Kubuat Kau Menyesal!

"Alhamdulilah ya Allah, setiap hari pengunjung butik ini ramai. Butik aku juga kebanjiran orderan. Terlebih mau puasa seperti ini," ucap Killa.

Killa tampak mengusap perutnya yang semakin besar. Rasanya dia sudah tak sabar ingin melihat buah hatinya lahir ke dunia. Sebentar lagi dia akan melahirkan.

Dering ponselnya menyadarkan dia dari lamunannya. Dia langsung meraih ponselnya dan melihat nama yang terpampang di layar ponselnya. Tertulis nama Bunda Bunga. Killa pin langsung menerima panggilan itu.

"Assalamualaikum." Killa mengucap salam, saat pertama kali menerima panggilan telepon dari sang mantan ibu mertua.

"Waalaikumsalam. Kamu lagi apa, La?" Tanya Bunda Bunga.

"Lagi santai, Bun. Akhir-akhir ini butik kebanjiran orderan secara online, pengunjung butik juga lagi rame di akhir pekan. Alhamdulillah rezeki si dede. Semoga lancar terus," sahut Killa.

Bunda Bunga menghubungi Killa karena berniat ingin membelanjakan keperluan sang cucu saat lahir. Killa bersyukur, dia memiliki mantan ibu mertua yang baik. Yang begitu perhatian kepadanya, meskipun dia sudah tak bersama anaknya lagi.

"Iya, boleh deh Bun. Aku memang belum beli apapun. Baru rencana belinya pas usia 8 bulan. Kebetulan lagi sibuk juga, belum sempat belanja," ucap Killa.

"Kamu harus tetap pikirkan kesehatan kamu! Kamu tak perlu khawatir untuk biaya si dede, kami tak akan tinggal diam. Bayi dalam kandungan kamu, kami yang akan membiayainya. Meskipun nanti kamu menikah kembali dengan laki-laki lain. Kami hanya minta, tolong beritahu kalau kami adalah cucu dan kakeknya," ucap Bunda Bunga.

"Makasih ya Bun. Killa juga mau ucapkan makasih untuk Ayah," sahut Killa. Paling tidak, dia harus bersyukur karena sempat menikah dengan Raihan. Dia jadi bisa memiliki keluarga, orang tua, dan juga mendapatkan fasilitas.

Meskipun demikian, tak menjadi alasan bagi Killa untuk berpangku tangan. Killa tetap ingin berusaha keras, agar bisa membiayai anaknya dengan hasil kerja kerasnya.

Setelah bercerai, rezekinya semakin berlimpah. Killa berniat membuka usaha konveksi untuk kalangan menengah. Brand milik Killa sudah mulai di kenal di kalangan muslimah. Sesekali Killa pun suka menjadi model produknya sendiri.

Killa baru saja sampai di rumah. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Killa tetap memilih untuk mandi, dengan menggunakan air hangat agar tubuhnya terasa seger sebelum tidur.

Hari-harinya kini selalu dihabiskan untuk bekerja. Killa kerap pulang malam. Dia benar-benar sudah melupakan Raihan, dan fokus kepada kehidupannya sendiri.

Mama Sonya pun sangat banyak membantunya. Dia kerap mempromosikan produk Killa kepada teman-teman pengajiannya dan juga teman sosialitanya.

"Meskipun Ayah Raihan tak peduli padamu. Kamu tak perlu khawatir akan kekurangan kasih sayang. Karena kamu di kelilingi oleh orang-orang yang menyayangi kamu," ucap Killa kepada sang bayi dalam kandungannya.

Ada perasaan sedih yang Killa rasakan, bagaimanapun seorang wanita hamil pasti ingin di perhatikan dan di manjakan oleh suaminya. Tak seperti dirinya yang harus merasakan kehamilan sendiri, dari sejak hamil hingga sekarang.

Raihan baru saja sampai di kosan. Wajahnya terlihat lelah karena bekerja seharian. Dia baru menyadari, kalau mencari uang itu sangat sulit. Harus berjuang keras untuk mendapatkannya.

Saat itu jam menunjukkan pukul 11.00. Syila pun sudah tertidur pulas. Raihan tak tahu, kalau sang istri berselingkuh. Syila merasa kesepian, karena Raihan sibuk bekerja. Diam-diam Syila berselingkuh dengan laki-laki yang kos di tempat yang sama dengannya. Saat ini Aris bekerja di tenaga marketing di perusahaan advertising.