ANAK GENIUSKU

Lee Ryder beringsut pelan turun dari atas tempat tidur lalu duduk di ujung kasur sembari menundukkan kepalanya.

Tidak terlihat ekspresi wajah pria tampan itu saat dia tertunduk.

Margot Evans buru-buru merapikan selimut untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka polos.

Mereka terdiam sejenak dan suasana terasa hening diantara keduanya.

Terdengar hela nafas panjang dari Lee Ryder saat dia duduk, diusapnya rambutnya yang basah oleh keringat.

''Fuih... !?'', desah Lee Ryder.

Pria tampan itu lalu mendongakkan kepalanya ke atas sambil kembali mendesah keras.

''Kapan kamu akan mengerti perasaan ini ?'', ucap Lee Ryder.

Margot Evans hanya terdiam sambil meringkukkan badannya di bahu tempat tidur.

''Aku benar-benar serius dengan mu ! Dan bukan lagi hubungan kita ini sekedar keluarga karena kamu anak angkat ayah !", kata Lee Ryder.

Lee Ryder memutar tubuhnya kemudian menatap Margot Evans.

"Aku menginginkan dirimu dan mencintai mu", lanjut Lee Ryder.

Margot Evans menundukkan kepalanya dalam-dalam seraya menarik selimut yang menutupi tubuhnya.

"Aku ingin hubungan ini semakin dekat satu dengan lainnya, Margot Evans", kata Lee Ryder. "Aku membutuhkanmu !", sambungnya.

Lee Ryder beranjak dari tempatnya duduk lalu berdiri menghadap ke arah Margot Evans.

"Aku tegaskan padamu bahwa aku akan memiliki mu sesuai keinginan ku ! Dan aku pastikan kamu mengerti itu !", kata Lee Ryder.

Margot Evans masih menundukkan kepalanya sambil menggenggam erat selimutnya.

"Dan bersiaplah ! Karena hari ini kita akan berangkat untuk liburan !", ucap Lee Ryder.

Margot Evans mendongakkan kepalanya menatap lurus ke arah Lee Ryder.

Dia hampir tidak mempercayai apa yang baru dia dengar tadi.

"Liburan ?", ucap Margot Evans.

Margot Evans langsung turun dari atas tempat tidurnya.

Berdiri menghadap Lee Ryder seraya tersenyum senang.

"Sungguh ???", kata Margot Evans.

Gadis cantik itu berjingkrak riang gembira hingga dia lupa kalau Lee Ryder masih menatapnya serius.

"Apakah kamu bersungguh-sungguh untuk mengatakannya ?", tanya Margot Evans. "Ini adalah kejutan yang menggembirakan sekali ! Dan aku tidak percaya ini !", sambungnya.

Lee Ryder hanya diam memandangi Margot Evans yang terlihat begitu senangnya.

Dia berjalan mendekati gadis cantik itu lalu memegangi kedua bahunya.

"Tapi ada syaratnya !", ucap Lee Ryder.

''Syarat ?'', kata Margot Evans.

''Iya, benar... Aku akan memenuhi keinginanmu tapi dengan satu syarat yang harus kamu penuhi...'', sahut Lee Ryder.

''Apa !?'', jawab Margot Evans. ''Syarat apa yang harus aku penuhi ?'', sambungnya.

Margot Evans melangkah mundur menghindari Lee Ryder.

Lee Ryder tersenyum seraya mengusap kepalanya acak.

''Syarat itu harus kamu penuhi karena aku tidak ingin ada pengecualian dari mu, paham !'', kata Lee Ryder.

''Apa itu wajib ?'', tanya gadis bermata indah itu. ''Apakah itu hal wajib yang harus aku penuhi ?'', sambungnya.

''Tentu saja, itu adalah hal yang wajib untuk kamu penuhi !'', kata Lee Ryder.

Mendadak tubuh Margot Evans bergetar keras sedangkan kedua tangannya yang memegangi selimut tanpa sengaja terlepas hingga selimut itu jatuh ke lantai.

Margot Evans tidak menyadarinya sama sekali hal itu.

Lee Ryder langsung menghampiri gadis cantik itu kemudian mendekapnya erat.

''Aku akan menikahi mu setelah liburan ini karena kita juga masih harus mengurus Aaron Lee !'', kata Lee Ryder.

Kedua mata Margot Evans terbelalak lebar ketika mendengar ucapan Lee Ryder.

''M--menikah ?'', bisik Margot Evans.

''Iya..., kita menikah !'', sahut Lee Ryder.

