IRREGULAR

Di dalam Istana Zahard, Phantaminum tengah asik berjalan sambil membunuh beberapa orang yang terlihat di matanya. Baik itu Ranker biasa ataupun High Ranker Zahard, dia akan membunuhnya tanpa ampun dan meninggalkan mayat mereka.

Neon sedang menungguku dan aku tidak boleh membuatnya bosan menunggu. Setelah bertamu ke tempat kotor ini, aku jadi tak sabar menginginkan Dewaku kembali, pikir Phantaminum sambil memperlihatkan senyum maniaknya.

Pakaian yang dikenakannya sudah berlumuran dengan banyak darah. Dia juga meninggalkan jejak sepatu dari darah musuh-musuhnya.

Dia senang rasanya ketika bisa membunuh banyaknya pengikut serta Ranker-Ranker 'kuat' Zahard. Bagi Phantaminum, itu suatu keharusan baginya. Membunuh mereka adalah salah satu kunci untuk mengembalikan Neon Argarither yang dulu.

Neon yang disebut sebagai Dewa Petarung terkuat oleh mereka yang ada di dalam Menara, bukan julukan Dewa Shinsu seperti sekarang ini.

Dia menginginkan 'Dewa'-nya kembali menjadi petarung yang tidak terkalahkan di dalam Menara. Menjadi seorang 'Dewa' yang ditakuti ketika mendengar namanya saja. Tapi sayangnya 'Dewa' yang dipujanya kini tidak menginginkan hal itu lagi, Neon yang sekarang tampak menyedihkan di matanya.

Mau tidak mau aku yang harus membuatnya kembali seperti dulu lagi, pikir Phantaminum sambil bersenandung di lorong Istana Zahard yang sunyi.

...****************...

Kembali ke area Luar Menara, tepat sang Raja Menara dan karakter utama kita, Neon Argarither, saling bertatap muka.

Neon merasa kalau saat ini dirinya begitu canggung saat melihat dan menatap mata berwarna kuning atau keemasan milik Raja Zahard.

Dia bilang kalau dia sudah menganggapku sebagai musuhnya, tapi kenapa dia tidak menyerangku? Bukan maksud aku ingin diserang atau apa... hanya saja ini seperti bukan karakter Raja Zahard sesungguhnya. Kalau di webtoon dia akan menyerang lawan secara langsung tanpa harus menunggu, pikir Neon dengan yakin.

Raja Zahard melihat Neon dengan tatapan tajam. "Kenapa kau tidak menyerangku?" tanyanya.

Neon menghela napas. "Biar ku tanya balik. Kenapa kau tidak menyerangku? Ini seperti bukan dirimu saja, Zahard."

Kening Raja Zahard berkerut dalam. "Kenapa kau bertanya seperti itu?" dia menambahkan sambil berbisik, "Kau juga bukan dirimu yang dulu lagi."

Neon mengangkat salah satu alisnya sambil menatap Raja Zahard. Raja Zahard balik menatap lurus ke dalam mata mantan teman petualangannya itu.

"Neon, sampai saat ini aku benar-benar tidak bisa memaafkan dirimu atas perlakuanmu waktu itu. Padahal niatku sudah baik dan aku juga sudah mulai melupakanmu, tapi tiba-tiba saja kau datang kembali bersama Phantaminum? Aku tidak tahu cara berpikirmu itu, Neon. Aku benar-benar tidak bisa mengertimu lagi."

Neon mengingat informasi serpihan masa lalu tubuhnya beberapa waktu yang baru saja didapatkannya dan dia berkata, "Alasan kenapa aku meninggalkanmu karena kau itu lemah. Dibandingkan dengan Phantaminum pada waktu itu, kau jauh di bawahnya." masih dengan posisi yang sama.

Raja Zahard tersenyum pahit. "Aku lemah katamu?" katanya dengan suara pelan.

"Ku bilang begitu karena orang lemah sepertimu membiarkan orang lain mendefinisikannya, tidak seperti Phantaminum yang mendefinisikan dirinya sendiri dengan bertindak langsung seperti saat ini. Dan untuk itulah aku lebih memilih Phantaminum dibandingkan kau, Zahard." jelas Neon.

Huhum~ sepertinya aku cukup keren untuk mengatakan hal itu, pikir Neon.

"Apa hanya itu saja alasanmu meninggalkanku?"

Neon mengalihkan pandangannya ke arah Istana Zahard.

Ekspresi tidak senang terlintas di wajah Raja Zahard, lalu menghilang dengan cepat. "Kenapa kau tidak menjawabnya, Neon?"

