NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

“Hei Akira! Aku tidak menyangka kau mampu bertahan begitu lama ketika penilaian tadi.” Ucap Danis yang datang dari belakang dan menepuk punggung Akira dengan pelan.

“Hmm… terimakasih, itu bukan apa-apa kok.” Jawab Akira sambil berjalan menuju kelasnya bersama yang lain.

Si Akira memang sudah mulai berbicara dengan yang lain meskipun itu hanya baru Danis saja karena Danis lah yang lebih dulu berbicara dengan Akira. Jika Danis tidak berbicara terlebih dahulu, entah sampai kapan Akira bisa mendapatkan teman.

“Tapi itu tetap saja keren, kawan… kau bahkan tidak terlihat kelelahan,”

Memang sekarang Akira tidak terlihat kelelahan sama sekali. Berbeda dengan Danis dan yang lainnya yang benar-benar kelelahan, meskipun kondisi Danis lebih baik dari yang lainnya karena tenaga anak itu sedikit lebih banyak dari yang lain.

Mereka semua sampai di kelas dan langsung berganti pakaian di tempat yang sudah di sediakan. Setelah selesai berganti pakaian mereka kemudian kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Namun bukannya guru mapel yang masuk, tapi ternyata Sebastian si waketos kita.

“Tok… tok… permisi…”

Sebastian masuk setelah mengetuk pintu dan langsung berjalan menuju meja guru, kemudian berdiri di sampingnya.

“Halo semua, aku adalah Sebastian dan aku di sini untuk mencari murid bernama Rian, Natasha dan Akira… apakah ada?” tanya Sebastian kepada seluruh murid yang ada di dalam kelas.

‘Hah? Kenapa dia mencari ku?’ tanya Akira di benaknya sebelum mengangkat tangan kanannya setelah melihat Rian dan Natasha sudah mengangkat tangan mereka.

“Ohh, kalian satu kelas ternyata… baguslah, kerjaanku jadi berkurang. Nah, ayo ikut aku kalian bertiga.”

Sebastian langsung keluar dari kelas setelah berkata seperti itu. Rian, Natasha dan Akira pun mengikuti Sebastian dari belakang. Akira berjalan sedikit lebih cepat hingga akhirnya berada di samping Sebastian.

“Emm… Kak Sebastian, kenapa aku juga dipanggil? Apa aku membuat kesalahan?” tanya Akira yang berbisik kepada Sebastian.

“Tidak kok, kau sama sekali tidak membuat kesalahan apapun.” Jawab Sebastian yang juga ikut berbisik.

“Lalu kenapa aku juga dipanggil?”

“Entahlah, Yuna yang menyuruhku untuk memanggilmu juga.”

“Lah?”

Sementara Sebastian dan Akira bisik-bisik, Rian dan Natasha menatap keduanya dengan penasaran.

“Kira-kira, apa yang mereka bicarakan ya? Sampai bisik-bisik segala lagi,” tanya Rian yang malah ikut berbisik kepada Natasha.

“Mana ku tau. Dan kenapa kau malah ikut bisik-bisik begini coba?” ucap Natasha yang balik bertanya kepada Rian.

“Biar mereka ga denger lah.”

“Terserah kau saja lah, capek aku.”

Setelah berjalan cukup lama, mereka akhirnya sampai di ruang OSIS. Ruangan OSIS bisa di bilang mirip dengan ruang kelas pada umumnya, hanya saja ada yang berbeda seperti kulkas dan dispenser yang letaknya bersebelahan dengan mesin fotocopy yang berada di samping papan tulis. Di dalam ruangan OSIS juga ada sofa yang terletak di pojok ruangan dan rak buku yang cukup besar ada di samping sofa. Selain itu, di tengah ada meja dengan kursi yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

“Ruang OSIS? Apa kau berencana untuk mengajak kami bergabung dengan OSIS, Kak?” tanya Rian karena mereka tidak diberitahu kemana mereka akan pergi sebelumnya.

“Yup, benar sekali. Kalian akan menjadi pengurus OSIS mulai dari sekarang dan seterusnya… dan tidak ada penolakan.” Jawab Sebastian dengan santai di depan pintu ruang OSIS.

Ketiganya langsung menatap Sebastian dengan tidak percaya. Ya bagaimana tidak? Mereka baru sekolah 1 bulan lebih dikit sudah direkrut jadi pengurus OSIS, gimana ga kaget coba? Mana maksa lagi. Apalagi si Akira, ini akan menjadi tantangan terbesarnya karena Akira kan orang yang sangat menghindari acara sosialisasi jika dirasa acara itu tidak berguna dan hanya membuang-buang waktunya.

