Setelah memenangkan perang di perbatasan, Qin Chen, Pangeran ketiga Kerajaan Chu segera kembali ke istana Kerajaan untuk secepatnya meresmikan hubungan dengan salah satu putri pejabat Kerajaan yang telah lama menjadi kekasih hatinya.
Kembali ke istana saat Raja sedang menggelar pesta pernikahan, Qin Chen terkejut melihat Li Wei, wanita yang dia cinta duduk bersandingan dengan Ayahnya, dan mendapatkan gelar Selir Agung. Gelar di Kerajaan yang hanya berada satu tingkat di bawah Ratu.
Mendapatkan sambutan yang begitu menyakitkan setelah memenangkan peperangan, Qin Chen begitu saja melepas gelar Pangeran miliknya, dan tanpa pamit dia pergi meninggalkan Kerajaan Chu.
Dua tahun berlalu, Qin Chen yang sudah merubah identitasnya kembali ke Kerajaan Chu. Bukan kembali untuk mengambil gelarnya, dia justru kembali sebagai pengawal Putri Liu Yao, Putri Mahkota Kerajaan Shu, yang merupakan calon istri Putra Mahkota Kerajaan Chu.
Dari sinilah dimulainya kisah Qin Chen menjadi seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelatihan Prajurit Kura-Kura Hitam
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...
°°°
Qin Chen pagi-pagi sekali sudah memulai pelatihan untuk prajurit kura-kura hitam. Melatih lima ribu orang diwaktu bersamaan bukanlah sesuatu yang mudah, oleh karena itu Qin Chen membutuhkan tempat luas, dan kebetulan Putri Liu Yao memiliki tempat yang dia butuhkan.
Setelah melakukan lari memutari tempat pelatihan seluas sepuluh kilometer persegi sebanyak seratus kali putaran, Qin Chen membagi prajurit kura-kura hitam menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari mereka yang sudah melatih tenaga dalam, sedangkan kelompok kedua merupakan mereka yang sama sekali belum melakukan pelatihan teknik tenaga dalam.
Kedua kelompok akan mendapatkan porsi latihan yang sama beratnya, tapi Qin Chen telah menyiapkan dua cara pelatihan yang berbeda untuk masing-masing kelompok.
Mereka yang telah mempelajari teknik tenaga dalam, Qin Chen akan membantu menemukan titik pusat tenaga dalam di tubuh mereka. Sedangkan untuk mereka yang belum mempelajari teknik tenaga dalam, Qin Chen menugaskan beberapa prajurit yang sebelumnya sudah dia latih saat berada di istana Putri Liu Yao, untuk membantu mereka berlatih teknik dasar pembangkitan dan penggunaan tenaga dalam.
Dengan bakat yang dimiliki prajurit kura-kura hitam, Qin Chen yakin mereka dapat menyelesaikan pelatihan beratnya dalam kurun waktu satu bulan, dan satu bulan setelahnya mereka tinggal menyempurnakan apa yang telah mereka pelajari di bulan pertama.
Saat melakukan pelatihan, dengan teliti Qin Chen terus memperhatikan perkembangan mereka yang sedang melakukan pelatihan. Meski sudah menentukan wakil pemimpin prajurit kura-kura hitam, Qin Chen masih memiliki satu keinginan, yaitu dia ingin membuat pasukan elite yang berasal dari prajurit kura-kura hitam.
Setidaknya dia menginginkan lima ratus prajurit untuk menjadi bagian dari pasukan elite kura-kura hitam, yang nantinya akan menjadi kekuatan kejutan saat prajurit kura-kura hitam turun ke medan perang.
Dari pelatihan yang sudah berlangsung dari pagi sampai siang, Qin Chen sudah menemukan beberapa calon anggota pasukan elite kura-kura hitam, tapi jumlah mereka masih jauh dari jumlah yang diinginkannya.
Saat matahari tepat berada di atas kepala, Qin Chen memberi waktu istirahat untuk prajurit kura-kura hitam yang sedang melakukan pelatihan. Mereka memiliki waktu istirahat selama satu jam, sebelum kembali melanjutkan pelatihan.
