SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KEEMPAT.
#POVPELAKOR
Karena kesalahan di masa lalu, membuat seorang wanita yang kini bekerja di sebuah club' malam bertekad menghancurkan rumah tangga seseorang.
Dia adalah Bianca, wanita cantik dengan tubuh gemulai, juga parasnya yang cantik rupawan. Namun, nasib baik sepertinya tidak berpihak padanya.
Bianca hidup sebatang kara, setelah sang ayah meninggal saat dia remaja. Semua keluarga tidak ada yang sudi menampungnya hingga dia hidup dengan liar di luar sana.
Dan ia merasa semua nasib sial itu akibat perbuatan seorang wanita bernama Joana, yang kini terlihat bahagia dengan suaminya. Hidup penuh tawa, dan bergelimang harta.
Hingga akhirnya Bianca bertekad, untuk menggoda suami wanita itu.
"Bizard Welling Tanson, aku akan membuatmu jatuh dalam pelukanku dan menghancurkan Joana!"
Apa yang membuat Bianca ingin membalaskan dendamnya pada Joana? Cus ikuti ceritanya.
Salam Anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Mengetesmu Terlebih Dahulu
Sore hari ketika semua orang pulang dari perusahaan, Bizard mengajak Bianca untuk ikut dengannya bertemu dengan Joana. Dia akan membicarakan tentang usulan Bianca yang ingin menjadi asisten rumah tangga di rumahnya.
"Bianca, kita bicarakan ini semua dengan istriku dulu yah. Dia bilang hari ini dia tidak lembur, jadi kamu bisa bertemu dengannya," ucap Bizard saat mereka sudah berada di depan perusahaan.
Bianca tersenyum sumringah lalu mengangguk cepat. "Baik, Tuan, saya akan ikuti semua yang Tuan suruh. Semoga Nyonya Joana bisa menerima saya." Ujar wanita itu, berpura-pura memasrahkan diri terhadap keputusan Joana. Padahal dalam hati dia terus menyusun kata-kata, agar Joana bisa percaya padanya. Cih, rasanya dia benar-benar jijik menyebut nama wanita itu.
"Kamu tenang saja, Joana aslinya baik kok. Cuma kalau belum kenal memang suka begitu. Maafkan sikapnya yang kemarin yah."
"Halah, tidak apa-apa, Tuan. Saya mengerti, Nyonya kan juga sedang khawatir pada anda, jadi saya memakluminya."
Bizard tersenyum lebar sambil manggut-manggut. Betul-betul kagum dengan sifat Bianca yang selalu berlapang dada. "Kalau begitu ayo kita langsung masuk ke dalam mobil."
Tanpa banyak kata, mereka melangkah bersama. Masuk ke dalam kendaraan roda empat milik Bizard untuk sampai di rumah pria itu. Jalanan yang super macet, membuat perjalanan mereka jadi terhambat, Bianca sampai tertidur karena saking mengantuknya menunggu mobil merayap di jalan raya.
Bizard hanya melirik sekilas, lalu menarik sudut bibirnya ke atas, melihat kepala Bianca yang bergerak ke sana ke mari sementara mata wanita itu senantiasa terpejam.
Mereka menghabiskan waktu 2 jam di perjalanan gara-gara kemacetan tersebut. Saat Bizard memasukkan mobilnya ke dalam garasi, ternyata Joana sudah sampai lebih dulu.
Pria itu membuka sabuk pengaman, kemudian menoleh ke arah Bianca yang masih asyik tidur. Bizard menghembuskan nafas pelan sambil geleng-geleng kepala. "Bianca, bangunlah. Ini sudah sampai." Ucap Bizard seraya menggoyangkan bahu wanita cantik itu.
Bianca yang sedikit kagetan langsung tersentak, dia membuka mata lebar-lebar dan objek yang pertama kali dia lihat adalah wajah tampan Bizard. "Tuan?"
"Ya, aku Bizard. Kita sudah sampai di rumah, ini rumahku."
Sontak Bianca menatap sekeliling, benar apa yang dikatakan oleh Bizard. Ternyata mereka sudah sampai, Bianca pun akhirnya meraup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Maafkan saya, Tuan. Saya terlalu banyak tidur tadi."
"Tidak apa-apa, namanya juga lelah habis bekerja. Ayo keluar, Joana sudah ada di dalam."
Bianca mengangguk patuh, lantas dia mengekor pada Bizard yang sudah melangkah lebih dulu. Dia memindai rumah yang cukup besar itu, rumah yang menjadi tempat tinggal Bizard dan Joana.
Enak ya dia, tinggal di tempat seperti ini. Punya suami yang sayang padanya, karir yang bagus.
"Sayang, aku pulang," teriak Bizard agar Joana mendengar suaranya. Joana yang baru saja selesai membersihkan tubuhnya langsung tersenyum, lantas dia keluar setelah berpakaian rapih. Menemui Bizard yang kala itu sudah duduk di sofa dengan wanita yang ia kenal bernama Bianca.
"Sayang," panggil Joana seraya datang menghampiri suaminya. Dia duduk di samping Bizard kemudian mengecup lembut pipi pria itu.
"Hum, kamu harum sekali, habis mandi yah?"
