Berkisah tentang dua sejoli beda negara yang dipersatukan oleh pernikahan yang bermula dari kawin kontrak.
Sultan, seorang turis dari Arab mulanya hanya ingin menjadikan Maymunah sebagai istri kontraknya, namun kepribadian Maymunah membuat Sultan tak berdaya dan akhirnya bertekuk lutut pada Maymunah.
Akankah Maymunah mampu menaklukan orang tua Sultan?
Akankah pernikahan mereka langgeng until Jannah?
Ikuti kisah mereka dalam novel ini.
Kisah dalam novel ini hanya fiktif belaka, meskipun alur dan latar dalam novel ini seperti nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maunah mom's zuzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide gila
Sultan melajukan mobilnya kearah Corniche, Corniche adalah jalan yang membentang di tepi pantai mengitari seputar pantai.
Kali ini Sultan mengajak Maymunah ke pantai Seif, salah satu nama pantai yang membentang sekitar 2 km di pantai laut Merah.
Pantai ini adalah pantai tersejuk dan terindah di kota Jeddah.
"Ma sya Allah, indah sekali"
"Sultan, kenapa kalian menamakan laut ini dengan Laut Merah?, padahal airnya sama saja dengan air laut yang lain" Tanya Maymunah seraya duduk di atas pondasi yang menjadi batas antara air laut dan pasir.
"Katanya sih ini karena di dalam laut ini ada sekelompok bakteri yang dinamakan Trichodesmium erythraeum, bakteri ini mengubah air laut yang biru menjadi merah kecoklatan. Ada juga yang bilang, bahwa ini karena ada gurun di sekitar mesir yang dimanakan gurun merah. Allahu a'lam, aku juga gak tau pasti " Tutur Sultan sambil memandangi wajah Maymunah yang masih tertutup cadar.
"Oh ya Sultan, aku pernah dengar di Jeddah ini ada air mancur yang sangat indah. Apa kau mau membawaku ke sana?"
"Maksud kamu Nafuroh Malik Fahad (air mancur king Fahad)?, Besok aku bawa kamu kesana, In sha Allah"
"Bukannya besok kita akan ke kantor imigrasi untuk membuat KTP untukku?"
"Buat ktp nya nanti saja, setelah kita mendaftarkan pernikahan kita sekalian. Aku akan perpanjang visa kamu. Besok aku akan ke kantor kementrian dalam negeri untuk mengurus berkasku"
****
Hari berganti pagi, Sultan mulai bersiap-siap untuk pergi ke kantor kementerian untuk mendaftarkan pernikahan mereka.
"Alhamdulillah, kita sudah sampai. Kamu tunggu di mobil ya! Aku akan segera kembali." Ujarnya setelah mereka sampai di kantor kementerian dalam negeri.
Sultan segera bergegas masuk ke dalam kantor dan melakukan konsultasi dengan pegawai kementerian yang ada di sana.
Namun sayang seribu sayang, ia terlambat. Ternyata kakaknya dan orangtua Summayyah sudah terlebih dahulu mendaftarkan pernikahannya dan Summayyah.
"Sultan, kenapa wajahmu terlihat murung? Apa yang terjadi? " Tanya Maymunah setelah Sultan kembali ke dalam mobil nya.
Sultan hanya tersenyum tipis. Ia segera masuk ke mobil nya dan mengemudikan mobilnya tanpa menjawab pertanyaan istrinya.
"Ya Allah, apa yang harus ku katakan pada Maymunah? dia pasti kecewa sekali " Gumamnya dalam hati.
"Sultan kenapa tak menjawab?" Maymunah mencoba bertanya lagi.
"Maafkan aku sayang. Tapi kamu jangan sedih ya. Aku akan usahakan jalan lain."
"Memangnya kenapa?"
"Sayang, aku terlambat. Kak Muhammad dan Orang tua Sumayya sudah mendaftarkan pernikahanku dengan Summayya"
Deg...
Maymunah seketika membeku,bulir bening terlihat menggenangi matanya dan mulai membasahi cadarnya.
"Itu artinya kamu gak bisa mendaftar lagi, kecuali kamu berani mengagalkan pernikahanmu dengan Sumayya, atau..atau jika kamu menikah dengan Sumayya, maka kamu perlu surat izin dari Sumayya. Iya kan?" Tanya Maymunah dengan suara lirih.
"Iya sayang. Dan itu sangat sulit, aku ..aku yakin ibuku akan menolak membatalkan pernikahanku dan Sumayya." Jawab Sultan pasrah.
Maymunah menyandarkan kepalanya ke kaca mobil Sultan.
"Apa itu artinya kamu akan poligami? Dan belum tentu juga Summayyah memberi izin" Tanyanya lirih.
"Sayang, kamu jangan putus asa. Allah pasti akan memberi jalan keluar untuk kita. Yakinlah sayang!" Sultan terus berusaha membujuk Maymunah yang kini telah membeku.
Maymunah tetap diam membisu, hingga mereka tiba di Apartemen, Maymunah segera masuk ke kamar dan mengunci diri.
Tok Tok Tok..
"Sayang, tolong buka sayang! aku mohon jangan membuatku serba salah. Aku pasti mencari jalan keluar yang tepat untuk kita sayang"
Sultan terus berusaha mengetuk pintu kamarnya, namun tak ada jawaban dari Maymunah.
Karena Maymunah tak mau membuka pintu, Sultan akhirnya duduk di ruang tamu seorang diri.
