Pemuda yang kurang beruntung dalam hidup, mendapatkan kesempatan untuk memulai kehidupan yang lebik baik dan penuh warna, tapi apa maksud nya menjadi gadis cantikk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GugunGalaxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Biasa
Gerbang sekolah sedang penuh dengan para siswa yang keluar untuk pulang
Sisi keluar dari kerumunan disusul oleh Ryan di belakangnya
"Gila! Apakah ini Event Zombie" Sisi terengah-engah sambil meletakan kedua tangan di pinggangnya menatap segerombolan siswa yang berhamburan.
"Karna ini baru hari pertama. Pembagian waktu pulang setiap kelas belum berlaku. Jadi semuanya keluar secara bersamaan"
"Bagaimana kamu pulang? mau aku antar? Aku bawa sepeda kesini" Ryan berjalan menuju parkir sepeda yang disediakan sekolah.
"Wajah mu kaya tapi ternyata miskin"
"Sekolah melarang siswa membawa mobil, Dan aku belum cukup umur untuk membuat SIM"
"Jadi pakai sepeda saja, Sekalian olahraga Bagus untuk kesehatan. Lagian rumah kita tidak jauh dari sekolah. Hanya butuh 15 menit berjalan kaki untuk sampai"
Ryan berbicara sambil mengambil sepeda Hitam dengan boncengan di belakangnya
"Ayo Naik" Ryan melirik Sisi yang menatap jok boncengan
"Kenapa? Apakah kamu tidak tau cara duduk"
"Orang macam apa yang tidak tau duduk itu seperti apa huh~"
Sisi duduk dengan postur laki² dengan badan menghadap kedepan
"Duduklah layaknya seorang gadis" Ryan mendesah dah mengetuk kepaka kecil Sisi
"Aduh, Ini kan duduk? Apakah harus kepala dibawah dan kaki di atas?" sisi berkata sambil memegangi kepalanya
"Maksudku duduk menyamping. Jika kamu duduk seperti itu, rok mu akan tertiup angin dan semuanya akan terlihat"
"Bilang dong dari tadi, mengapa begitu rumit"
'Kamu yang Rumit' Ryan bergumam dalam hati sambil mengayuh sepeda nya.
"Pegangan. Nanti jatuh" Ryan berkata
Kemudian Tangan halus putih melingkari pinggang Ryan dan Tekanan dipunggung nya sangat lembut
'Memang ide bagus untuk membawa sepeda'
Disepanjang jalan banyak orang² berseru menatap dua sejoli yang menaiki sepeda itu. Cowok tampan dan gadis yang sangat cantik Berboncengan dengan sinar matahari yang merestuinya
"Anak-Anak yang sangat manis" Seorang bibi penjual sayur berseru dan mulai bernostalgia tentang masa sekolah nya dulu.
"Apakah berat?" Sisi bertanya pada Ryan yang dengan santai mengayuh pedal sepeda
"Aku kuat jangan khawatir"
Sisi bisa meraksan perut ian yang keras dan maskulin 'Tidak heran, spertinya dia sering pergi ke Gym'. Sisi menikmati angin sore dengan nyaman Sambil berpegangan pada ian. Dia menyenandungkan sebuah lagu yang tidak jelas sambil menggoyangkan kepala
"Eits! Berhenti cok!" Sisi menepuk punggung ian
Ryan menghentikan sepeda "Ada apa?"