Saat sedang mengistirahatkan kelompok prajurit yang sudah mempelajari teknik tenaga dalam, Qin Chen memutuskan pergi melihat pelatihan yang dilakukan oleh mereka yang sedang berusaha mempelajari teknik tenaga dalam.
Qin Chen tersenyum saat melihat setengah dari prajurit yang sebelumnya belum bisa menggunakan tenaga dalam, saat ini mereka telah berhasil membuka satu titik pusat tenaga dalam, yang artinya mereka telah bisa menggunakan tenaga dalam.
“Mereka lebih berbakat dari penilaian yang sebelumnya aku lakukan,” gumam Qin Chen.
Qin Chen melihat mereka yang belum berhasil mempelajari tenaga dalam, dan masih terus mencoba menemukan letak titik pusat tenaga dalam pertama yang ada di tubuh mereka.
“Meski sedikit lebih lama, tapi tak lama lagi mereka akan berhasil menemukan apa yang mereka cari,” ungkap Qin Chen yang puas dengan bakat serta kekuatan prajurit kura-kura hitam.
Setelah puas melihat pelatihan prajurit yang mencoba membangkitkan tenaga dalam di tubuh mereka, Qin Chen memutuskan pergi ke kediamannya, dan dia menggunakan waktu yang ada untuk kembali mencari letak titik pusat tenaga dalam terakhir yang berada di tubuhnya.
Semalam saat melakukan pelatihan, Qin Chen hampir menemukan letak titik pusat tenaga dalam yang dia cari, tapi dia hanya menemukan jalur ke titik itu, dan belum bisa menemukan ujung dari jalur yang dia temukan.
Berada di kediamannya dan setelah mengambil posisi duduk bersila, Qin Chen melanjutkan kembali pelatihannya, meski dia hanya memiliki waktu kurang dari satu jam. Dia hanya memiliki waktu yang begitu sempit karena kurang dari satu jam, dia harus kembali melanjutkan pelatihan prajurit kura-kura hitam.
“Semalaman aku sudah mengikuti jalur menuju titik yang aku cari. Akan tetapi, sampai saat ini aku masih belum bisa menemukannya...” Qin Chen menyudahi latihannya karena dia tidak kunjung menemukan apa yang dicari.
Sejenak berdiam diri memikirkan apa dia masih belum layak membuka seluruh titik tenaga dalam di tubuhnya, tiba-tiba Qin Chen teringat pesan gurunya yang pernah mengatakan padanya tentang syarat utama menemukan letak titik pusat tenaga dalam terakhir di tubuhnya.
Mengingat itu, Qin Chen hanya bisa menghela nafas, dan berpikir apa dia memang harus melakukan itu lebih dulu.
“Guru, apa aku harus melakukan itu untuk membuka seluruh titik pusat tenaga dalam di tubuhku? Mencintai wanita, menikahinya, dan melakukan itu dengannya. Hah... bagaimana mungkin aku kembali mencintai wanita, sementara aku sudah lupa bagaimana caranya mencintai seorang wanita?...” gumam Qin Chen setelah dia teringat pesan gurunya.
“Sudahlah, lain waktu aku akan memikirkannya lagi. Sekarang lebih baik aku kembali ke tempat pelatihan,” ujar Qin Chen lalu dia kembali ke tempat pelatihan.
°°°
Tak terasa satu minggu telah berlalu sejak Qin Chen memulai pelatihan prajurit kura-kura hitam. Dalam satu minggu, prajurit kura-kura hitam telah mengalami perkembangan pesat.
Beberapa hari yang lalu Qin Chen juga sudah mendengar kabar dari Jin Han yang sudah sampai di Kota Hebei, bersama puluhan ribu prajurit yang akan tergabung dalam kelompok prajurit kura-kura hitam. Sedangkan Jin Han, setelah sampai di Kota Hebei, dia segera kembali ke Kerajaan Chu untuk melanjutkan tugasnya menjadi mata dan telinga Qin Chen di istana Kerajaan Chu.