Tak berapa lama kemudian, ponselnya berbunyi.
Tring..
[ Sultan, aku sudah memutuskan, aku akan pulang ke Indonesia. Aku tak sanggup melanjutkan pernikahan kita, kalau hanya sebatas pernikahan sirri. Bukannya aku tak mencintaimu, Sungguh aku sudah jatuh cinta padamu ..Tapi aku..aku lebih mencintai calon anak-anak dan keturunanku kelak. Aku tak mungkin sanggup kalau punya anak tanpa identitas resmi. Bagaimana nasib mereka nanti. Maaf Sultan, jika keputusan ini akan menyisakan luka, tapi percayalah..luka hatiku lebih dalam dari luka hatimu] .
Mata Sultan membulat seketika, saat membaca potongan demi potongan kalimat yang di kirim oleh istrinya.
Ia segera bergegas menuju pintu kamar dan mengetuknya kembali.
"Sayang, kenapa kamu memutuskan sepihak? Apa kamu tak memikirkan aku? Sayang..buka pintunya! kita bicarakan lagi masalah kita ini..Sayang!" Seru Sultan seraya menggedor pintu kamarnya, namun Maymunah sama sekali tak bergeming. Meski ia berada di balik pintu.
Maymunah yang berada di balik pintu, hanya mampu menangis sesegukan. Tubuhnya dan juga Tubuh Sultan terasa limbung dan melorot. Tubuh mereka melorot ke bawah secara bersamaan meski terhalang oleh pintu.
"Sultan, maafkan aku! hu hu hu" Gumam Maymunah lirih di sela sela tangisnya.
Malam mulai merayap, namun Maymunah tetap belum mau membuka pintu kamar. Karena di dalam kamarnya ada kamar mandi, ia tetap tak mau membukakan pintu untuk Sultan.
"[ Sayang, aku mau pergi bersama temanku. Aku sudah membelikan makanan untukmu. Kamu harus makan"] Sent.
Setelah mengirim pesan untuk istrinya, ia segera bergegas menuju tempat di mana ia akan bertemu dengan teman-temannya yaitu Fahad dan Faisal.
Mereka mengadakan pertemuan di tempat tersembunyi di Jeddah, di mana mereka bisa bebas menikmati kebebasan mereka.
"Hei bro, apa kabar? Apa kamu sudah lupa sama kami hah..haha sejak menikahi istri Indonesiamu itu, kamu lupa sama kami" Ujar Fahad menyapa Sultan.
Sultan hanya tersenyum singkat. Sementara itu Faisal, tetap diam membisu, ia masih merasa canggung karena telah mencoba melakukan hal memalukan pada istri temannya itu.
"Dia berniat pergi, aku bingung banget. Di sisi lain, aku gak mampu menolak permintaan ibu untuk menikah dengan gadis asli sini, tapi di lain sisi, aku tak mungkin sanggup kehilangan Maymunah" Tutur Sultan lesu.
"Halah bro, semua wanita itu sama saja, kasih saja uang nanti dia luluh dan tetap mau bersamamu dan kamu masih bisa menikah dengan gadis Asli sini" Jawab Abdurahman.
"Kamu salah, Maymunah itu lain dari yang lain. Dia tidak meminta hartaku, yang dia minta adalah seratus resmi sebagai istri yang diakui oleh negara kita dan juga negaranya".
"Wah..benarkah?"Sahut Fahad.
"Iya, sekarang saja dia memutuskan untuk pulang dan bercerai denganku, karena aku gak bisa mendaftarkan pernikahan kami. Kakakku sudah mendaftarkan pernikahanku dengan gadis pilihan mamaku. Entah dengan cara apalagi aku harus membujuknya agar mau bertahan dan tetap di sisiku" Jawab Sultan
seraya menegak minuman yang di suguhkan temannya.
" Ah kamu, kalau dia sudah tak mau ya sudah. Bukannya kamu sudah menegak madunya. Ya biarkan dia pergi " Ujar Fahad seenaknya.
"Aku sudah katakan, aku sangat tidak sanggup meninggalkannya. lebih baik aku mati kalau harus berpisah dengannya "
Fahad dan yang lainnya tertawa menertawakan kecengengan Sultan.
"Hahaha lebay kamu Sultan, kaya gak ada gadis lain saja" Ucap mereka di sela sela tawa mereka.
"Emangnya dia se enak apa sih?" Tanya Fahad.
"Ah mana ku tau, kami belum melakukan malam pertama " Jawab Sultan sekenanya. Ia sudah terpengaruh minuman yang ia minum.
"Haha masa iya sih. Kalau begitu kamu lakukan dong.
Asal kamu tau Sultan, wanita kalau sudah merasakan satu kali, dia akan ketagihan dan dia tidak akan sanggup meninggalkanmu. Jadi kalau kau mau dia tetap di sisimu, lakukan malam pertama dengannya" Tambah Fahad.
"Aku gak berani, aku takut dia akan tambah marah"
"Ahkh jangan bodoh kamu. Mereka memang akan marah sesaat, tapi nanti dia juga akan memaafkanmu dan gak akan sanggup kehilanganmu"
"Apa itu benar?" Sultan bertanya lagi.
"Ya benar lah. Aku akan kasih kamu obat, nanti kasih ke dia, dan nikmati selanjutnya"
Dengan langkah gontai, Sultan bergegas pulang ke Apartemen sewaanya.
Ia benar-benar bimbang, antara melaksanakan Ide gila temannya atau tetap membiarkan Maymunah pergi darinya.