"Lihat, mobil eskrim keliling" Sisi menujuk mobil pink di sebrang jalan
"Tunggu sebentar, aku jajan dulu" Sisi turun dari sepeda dan begegas menuju mobil
Ryan melihat bangku di pinggir jalan khusus untuk pejalan kaki dan jalur sepeda. Berjalan dan duduk menunggu
Tidak lama kemudian Sisi datang membawa 2 eskrim batang rasa coklat
"Ini untukmu"
Ryan menerima eskrim batang dengan ekspresi seperti anak kecil
"Setelah pulang nanti, Kamu modif sepedamu biar ada atapnya, supaya tidak kena sinar matahari seperti sekarang. Sangat panas" Sisi berkata sambil menjilati eskrim batang yang membuat penglihatan ian menjadi ilusi yang kotor
"Yah, aku akan mencoba memasang genteng nanti" Ryan membalas dengan bercanda
Tung tung tung sahur!~ Suara dering ponsel Sisi berbunyi
Sisi mengambil ponsel dan melihat nama ibunya
"Hallo mah"
Desi: Gadis Nakal dimana kamu? Kenapa pak joy Cuma bawa Sina pulang sendirian?
Sisi mendengar Suara ibunya yang sedikit marah "Aku sedang dalam perjalanan, Ini lagi berhenti dulu beli eskrim"
Desi: Segera pulang sebelum sore. Kalau tidak!
"Iya, aku pulang sebentar lagi" Sisi mengigil ketika mengingat ibunya kalau sedang marah selalu menampar pantatnya sampai merah
"Siapa" Ryan bertanya
"Ibuku"
"Ayo segera pulang, jangan biarkan Bibi khawatir"
"Oke"
..........
"Baiklah, Hati-hati dijalan" Sisi melambaikan tangan dan melihat Ryan pergi dan menghilang di ujung jalan
Sisi masuk gerbang dan berjalan menuju rumah, Sisi melihat Pak joy dan ketika pak joy melihat sisi dia datang menghampiri dan berkata "Nona gawat! nyonya sepertinya marah"
"Aduh Bahaya. Baiklah aku masuk dulu"
Sisi berjalan masuk dengan buru-buru
"Aku pulang!"
Sisi masuk dan melihat ibunya sedang duduk disofa dan Sina disamping nya yang menatap Sisi dengan cemas.
"Kenapa pulang terlambat?" Desi melirik Sisi yang sudah duduk di sofa
"Maaf mah, Aku main dulu dengan ian"
'Ian? Apakah itu laki-laki? Sejak kapan Kakak punya pacar!' Sina berkata dalam hati
"Jangan terlalu dekat dengan Laki-laki, kamu masih muda"
"Kita hanya main dan jajan eskrim mah, gak ada yang lain" Sisi berkata dengan lembut
"Kedepannya jika kamu akan pulang terlambat, beri tahu ibu. Jangan membuat ibu khawatir" Desi menatap putrinya dengan wajah lelah
"Aku Minta Maaf" Sisi menundukan kepalanya dengan wajah bersalah
"Baiklah, segera ganti pakaian dan jangan kemana-mana tetap dirumah dengan Sina. Ibu mau ke perusahan Ayah" Desi bangkit dan berjalan menuju kamarnya
"Kakak baik-baik saja" Sina mendekat dan bertanya
"Aman" Sisi tersenyum dan tertawa
"Untung saja ibu tidak memukul pantatku, mungkin dia sedang dalam suasana hati yang baik"
"Atau dia sedang mangandung adik bayi kecil yang baru?"
"Ayolah hentikan itu" Sina berteriak dengan wajah merah
Sisi tertawa dan segera berhenti bercanda
"Apakah kamu bosan? Ayo main ke kamar kakak, Banyak game super" Sisi bangkit sambil melepas jas nya dengan gerah
"Apakah boleh?" Sina berkata dengan semangat
"Tentu saja. Mana ponselmu?"
"Aku belum punya"
"Lalu kemarin ponsel siapa yang kamu pakai?"
"Itu ponsel ayah, Aku pinjam diam-diam"
"Ibu belum mengijinkanku memiliki ponsel sebelum Aku kelas 2 SMP" Sina berkata agak sedih
'Gadis Malang'
"Nih kakak pinjamin, Mainnya dikamar kakak biar ibu gak tau"
"Hehehe Makasih Kak!" Sina berseru bahagia