Joana menganggukkan kepala. "Iya, Bee." Pandangan mata Joana beralih pada Bianca yang duduk berseberangan dengan mereka, wanita itu menunduk sopan, sementara Joana hanya tersenyum tipis. "Jadi dia yang akan menjadi asisten rumah tangga kita? Apa dia tidak kerepotan nantinya? Aku tidak mau lho yah, kalau sampai pekerjaan dia di kantor, akhirnya membuat pekerjaan di rumah menjadi terbengkalai."
"That's right, Jo. Bianca bilang dia akan berkerja semaksimal mungkin. Dan alasan dia melakukan itu juga masuk akal kok. Jadi, aku ingin mencobanya."
"Benar begitu? Bianca?" tanya Joana, tertuju pada Bianca yang sedari tadi hanya menunduk. Mendengar Joana yang memanggil namanya, Bianca pun mengangkat kepala.
"Benar, Nyonya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk itu. Saya rela menghabiskan tenaga, karena saya yakin itu bentuk dari perjuangan untuk menggapai masa depan saya yang lebih baik."
Joana terlihat manggut-manggut, dia menatap Bianca. "Oke, tapi apa aku boleh mengetesmu dulu?"
"Boleh, Nyonya."
Melihat keantusiasan Bianca, Joana jadi sedikit lebih percaya pada wanita muda itu. "Oke, aku ingin kamu memasak makanan untuk malam ini. Gunakan bahan makanan yang ada di dapur, terserah kamu mau buat apa. Kalau masakanmu enak, aku akan menerima kamu menjadi asisten rumah tangga di sini."
Wajah Bianca semakin bertambah sumringah. Dalam hati dia terus bersorak, memaki kebodohan Joana.
"Baik, Nyonya. Saya akan memasak makanan yang enak untuk kalian. Kalau begitu tunjukan saja dapurnya ada di mana," ucap Bianca dengan penuh semangat.
Joana pun bangkit dari sofa. "Sayang, kamu bersihkan tubuhmu lebih dulu yah, aku akan mengantar dia ke dapur."
"Iya, Sayang," jawab Bizard. Kemudian pandangan matanya beralih pada Bianca. Namun, dia tidak berkata apa-apa.
Bianca mengekor pada Joana yang sudah berlalu terlebih dahulu. Setelah sampai di dapur, Joana memberitahu Bianca ini dan itu. Setelah Bianca paham, akhirnya wanita itu pun meninggalkan Bianca sendiri. Membiarkan wanita cantik itu mengeksekusi bahan-bahan makanan yang ada di rumahnya.
Bianca tampak bersemangat, ini adalah syarat yang paling mudah baginya. Hingga satu jam lamanya dia berkutat dengan alat-alat masak. Akhirnya dia berhasil membuat dua menu. Dia langsung menghidangkannya di atas meja makan, tertata rapih bersama dengan nasi yang terlihat masih mengeluarkan uap.
"Sudah selesai?" tanya Joana, yang kala itu masuk ke dalam dapur ingin melihat cara kerja Bianca. Namun, saat ia datang ternyata Bianca sudah menyelesaikan tugasnya.
"Sudah, Nyonya."
Joana menoleh ke belakang, tepat pada saat itu Bizard keluar dari kamarnya. "Bee, ayo kita makan malam dulu."
Mendengar suara istrinya, Bee langsung menyahut. "Iya, Sayang."
Akhirnya kedua orang itu duduk di meja makan. Ingin mencoba masakan yang dibuat oleh Bianca. Bagi Bizard yang sudah sering memakannya, dia tidak akan meragukan lagi masakan yang dibuat oleh Bianca. Lain dengan Joana.
"Aku coba yah," ucap Joana, dan Bianca langsung mengangguk.
Awas kalau kamu bilang tidak enak, bahkan suamimu sudah kecanduan masakanku.
Joana mulai menyendokkan makanan dan memasukkannya ke dalam mulut. Dia mengunyah dengan sangat pelan, merasai setiap rasa yang ada di lidahnya. Seperti dalam lomba memasak, Bizard yang terlihat ketar-ketir mengenai penilaian Joana.
Kalau dia tidak usah ditanya. Jelas makanan Bianca enak, bahkan kini Bizard sudah makan dengan lahap.
"Bagaimana, Nyonya?" tanya Bianca dengan bibir yang tersenyum penuh harap.
Joana masih bergeming. Tak bisa bohong, masakan wanita yang ada di hadapannya ini memang sangat enak. Akhirnya Joana pun menganggukkan kepala. "Yah, lumayan."
Lumayan?
"Maksud, Nyonya?"
Joana menautkan kedua tangannya di atas meja, menatap Bianca. "Ya, masakan kamu lumayan enak. Jadi, aku memutuskan untuk menerima kamu sebagai asisten rumah tangga di sini."
Mendengar itu, Bianca langsung tersenyum lebar. "Nyonya, benarkah?"
"Ya, tapi ingat, jika kamu lalai dengan tugasmu, aku akan memecatmu tanpa pesangon!"
Tak peduli! Yang penting dia bisa dekat dengan Bizard.
"Saya akan terima."
***
Jiwa palkorrrku membara, tapi eh tapi😩😩😩
Jangan lupa mampir di rumah sebelah yaaa🐊🐊🐊