''Ta--tapi... Aku masih pelajar dan sekolah !?'', kata Margot Evans.

''Itu bisa diatur bukan !?'', jawab Lee Ryder.

Senyum mengembang di wajah tampan pria berambut perak itu sembari merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

Membuat tubuh polos Margot Evans yang tanpa busana terbuka polos dan terlihat seluruhnya.

''Apa maksud mu ?'', tanya Margot Evans.

Lee Ryder mengerlingkan matanya ke arah Margot Evans yang berdiri termangu.

''Aku tidak menginginkannya ! Dan aku menolaknya !'', sahut Lee Ryder.

''Tapi aku memaksakannya ! Dan mau tidak mau kamu harus menerima kenyataan bahwa kamu adalah milikku ! Wanitaku !'', kata Lee Ryder.

''Aku tidak mau !'', sahut Margot Evans.

Margot Evans berlari menjauh dari jangkauan Lee Ryder sembari meraih selimut yang jatuh di lantai.

''Margot Evans !'', panggil Lee Ryder.

Pria tampan itu mengejar Margot Evans yang berlari darinya menuju ke kamar mandi.

BRAK !

Tangan Lee Ryder menahan pintu masuk kamar mandi agar Margot Evans tidak dapat masuk kesana.

Margot Evans menolehkan kepalanya ke arah Lee Ryder dengan mata terbelalak kaget.

''Apa maumu ?'', kata Margot Evans.

''Dengarkan aku ! Kita akan menikah setelah sekembalinya kita liburan !", tegas Lee Ryder.

"TIDAK !", sahut Margot Evans marah.

"Bagaimanapun juga kamu adalah milikku ! Dan mau atau tidak, kamu harus tetap menerimanya !", ucap Lee Ryder.

"LEPASKAN AKU !", pekik Margot Evans.

Berusaha menutup pintu kamar mandi tetapi Lee Ryder tetap menahannya kuat.

"Jika kamu ingin mandi maka MANDILAH ! Aku akan menunggumu selesai mandi dan melihatmu dari luar sini !", kata Lee Ryder.

"A--APA ?", ucap Margot Evans kaget.

"Cepatlah ! Mandilah !", sahut pria tampan itu.

Lee Ryder menatap tajam Margot Evans seraya mengulurkan handuk yang diambil dari rak lemari dekat pintu masuk kepada gadis cantik itu.

"Dan pakailah ini !", ucap Lee Ryder.

"CK !", decak kesal Margot Evans. "Kamu keterlaluan !", sambungnya.

Margot Evans mengambil handuk kering dari tangan Lee Ryder lalu berjalan masuk menuju tempat mandi yang terbuat dari kaca bening.

Mendorong pintu kaca kemudian masuk kedalam.

''Dasar ! Gadis manja !'', gerutu Lee Ryder.

Dia melangkah masuk kedalam kamar mandi lalu membuka keran air yang ada di dekat ruangan kaca dimana Margot Evans mandi.

SRRRRRRR...

Suara air mengalir dari arah keran mandi, membasahi tubuh serta wajah Lee Ryder.

Tubuh kekar Lee Ryder basah oleh air yang mengalir ke seluruh tubuhnya.

Diusapnya berkali-kali wajah pria tampan itu kemudian dicuci dengan sabun.

Membilasnya lagi dengan air hangat agar sisa-sisa sabun hilang dari wajah Lee Ryder.

Lee Ryder memalingkan wajahnya ke arah ruangan kaca yang tertutup di bawah pancuran air shower.

Sosok Margot Evans tampak berdiri membayang di dalam ruangan kaca.

''Dia masih tetap tidak mengijinkan aku untuk masuk kedalam sana... Apakah dia tidak mengerti bahwa aku adalah kekasihnya sekarang ?'', ucap Lee Ryder lirih.

Lee Ryder menghela nafas panjang lalu menutup aliran air keran.

''Ck !'', decaknya seraya mengambil handuk dari atas rak. ''Betapa keras kepalanya dia !?'', sambungnya.

Lee Ryder berjalan keluar dari kamar mandi menuju ke kamarnya.

Membiarkan pintu kamar mandi tetap terbuka lebar saat dia pergi dari kamar yang diperuntukkan bagi Margot Evans.

Masih terdengar suara aliran air yang mengalir deras dari arah kamar mandi dimana Margot Evans mandi di ruangan kaca.

Gadis cantik itu tidak menyadari bahwa Lee Ryder sudah tidak berada di dalam kamar lagi.