NovelToon NovelToon
Kecanduan Ibu Tiri

Kecanduan Ibu Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Annisha A

Bagaimana jadinya jika seorang lelaki muda, tampan yg sebelumnya tidak pernah memiliki rasa ketertarikan kepada para wanita yang ada di sekitarnya, justru tertarik pada seorang wanita yang akan menjadi ibu tirinya?

Ya, lelaki yang memiliki nama lengkap Antonio Robert itu memang lah tampan, ia tinggi dan tentunya ia juga kaya raya karena memiliki seorang ayah pemilik pabrik makanan olahan yang merknya sudah sangat terkenal. Banyak gadis-gadis di kampusnya tertarik padanya, namun sayang hingga semester akhir Nio berkuliah di kampusnya, tak pernah ada satu wanita pun yang membuatnya tertarik. Dan tak di sangka, ia justru langsung terpikat pada pandangan pertama dengan seorang wanita yang di kenalkan oleh ayahnya sebagai calon ibu tirinya.

Rena, begitu lah namanya biasa disebut, wanita yang memiliki paras cantik menggoda, memiliki bibir yang terlihat begitu merekah, serta bentuk tubuh bak gitar spanyol hingga tak ada alasan bagi kaum adam untuk tidak menyukainya. Keramahan Rena pada Nio, nyatanya berhasil membuat Nio semakin tergila-gila padanya, bahkan ketika Rena resmi menjadi ibu tirinya, perasaan Nio tak kunjung pudar, justru semakin menjadi-jadi sejak mereka tingga bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisha A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunggu

Nio menghentikan langkahnya saat mereka sudah cukup jauh dari keramaian, lalu langsung melepaskan tangan Sonia yang sejak tadi ia tarik.

"Ok, sekarang katakan! Apalagi yang ingin kau bicarakan? Apa kau masih belum puas setelah mengatakan semuanya pada ibu tiriku?" Tanya Nio yang kembali menatap Sonia dengan begitu serius.

"Hmm ya, justru itu aku ingin meminta maaf padamu." Jawab Sonia yang mulai memasang raut wajah sendu.

Mendengar hal itu, emosi Nio pun seketika mulai mereda, entah kenapa tiba-tiba perasaan tidak tega hinggap begitu saja saat mendapati wajah sendu Sonia.

"Aku sungguh minta maaf, Nio. Saat itu aku benar-benar tidak bisa menahan emosiku saat mengetahui ada wanita lain yang berhasil mencuri hatimu." Tambah Sonia lagi yang mulai meraih kedua tangan Nio.

"Hmm ya, it's ok. Sebenarnya itu bukan salahmu, tapi salahku. Harusnya lagi-lagi aku yang minta maaf." Tatapan Nio yang awalnya begitu tajam, kini perlahan kembali terlihat meredup.

"I'm so sorry, Sonia." Ucap Nio sekali lagi, dengan nada suara yang menurun.

Mendengar hal itu Sonia pun akhirnya mulai kembali tersenyum.

"Jujur saja, sebenarnya hingga saat ini pun aku masih merasa sangat kecewa padamu Nio. Kukira, dengan menjadi wanita pertama dan satu-satunya yang pernah kamu tiduri, akan membuatku jadi wanita special di hatimu, dan kukira kita akan terus bisa melakukannya, tapi ternyata hal itu rupanya tidak cukup untukmu!" Ungkap Sonia lirih.

"But it's ok, aku mencoba untuk tidak egois." Tambah Sonia lagi yang akhirnya kembali tersenyum meskipun hanya senyuman lirih.

"Ya aku tau hal ini memang sangat mengecewakan bagimu, tapi aku juga tidak bisa menyembunyikan fakta itu darimu Sonia. Jadi ku harap kau bisa mengerti,"

"Ya, ya. Aku mencoba mengerti."

"Thanks." Nio akhirnya kembali tersenyum.

"Jadi,, kamu tidak marah lagi padaku kan?"

"No!" Nio menggeleng pelan.

"Janji tidak akan menghindariku lagi? Dan bisakah kita dekat sebagai teman?" Sonia semakin melebarkan senyumannya sembari menjulurkan tangannya ke hadapan Nio.