“Sudah-sudah, kita masuk dulu yuk! Udah di tunggu pembimbing sama ketua baru kalian tuh di dalem.” Sebastian kemudian membukakan pintu untuk mempersilahkan ketiga pengurus baru OSIS untuk masuk kedalam.

Di dalam sudah ada beberapa orang yang terlihat seperti sudah menunggu kedatangan pengurus baru. Ada dua siswa laki-laki yang duduk di kursi yang ada di tengah ruangan, lalu ada satu siswa perempuan yang duduk di kursi yang ada di pojok ruangan dan berada di sebelah kulkas tadi, dan terakhir ada seorang perempuan yang sepertinya adalah guru sekaligus pembimbing dari orgaisasi OSIS ini yang sedang berdiri menatap keluar jendela.

Dua siswa laki-laki langsung menatap Rian, Natasha dan Akira dengan tatapan tajam dan menelisik. Terutama si Akira, dia di tatap dari ujung kepala sampai ujung kakinya oleh dua siswa itu. Sementara ketua OSIS kita sibuk membaca buku novelnya tanpa sedikitpun menatap ke arah adik kelasnya yang baru bergabung menjadi pengurus OSIS.

“Permisi, Bu Tina, saya sudah membawa mereka kesini nih. Jadi saya bisa bersantai kan?” ucap Sebastian kepada guru perempuan yang bernama Tina.

Bu Tina langsung menoleh ketika Sebastian memanggil namanya.

“Dan Yuna, aku sudah memanggil si Akira…” lanjut Sebastian sambil meraih lengan Akira dan menariknya sebelum mendorongnya ke arah meja kerja Yuna.

Akira tidak sempat merespon karena apa yang di lakukan Sebastian begitu cepat. Akira saja hampir terjatuh ketika Sebastian mendorongnya, dan si Sebastian dengan santai langsung duduk di sebelah dua siswa yang sudah duduk dari tadi tanpa merasa bersalah.

‘Apa-apaan orang itu! Sifatnya benar-benar tidak menunjukkan kalau dia itu wakil ketua OSIS.’ Pikir Akira sambil melirik ke arah Sebastian yang sekarang sudah memainkan ponselnya.

“Akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama, Akira Kei…”

Yuna kemudian menutup buku novelnya dan berdiri dari kursinya sebelum menatap Akira dengan tatapan sedikit sendu.

“Em… bukankah kita sudah pernah bertemu di perpustakaan satu bulan yang lalu? Satu bulan itu tidak terlalu lama, bukan?” tanya Akira sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

Entah kenapa Akira merasa kalau murid perempuan di depannya ini sangat tidak asing baginya, bukan sebagai ketua OSIS atau sebagai seniornya di sekolah, tapi… sebagai seseorang yang pernah memiliki hubungan dengannya, dan hubungan itu pastinya bukanlah hubungan biasa.

“Memang, tapi aku merasa satu bulan itu adalah waktu yang lama.”

Jawaban dari Yuna langsung membuat Akira menghilangkan pikiran kalau Yuna tidak asing baginya, dan si Akira menganggap kalau Yuna adalah orang yang menghargai waktu.

“Apa kau sudah selesai berbicara dengannya, Yuna? Ada yang harus ku bicarakan dengannya.”

Sebuah suara tiba-tiba muncul dan membuar Yuna beserta Akira menoleh bersamaan ke samping. Di sana terdapat Bu Tina yang sudah berdiri tak jauh dari mereka berdua.

“Sebenarnya belum sih, tapi silahkan Bu Tina duluan…” ucap Yuna.

“Baiklah kalau begitu, kau bisa melanjutkannya nanti.”

Bu Tina langsung menatap ke arah Akira setelah selesai berbicara dengan Yuna.

“Jadi, aku akan langsung ke intinya. Akira Kei, mulai sekarang kau adalah pengurus OSIS, dan aku adalah pembimbing OSIS… kau bisa memanggilku Bu Tina.”

Bu Tina menjelaskan dengan singkat dan padat sampai membuat Akira membutuhkan waktu untuk mencerna setiap ucapan dari Bu Tina. Hingga akhirnya Akira sudah paham denga napa yang diucapkan Bu Tina.

“Ohh… hah apa?!”

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!