mamang supir berusaha untuk menasehati Meyer agar berangkat ke sekolah.
" Kalau anda tidak lulus ujian, maka anda tidak akan bisa lulus dari sekolah Anda!" ucap Mamang supir lagi membuat Meyer seketika ingat sesuatu.
' Aku menjanjikan akan menikahi Alea setelah aku lulus sekolah. Kalau aku tidak lulus sekolah. Bukankah itu artinya aku harus menambah Satu tahun lagi untuk menikahi Alea? Ya Tuhan! Apa yang akan terjadi kepada Alea, kalau sampai harus menunggu 1 tahun? Bahkan Alea tidak bisa menunggu sampai aku lulus ujian. Sekarang dia bahkan sampai memotong nadinya karena merasa frustasi gara-gara perbuatanku waktu itu! Meyer bodoh! Segera kau selesaikan ujian sekolahmu dan dapatkan ijazah kamu. Setelah itu kau bisa dengan tenang menikah dengan Alea!' bathin Meyer.
Meyer terus memperhatikan Mamang sopir yang sejak tadi sedang sibuk menelpon Bik Sum untuk segera datang ke rumah sakit agar menunggu Alea yang masih belum keluar dari IGD.
" Memang benar Mang! Aku harus segera menyelesaikan sekolahku. Agar aku bisa segera melamar kekasihku dan menikahinya!" ucap Meyer dengan penuh semangat membara yang terlihat di dalam matanya.
Mamang sopir yang sedang menelpon Bi sumpun akhirnya tersenyum merasa bahagia karena majikannya mau mendengarkan perkataannya.
moga2 enggak yaa thorr.....