Merasakan jatuh cinta diusianya yang menginjak 17 tahun, adalah sesuatu yang wajar. Namun yang tidak wajar adalah jika lelaki yang ia cintai adalah ayah sahabatnya sendiri.
Akankah persahabatan antara Alena dan Angel hancur karena Alena mencintai ayah sahabatnya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan siang bersama
Sudah satu minggu berlalu semenjak lamaran itu, Doni masih terlihat gelisah dan lebih banyak diam. Beberapa kali Alena memancing Doni untuk bicara namun ia selalu menutupinya.
Hari ini Doni kembali mendatangi rumah Alena untuk menanyakan jawaban bunda Alena mengenai lamarannya untuk putrinya.
"Saya pikir Alena sudah memberi kabar " ucap bunda Alena
"Alena tidak mengatakan apapun " Ucap Doni terlihat bingung.
"kami sudah membicarakan masalah ini, dan saya tidak keberatan jika Alena menjadi mamihnya Angel "
Mata Doni berbinar. Ini seperti sebuah mimpi baginya.Doni langsung mencium kedua tangan bunda Alena "Terima kasih " ucap Doni. Bunda Alena hanya tersenyum melihat tingkah calon menantunya itu.Wanita itu tidak menyangka, ayah sahabat putrinya yang setiap hari selalu mengantar jemput Alena ke sekolah ternyata akan menjadi menantunya.
Sebetulnya bunda Alena sudah sedikit curiga ketika mendapati putrinya yang tampak murung setiap pulang dari Bandung, juga ketika Alena menolak untuk ikut berlibur ke Bali dan memilih menghabiskan waktu liburannya di butik. Rupanya sudah sekian lama Alena menyembunyikan perasaannya.
Setelah mendapat restu dari bunda Alena, Doni pun melajukan mobilnya menuju butik, hari ini ia sengaja tidak masuk kantor dan menyerahkan semua pekerjaannya kepada Sisil.
Alena yang sedang mengerjakan beberapa design baju menghentikan pekerjaannya ketika Doni masuk ke ruangannya.
"Papih tidak ke kantor? " tanya Alena heran, karena Doni datang dengan memakai celana jeans dan kemeja santai.
Bukannya menjawab, Doni malah duduk di kursi didepan Alena
"Kamu belajar nakal ya ngerjain papih " Doni mencubit hidung Alena.
"Ngerjain apa sih? " tanya Alena sambil meringis memegang ujung hidungnya yang merah karena ulah Doni.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau bunda kamu sudah merestui hubungan kita? "
"Habisnya papih tidak jujur sih sama aku, diam-diam melamar aku " Alena mengerucutkan bibirnya " makanya aku balas"
Doni terkekeh geli, Ia tidak sadar telah dikerjai oleh gadis belia. Ternyata begini gaya pacaran anak zaman sekarang batin Doni.
"Papih lega bunda kamu sudah merestui kita" ucap Doni. "papih akan urus pernikahan kita secepatnya "
Tak pernah terpikir sebelumnya kalau ia akan menikah muda, apalagi dengan laki-laki yang sudah lama diam-diam ia kagumi. Kenyataannya sebentar lagi ia akan menyandang status sebagai nyonya Doni Wijaya dan ibu dari Angela Wijaya. Tanpa sadar Alena Senyum-senyum sendiri.
Lamunannya Alena buyar manakala Doni menggerakkan tangannya didepan wajah Alena.
"Ngelamunin apa nyampe senyum-senyum begitu? " tanya Doni,ketika kewarasan Alena sudah kembali. Gadis itu tersipu malu.
"Papih serius hari ini tidak ke kantor? " tanya Alena
"Tidak.. papih mau nungguin kamu disini! " jawab Doni, Ia merebahkan dirinya pada sebuah sopa yang ada di ruangan itu sambil memejamkan matanya.
Alena meneruskan pekerjaannya dengan sesekali melirik Doni yang mulai tertidur dengan bantal kecil menopang kepalanya. Alena tersenyum tipis.
Doni membuka matanya ketika merasakan ada yang mengusap rambutnya. Seraut wajah cantik Alena tersenyum lembut ketika Doni membuka matanya sempurna.
"Pih.. aku lapar "
Doni bangkit kemudian duduk, dilihatnya jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukan jam 12.15 wib.Rupanya cukup lama ia tertidur.
