"Kiara Cristina Albian"yang kecewa setelah memergoki calon tunangannya yang tidur bersama dengan sahabat baik nya di sebuah hotel, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak mobil yang ada di depan nya dan membuat pemilik mobil itu lumpuh.
"Ardan Ganendra"Adalah seorang CEO muda dari perusahaan Ardan grup, meminta tangung jawab Kiara yang telah membuat nya lumpuh mengantikan calon istri nya yang kabur karena tidak Sudi menikah dengan pria lumpuh seperti nya.
"Bagaimana kami bisa menebus semua kesalahan putri kami?
"Aku ingin dia menjadi istri ku."
Penasaran dengan keseruan nya? Ayo ikuti terus episode-episode novel "Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
"Apa kau merasa pantas menanyakan hal itu kepada ku?"Lagi-lagi Bima di buat emosi oleh Jafin.
"Bukan begitu,tapi aku adalah mantan pacar nya, tuan bisa menanyakan banyak hal kepada ku jika tuan menginginkan nya."Ucap Jafin.
Bima terdiam, menatap Jafin,ia baru menyadari hal yang terjadi di pesta itu adalah fakta.
"Aku tidak membutuhkan mu, sama sekali sekarang juga keluar dari ruangan ku."Bima menatap Jafin namun tangan nya menujukkan pintu keluar di ruangan nya.
"Baik, baik lah, tapi jika tuan penasaran dengan nya, bisa menghubungi aku."Senyum miring Jafin, lalu ia berjalan. keluar dari ruangan Bima.
Setelah Jafin keluar dari ruangan nya, Bima pun kembali terduduk di kursi nya dengan pikiran yang semakin berkecamuk.
"Ternyata benar, Jafin mantan Kiara."Batin Bima semakin di buat kebingungan.
Siang berganti malam, Bima kembali ke Fila Ardan dengan tubuh nya yang begitu lelah karena begitu banyak pekerjaan di kantor cabang hari ini.
Terlihat Ardan yang sedang duduk di kursi ruang tamu dengan menatap layar ponselnya.
Bima yang biasanya selalu bercanda dan menegur Aksa kini menjadi lebih cuek dan dingin.
Begitu juga dengan Aksa, sebelum nya mereka tidak pernah saling diam seperti ini, namun hari ini itu mulai terjadi.
Kiara yang menyadari bahwa Bima dan Ardan mulai renggang pun merasa sedikit tidak enak, ia tau jika ini terjadi setelah hari pesta itu berlangsung.
"Nyonya, apa yang nyonya pikir kan?"Ucap maid A menepuk pundak Kiara yang sedari tadi termenung.
"Eh, maaf bi."Ucap Kiara reflek.
"Lah mengapa nyonya malah minta maaf?Apa nyonya sedang tidak enak badan?"Tanya maid A memastikan Kiara baik-baik saja.
"Seperti nya begitu bi, akhir-akhir ini sering merasa lemes dan suhu badan tidak teratur."Jawab Kiara.
Sebenarnya Kiara memang merasa tidak enak badan, entah ia terlalu banyak pikiran atau mungkin memang sedang sakit.
"Nyonya,saya sarankan nyonya untuk tidak banyak pikiran, karena itu akan menggangu kesehatan nyonya,kalau boleh tau apa sebenarnya yang nyonya pikir kan?"Ucap maid A berusaha untuk membuat Kiara curhat dengan nya.
"Aku melihat tuan Bima dan tuan Ardan yang sedang tidak saling tegur bi."Ucap Kiara sambil menatap maid A dengan tatapan sedih.
"Hmm, iya nyonya, bibi juga merasakan hal itu,tapi ini semua tentu bukan salah nyonya, mungkin saja mereka ingin menenangkan diri masing-masing dulu."Maid A dengan pintar nya menyemangati Kiara.
"Hm, mungkin bibi benar."Kiara berusaha tersenyum meskipun ia masih memikirkan maslaah itu.
"Ya sudah,ini sudah malam, sebaiknya nyonya istirahat."Ucap maid A.
"Hmmm,baik lah bi, aku ke kamar dulu."Ucap Kiara yang berdiri dari duduknya dan berjalan meningal kan dapur Fila dan berjalan menuju kamar nya.
Keesokan harinya.
Kiara baru saja selesai mandi,ia berjalan menuju ruang tengah Fila,melihat apakah ada seseorang di ruang tengah atau tidak.
"Tumben sepi sekali pagi ini?"Batin Kiara sambil celingak-celinguk.