Neon diam sebentar memikirkan sesuatu. "Alasan lain? Ah, aku juga ingin bilang kalau akan tiba di mana kau si Raja Menara akan hancur ketika kau berperilaku sombong dan meremehkan orang lain."

Raja Zahard menghampiri sambil mengulurkan tangannya untuk merenggut tangan kanan Neon dan menariknya. "Aku sombong katamu? Bukankah itu kau, Neon?"

Neon sedikit tertegun dengan aksi Raja Zahard yang satu ini.

Kalau posisiku ini diambil alih oleh pecinta Zahard pasti mereka akan sangat senang. Tapi sayangnya aku bukan pecinta Zahard, pikir Neon.

"Aku akui kalau aku orang yang sombong. Tapi aku tidak pernah meremehkan orang lain, setidaknya sampai aku bertemu denganmu. Ah, satu lagi. Hidup ini kadang terbalik. Yang luar biasa berlagak biasa saja, dan yang biasa malah berlagak luar biasa. Bagaimana? Paham maksudku, Zahard?"

Raja Zahard meremas tangan Neon dengan kuat, dia memandang mata Neon seakan itu menarik baginya. Kemudian dia melepas tangannya dari si Ranker terkuat yang sudah menaiki Lantai 135.

"Aku mengerti. Tapi kau salah tentangku, Neon. Aku hanya bisa memohon agar kau mempercayaiku kalau aku tidak pernah sombong. Mereka saja yang lemah dan mereka tidak sadar akan posisi mereka, sampai-sampai aku muak dan ingin menguasai wilayah mereka. Tapi kau tahu, Neon? Kau malah pergi meninggalkanku dengan alasan seperti itu? Aku lemah karena aku tidak mendefinisikan diriku sendiri? Jangan berikan alasan konyol ini padaku, Neon! Kau pikir aku ini siapa?"

Neon buru-buru mengangkat tangan kanannya yang mempunyai bekas dari tangan Raja Zahard untuk menyelanya berbicara. "Tunggu sebentar! Ku akui sombong memang tidak ada pada namamu. Tapi ada kesombongan dalam dirimu. Bercerminlah jika masih belum sadar, Zahard. Hal yang paling sulit dalam kehidupan kita bukanlah tentang melewati Lantai Menara saja, akan tetapi melampaui ego masing-masing. Sombong itu tidak akan mengalahkan kehendak takdir seseorang. Jangan biarkan kesombonganmu itu perlahan menggerogoti semua kebaikan yang ada pada dirimu sendiri, Zahard. Mungkin dengan kau tersadar akan hal itu, aku mungkin akan menganggapmu sebagai teman petualanganku lagi dan kalau bisa tunjukkan juga kekuatanmu." dan tersenyum kecil.

Kesunyian menyelimuti di antara mereka berdua. Dan Neon tidak akan tahu bagaimana perkataannya saat ini akan berdampak besar di masa yang akan mendatang.

Raja Zahard mengepalkan tangan yang gemetar. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya saat ini. Dia bisa menjadi teman petualangan Neon Argarither lagi?

Ini semua seperti ilusi baginya. Neon yang terkenal tidak menginginkan orang yang telah ditinggalkannya, tapi di sini Neon bilang bahwa dia akan menjadi teman petualangannya lagi.

Rasa senang mulai menjalar di dalam tubuhnya.

Akan tetapi tanpa disadari oleh Raja Zahard sendiri, Neon telah membuatnya perlahan demi perlahan membuat Raja Zahard menutup matanya.

Penglihatan terakhir yang dilihat oleh Raja Zahard adalah wajah Neon Argarither yang tidak memiliki ekspresi sama sekali, namun pikirannya masih fokus pada ajakan Neon sebelumnya.

Sebenarnya Neon hanya menginginkan Raja Zahard untuk tertidur atau berhibernasi sampai data kecilnya bertemu dengan Bam di Lantai tempat "sesuatu" disembunyikan.

Tapi tiba-tiba, seorang Ranker dengan cepat mendekati arah Neon dan Raja Zahard berada.

"NEON ARGARITHER!"

Neon memandang ke seorang pemuda yang memiliki kulit putih, mata biru, dan rambut berwarna pirang. Dia mengenakan pakaian biasa untuk seorang Ranker Zahard.

Aku tidak percaya bisa bertemu dengan Kallavan secepat ini. Bahkan ini sebelum dia menjadi Komandan Squadron, pikir Neon.

"Kau?"

"Aku Kallavan, Ranker dari Zahard, seorang Fisherman dan juga orang yang dulu pernah diselamatkan olehmu dan juga Raja Zahard."