Nio ikut kembali tersenyum sembari memandangi tangan Sonia, lalu tanpa pikir panjang lagi, ia pun menyambut tangan itu untuk berjabat tangan.

"Of course." Jawabnya pelan.

"Aaaa thank you so much." Sonia yang nampak begitu senang akhirnya mulai memeluk erat tubuh Nio begitu saja.

Awalnya Nio terkejut dan mencoba untuk melepaskan tautan tubuh mereka.

"Tolong biarkan aku memelukmu sedikit lebih lama, kita berteman sekarang, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ungkap Sonia yang justru semakin mengeratkan pelukannya.

Tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun, akhirnya Nio pun lagi-lagi mulai mengutas senyuman tipis dan perlahan mulai membalas pelukan Sonia meski hanya sekedarnya saja.

"Aku senang sekali, terima kasih sudah mau berteman denganku, Nio." Ucap Sonia saat melepaskan pelukannya,

"Ya, it's ok." Jawab Nio santai.

"Ok, kalau begitu aku mau kembali ke pendopo, teman-temanku ada disana." Ucap Sonia sembari menunjuk ke arah pendopo yang berada di tengah-tengah taman kampus itu.

"Oh, ok."

"Lalu bagaimana denganmu, apa kamu akan kembali bergabung dengan dua temanmu?"

"Hmm sepertinya aku mau langsung pulang saja,"

"Pulang?"

"Hmm." Jawab Nio mengangguk singkat.

"Oh ok, kalau begitu hati-hati di jalan, Nio."

"Ok, thanks." Nio tersenyum singkat dan mulai beranjak pergi.

"Bye Nio." Ucap Sonia lagi sembari melambaikan tangannya.

Nio hanya menoleh singkat ke arahnya, lagi-lagi hanya menampilkan senyum tipis.

"Bye."

Tepat jam 15.00 petang, mobil sport Nio akhirnya telah terparkir sempurna di garasi rumahnya yang megah. Dengan tenang ia keluar dari mobilnya, namun seketika dahinya nampak sedikit mengkerut saat menyadari salah satu mobil tidak ada di garasi.

Tak ingin terlalu ambil pusing, Nio pun memilih untuk melanjutkan langkahnya.

"Eh mas Nio, sudah pulang?" Tanya bi Inah, yang saat itu kebetulan sedang menyiram bunga di taman halaman depan.

"Iya bi." Jawab Nio sembari tersenyum.

"Oh ya bi, kemana mobil yang satunya lagi? Apa ibu pergi?" Tanya Nio lagi yang ternyata masih merasa sedikit penasaran.

"Iya mas, tidak lama sehabis makan siang tadi, bu Rena pergi keluar,"

"Kemana?" Dahi Nio pun kembali mengkerut,

"Bibi juga kurang tau mas, ibu tidak ada mengatakan kemana dia akan pergi."

"Apa dia pergi bersama pak Eko?"

"Iya mas,"

"Hmm baiklah, kalau begitu aku masuk dulu bi." Ucap Nio akhirnya.

"Iya mas." Bi Inah pun mengangguk singkat lalu memilih kembali melanjutkan tugasnya.

Nio terus melangkah dengan tenang menaiki anak tangga, lalu mulai merogoh saku celananya untuk meraih ponselnya,

"Kemana dia?" Tanya Nio seorang diri, sembari mulai mencoba untuk menghubungi Rena.

Tapi sayangnya sama sekali tidak ada jawaban dari Rena hingga membuat Nio berdecak sedikit kesal.

"Mck! Kenapa dia tidak menjawab?" Gerutu Nio lagi.

Nio terus berjalan mondar mandir di dalam kamarnya, perasaan cemas dan juga penasaran kian menguasai pikirannya kala itu. Nio pun melirik ke arah jam tangannya, tak terasa jam sudah bergulir begitu cepat dan menunjukkan pukul 16.30 sore.

Sebenarnya Nio merasa cukup lelah, namun entah kenapa sejak pulang tadi, ia sama sekali tidak bisa tidur, bahkan tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Nio pun melangkah menuju balkon yang ada di kamarnya, ia berdiri memandangi halaman rumahnya, berharap bisa melihat kepulangan Rena.

"Sudah sore begini, kenapa masih belum pulang juga?" Gerutunya lagi.