"Ayok kita cari makan " ajak Doni
"Cuci muka dulu sana ! " Alena menarik tangan Doni kemudian mendorongnya menuju kamar mandi
Doni keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Alena mengeringkan wajah Doni yang masih basah dengan handuk kecil. Ketika Alena sibuk mengeringkan wajahnya, tangan Doni erat memeluk pinggang gadis itu.
Alena melepaskan belitan tangan Doni di pinggangnya setelah ia selesai mengelap wajah Doni dengan handuk.Kemudian keduanya keluar dari ruangan Alena dengan saling berpegangan tangan. Alena mendelik ketika mendapati tatapan Dewi yang menggodanya.Keduanya masuk kedalam mobil Doni dan meninggalkan butik.
"Kita menikahnya menunggu Angel libur semester, kamu ga apa-apa kan? " tanya Doni
"ga apa-apa " jawab Alena
"Ada waktu dua bulan untuk mengurus segala sesuatunya "
Alena mengangguk, tangan kiri Doni menggenggam jemari Alena dan meletakannya diatas pahanya, sementara tangan kanannya memegang kemudian.
"Al.. apa nanti kamu tidak akan menyesal menikah dengan laki-laki yang lebih pantas jadi ayah kamu? " tanya Doni, Alena mengarahkan badannya ke arah Doni, matanya menatap Doni tajam
"kenapa papih bertanya seperti itu? " tanya Alena tidak suka.
"Kamu kan masih muda dan cantik, diluar sana pasti banyak lelaki yang naksir sama kamu.. Rangga juga dulu naksir kamu kan? " tanya Doni sambil terkekeh.
"Papih juga kenapa malah pilih aku, padahal udah ada tante Wid! " Alena bukan menjawab malah balik bertanya.
Keduanya tak ada yang mau menjawab mengapa mereka saling jatuh cinta.Atau mungkin mereka sama sekali tidak tau jawabannya. Yang pasti mencintai itu tidak membutuhkan suatu alasan.
dddrrtt.. dddrrtt.. ponsel Alena bergetar. Gadis itu memeriksa ponselnya,ada pesan masuk dari bundanya. Setelah membaca pesan dari bundanya ia kembali memasukan ponselnya kedalam tas.
"Dari bunda " Doni menoleh kearah Alena dengan tatapan heran.
"Bunda mengajak kita untuk makan siang dirumah " Ucap Alena, Gadis itu merasakan tangan Doni tiba-tiba menjadi dingin dan berkeringat.
"Kalau tidak mau ya tidak usah " Alena merasakan kegugupan Doni.
"Kita kesana, ga enak sama bunda kamu " Doni pun melajukan mobilnya berputar arah menuju rumah Alena.Tak lama kemudian, mobil Doni pun memasuki halaman rumah Alena.
"Ayok pih turun, bunda ga akan gigit kok! " seloroh Alena sambil menyusut keringat di pelipis Doni dengan tisu.
Mereka pun turun dari mobil dan berjalan beriringan memasuki pintu utama rumah Alena. Bunda menyambut kedatangan mereka dengan hidangan lengkap yang sudah tersaji dimeja makan
Alena mencium punggung tangan bundanya seperti biasa. Dengan ragu Doni pun mengikuti Alena mencium punggung tangan bunda Alena.
"Ayok kita makan, hari ini bunda masak banyak. Ga enak makan sendiri "
Mereka pun menikmati makan siang dengan suasana sedikit canggung. Bunda berusaha mencairkan suasana dengan menanyakan kabar Angel.
"Apa Angel tidak keberatan jika kalian menikah? " tanya bunda Alena
"Angel sudah setuju " jawab Doni
"Syukurlah.. bunda kangen sekali pada anak itu " ujar bunda Alena sambil tersenyum.
"Nanti kalau pulang, akan saya suruh mampir kesini " ucap Doni
Selain membicarakan Angel, Mereka juga membahas masalah tanggal pernikahan yang akan dilaksanakan dua bulan lagi, termasuk segala sesuatu yang harus mereka persiapkan.
Setelah selesai makan siang Doni pamit untuk kembali mengantarkan Alena ke butik.
Bunda mengantar keduanya sampai teras depan.
"Duuh yang udah ketemu calon mertua" ledek Alena. Doni menanggapi ledekan Alena dengan senyum.
"Papih langsung pulang ya " Doni pamit ketika mereka telah sampai didepan butik.
Alena mengangguk,sebelum turun ia mencium punggung tangan Doni. Doni merengkuh tubuh Alena kemudian mendaratkan ciuman singkat dibibir Alena.
Alena masuk setelah mobil Doni melaju semakin menjauh.
alena dipangil aunti suaminya dipangil kakek 🤭😅