Namun maid B terlihat berjalan cepat ke arah nya.
"Ada apa bi?"Kiara bertanya saat setelah maid B tepat di depan nya.
"Itu nyonya, tuan muda memanggil nyonya."Ucap maid B menyampaikan.
"Ada apa?"Tanya Kiara bingung.
"Bibi juga tidak tau nyonya."Jawab maid B sambil tersenyum kecil.
"Oh,baik lah bi, kalau begitu aku pergi dulu."Setelah berkata demikian Kiara pun kembali melangkah kan kaki nya menuju kamar Ardan.
Setelah tiba di kamar Kiara melihat Ardan yang masih duduk bersandar di atas ranjang nya.
"Ada apa tuan?"Tanya Kiara seperti biasa agak sedikit takut dan cangung.
"Aku ingin berjemur di dekat kolam renang."Ucap Ardan kepada Kiara.
"Berjemur di dekat kolam renang? Bagaimana bisa?"Jawab Kiara polos.
"Bodoh, aku ingin duduk di kursi dekat kolam renang, mumpung matahari pagi sangat cerah."Ucap Ardan kembali membenarkan ucapan agar sang istri mengerti.
"Astaga maaf kan aku."Ucap Kiara sedikit menyembunyikan rasa malunya.
"Mengapa diam saja ayo cepat."Ucap Ardan tidak sabar.
"Hehe, maaf-maaf."kiara kembali terlihat seperti orang Ling-Lung.
Tapi ia bergegas melakukan apa yang di perintahkan oleh Ardan, ia membantu Ardan turun dari ranjang, setelah itu ia mendorong kursi roda Ardan menuju kolam renang yang ada di Fila itu.
Sementara Bima yang baru keluar dari kamar nya mengerutkan kening melihat Ardan dan Kiara yang berjalan menuju kolam renang.
"Apa lagi yang di lakukan Ardan?"Batin Bima mulai kembali bergejolak melihat kedekatan Kiara dan Ardan.
Sementara itu Kiara dan Ardan sudah Tiba di kolam renang, Kiara membantu Ardan untuk berbaring di kursi yang ada di area kolam renang tersebut.
"Emm,kalau begitu aku pergi dulu."Ucap Kiara yang ingin berlalu dari sana.
"Tidak ada perintah untuk pergi dari sini,kau bahkan belum membuka baju ku."Ucap Ardan menatap Kiara.
"Emm,bukan kah tuan bisa membuka baju sendiri?"Ucap Kiara.
"Apa guna nya dirimu?"Ardan menatap Kiara dengan tatapan kesal karena ketidak pekaan Kiara.
"Hmm, baik lah."Kiara mengalah dan membantu Ardan membuka baju.
Setelah selesai Kiara menjadi lebih cangung, ia menatap perut sespek Ardan yang terlihat seperti roti sobek itu, dan itu membuat Kiara hampir tidak bisa memalingkan wajahnya.
"Kau menatap perut ku seperti itu? Oh iya,apa kau tergoda?"Gurau Ardan sambil tersenyum.
"Aih, tidak,aku masih banyak pekerjaan,tuan,kalau begitu aku permisi dulu."Ucap Kiara mulai melangkah kan kaki nya.
Namun Ardan kembali angkat bicara.
"Bawa kan aku segelas jus jeruk."Ucap Ardan.
Kiara memberhentikan langkah kaki nya dan menatap kesal ke arah Ardan, namun ia kembali berjalan menuju dapur untuk membuat jus yang di inginkan oleh Ardan.
Sementara Kiara ke dapur Bima pun datang menghampiri Ardan ke kolam renang tersebut.
Namun bukan untuk bicara, ia juga ikut berjemur dengan hanya memakai celana pendek dan tanpa baju, badan Bima tak kalah bagusnya dengan Ardan.
Ardan yang menyadari itu pun merasa kesal, ia tau jika saat itu Bima juga pasti ingin menarik perhatian Kiara.
"Mengapa kau mengikuti kegiatan ku? Apa kau tidak memiliki urusan lain?"Tanya Ardan tanpa memandang Bima.
"Aku rasa, aku tidak mengikuti kegiatan siapa pun, aku hanya melakukan apa yang aku inginkan."Jawab Bima.
Mendengar jawaban Bima yang menurut Ardan cukup mengesalkan Ardan menatap nya, namun dengan tatapan yang berbeda tidak seperti biasanya mereka berdua seolah dua ekor kucing yang sedang bermusuhan namun di tempat kan di kandang yang sama.
Bersambung ....