“Putri Liu Yao telah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka. Aku masih punya waktu beberapa hari lagi sebelum membawa mereka yang di tempat ini, pergi ke Kota Hebei. Akan tetapi, mereka yang telah aku pilih menjadi pasukan elite, mereka akan tetap melanjutkan pelatihan di tempat ini,” ujar Qin Chen sembari terus mengawasi latihan prajurit kura-kura hitam, yang saat ini sedang melakukan latihan memanah.
Meski tidak menggunakan tenaga dalam dan hanya menggunakan kekuatan fisik, panah yang dilesatkan prajurit kura-kura hitam dapat menjangkau target di jarak lebih dari seratus meter.
“Jarak lesatan anak panah mereka memang semakin jauh, tapi mereka masih belum bisa mengenai tepat ke titik tengah sasaran. Dengan kerja keras, dua atau tiga hari lagi aku yakin mereka dapat melakukannya,” ungkap Qin Chen sembari menolehkan kepalanya, melihat ke arah gerbang masuk tempat pelatihan.
Dari arah gerbang masuk, Qin Chen melihat kedatangan Putri Liu Yao yang didampingi keempat pelayan pribadinya, serta ada Qiao Bao yang berjalan di belakang keempat pelayan pribadi Putri Liu Yao.
“Ini baru dua minggu, tapi aku merasa mereka sudah setara dengan prajurit teratai perak,” kata Putri Liu Yao menilai kekuatan prajurit kura-kura hitam.
“Putri, mereka belum layak disetarakan dengan prajurit teratai perak,” balas Qin Chen.
Putri Liu Yao tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan, “Jangan terlalu merendah! Mereka memang kuat, dan aku yakin beberapa dari mereka sudah melampaui kekuatan prajurit teratai perak,” ungkap Putri Liu Yao.
“Sebenarnya aku telah membuat kelompok pasukan elite prajurit kura-kura hitam. Meski jumlah mereka tidak banyak, kekuatan mereka nantinya setara dengan sepuluh prajurit kura-kura hitam...” Qin Chen mengatakan keberadaan pasukan elite prajurit kura-kura hitam pada Putri Liu.
Putri Liu Yao mengangguk puas, “Untuk mereka yang berada di Kota Hebei, sebenarnya darimana kamu mendapatkan orang-orang seperti mereka?...”
“Selain kuat dan terlatih, dari penilaian prajurit teratai emas yang aku kirim untuk menilai kekuatan mereka, prajurit itu mengatakan kalau mereka jauh lebih kuat dari prajurit teratai emas...” Putri Liu Yao pura-pura tidak tahu darimana asal orang-orang yang berada di Kota Hebei.
“Bukannya Putri sudah tahu darimana asal mereka? Aku yakin, Putri sebenarnya juga sudah tahu identitas asliku,” ujar Qin Chen yang berani mengatakan semua itu karena saat ini dia hanya berduaan dengan Putri Liu Yao.
Putri Liu Yao sedikit menyingkap cadar yang dia gunakan hanya untuk menunjukkan senyuman di bibirnya, “Bagaimana mungkin aku tidak mengenali pria yang dulu pernah menyelamatkanku?” kata Putri Liu Yao.
“Kejadian itu sudah sangat lama, tapi aku tidak menyangka Putri masih mengingatnya. Akan tetapi, setelah melihat sendiri kehebatan Putri, aku merasa saat itu sebenarnya Putri tidak membutuhkan pertolonganku,” ungkap Qin Chen.
“Meskipun aku tidak membutuhkan pertolongan, bukannya kamu sudah menyempatkan waktu memberi pertolongan padaku?” ujar Putri Liu Yao mengarahkan pandangannya pada Qin Chen.
“Aku sudah menolong Putri, dan yah kejadian selanjutnya sebaiknya tidak usah diingat!” kata Qin Chen.
Mendengar itu Putri Liu Yao segera menggelengkan kepala, lalu dia berkata, “Aku selalu mengingat kejadian waktu itu, dan aku akan segera menagih janji yang sudah kamu buat untukku!...”
Putri Liu Yao langsung saja pergi meninggalkan Qin Chen yang seketika diam termenung, begitu dia mengingat janjinya pada Putri Liu Yao di masa lalu.
’Seharusnya waktu itu aku tidak menjanjikan itu padanya,’ katanya dalam hati.
°°°
Bersambung...