Setengah jam sudah Nio berdiri untuk menunggu kepulangan Rena di balkon kamarnya, namun tetap saja nihil. Nio akhirnya hanya bisa menghela nafas kasar, lalu melangkah masuk ke kamarnya dan memutuskan untuk mandi.

Beberapa menit berlalu, dengan berbalut handuk di pinggangnya, Nio kembali melangkah dengan tenang menuju nakas, tempat dimana ia meletakkan ponselnya. Tapi tetap saja belum ada kabar dari Rena. Hal itu membuat Nio kembali melesu, lalu langsung membaringkan tubuhnya ke atas ranjang dengan membawa serta segudang tanda tanya di pikirannya,

"Kemana Rena pergi?"

"Dimana dia sekarang?"

"Apa yang dilakukannya diluar?"

"Dengan siapa?"

"Apa dia menemui seseorang?"

"Kenapa sudah hampir gelap, masih belum pulang juga?"

Pertanyaan-pertanyaan itu, terus saja bermunculan dalam benak Nio, perasaan cinta yang begitu menggebu, telah berhasil membuatnya over thinking.

Namun perlahan tapi pasti, mata Nio mulai terasa berat, semakin berat, dan akhirnya matanya pun terpejam. Nio tertidur begitu saja bahkan saat ia belum mengenakan pakaiannya,

Tik tok tik tok

Jarum jam terus berputar, petang sudah beranjak malam, tidak ada lagi bias jingga yang menghiasi langit. Berganti dengan bintang-bintang dan bulan lah yang kini menunjukkan eksistensinya.

*Tok,,tok,,tok*

Suara ketukan pintu terdengar.

"Mas Nio," Panggil Bi Inah sembari terus mengetuk pintu kamar Nio.

*Tok,,tok,,tok*

"Mas Nioo!" Panggil bi Inah lagi yang kali ini mulai sedikit meninggikan volume suaranya.

Ketukan kedua, akhirnya berhasil membuat Nio tersentak.

"Hmm ya bi?"

"Mas, makan malam sudah siap!"

"Makan malam??" Tanya Nio yang seketika langsung melirik ke arah jam beker yang ada di atas nakasnya.

"Oh gosh!! Sudah jam delapan malam??!!" Nio pun terkejut.

"Mas Nioo, ayo makan mas mumpung makanannya masih hangat." Panggil Bi Inah lagi.

"Iya bi, sebentar lagi aku turun!"

"Baik mas Nio."

Nio pun bergegas memakai pakaiannya terlebih dulu sebelum ia keluar dari kamar.

...Bersambung......

1
Kinantiee
Nnnti
Lintong
semoga tidak ada yg seperti ini di dunia nyata,,, kasihan si wanita
Nur Hayati
Buruk
AGUSTINUS BEDA
Kecewa
AGUSTINUS BEDA
Buruk
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
NIO DAN RENA🔥🔥🔥
Nggenk Topan
duh ikutan dah dig dug
Nggenk Topan
terlalu banyak bicara kau nio.. akan memudarkan nafsuku aaahhh
Nggenk Topan
sssshhhhhhh
Satrya Oy
Luar biasa
Fr s
love bgt sama karyamu thor
Adam Sahrain
Luar biasa
Aisyah Putri
aahhhh
Wahyu
lebih bagus nya lebih mendteil👍❤️
Wahyu
👍👍❤️
Wahyu
👍👍👍❤️
Wahyu
dilanjut kutunggu 18 + nya
arul.tuanaya
Membosankan KNPA itu harus terjadi di saat temanya lagi pada nongki di rmh kan aneh otak si ugly basrtad peran utamanya Udha kek ODGJ kerasukan kecubung
arul.tuanaya
Ahahah apasihh idioitt tiap bab hanya itu SJa si ugly basrtad terdiam terpaku memandangi AHAHAAH Udha Kya orng kena raibes aj linglung trus entr klo di tnya Lo KNPA di jwb eh itu in blalala
arul.tuanaya
Ahahah slh Lo jga soniaa seharusnya tau lah itu ugly ngga ada perasaan sama Lo jdi trauma kan Udha di Ksi apa yang di mau mlh ugly basrtad ngomongnya ngga ada perasaan hhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!