NovelToon NovelToon
CEO Cantik Vs Satpam Tampan

CEO Cantik Vs Satpam Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Tunangan Sejak Bayi / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Pengawal
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: MakNov Gabut

Kisah Perjodohan seorang CEO yang cantik jelita dengan Seorang Pengawal Pribadi yang mengawali kerja di perusahaannya sebagai satpam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MakNov Gabut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Bab 32

Mereka saling mencengkram tangan dengan kuat, seolah-olah ingin mematahkan jari masing-masing. Wajah Ferdian Sandy memerah, menahan sakit karena tangannya diremas oleh Aryo. Ia segera melepaskan genggamannya, mundur satu langkah.

Ferdian menatap Aryo dengan penuh kebencian, sementara Aryo hanya menatapnya santai, seolah hal itu tak berarti apa-apa baginya.

“Kau pergi saja dari rumahku!” perintah Perdana tegas, suaranya bergema di ruang tamu yang mewah.

Aryo tetap diam. Tidak bergeser sedikit pun. Wirda meraih lengan Aryo lebih erat. “Papa tidak bisa mengusirku dari sisi Aryo. Dia orang yang paling mengerti aku. Seharusnya kalian bisa menghargai pilihanku,” ujar Wirda dengan mata berkaca-kaca.

“Tante, kamu sadar diri dong! Kita tidak selevel dengan orang compang-camping macam ini. Lihat bajunya! Kelihatan acak-acakan,” sindir tantenya Wirda, menunjuk Aryo.

“Tante, tolong jangan ikut campur. Ini sudah menjadi keputusan Wirda sendiri,” balas Wirda dengan tegas.

“Dengar, sayang, papa tahu yang terbaik buatmu. Ferdian Sandy paling cocok untuk jadi suamimu. Masa depanmu akan aman dan terjamin,” sahut saudara Perdana lain, mencoba membujuk.

“Diam! Yang paling tahu apa yang terbaik buatku itu aku sendiri. Hidupku siapa yang jalanin? Aku kan?” suara Wirda meninggi, gemetar karena emosi.

“Begini lho, Wirda. Jangan egois. Lihat juga pilihan yang disediakan keluargamu. Kami ini lingkaran terdekatmu, jangan lupakan itu. Kalau salah pilih, yang malu itu keluarga kita,” ujar salah satu pamannya dengan nada keras.

“Egois? Yang egois itu siapa kalau bukan kalian yang suka mengatur hidup orang lain!” tangis Wirda mulai pecah. Aryo langsung memeluknya menenangkan.

“Sudah, cukup!” suara Perdana menggelegar, membuat semua terdiam. “Kau pergi dari rumah kami! Bisanya bikin ribut doang!” katanya, menunjuk Aryo.

“Tidak, Aryo tetap di sini, menemani Wirda dari tekanan kalian,” tegas Wirda, memeluk Aryo semakin erat. Keluarganya berusaha menarik Aryo menjauh, tapi Aryo menapak kuat, tak mudah digeser. Semua terheran-heran.

“Wirda, jangan kurang ajar! Kami tidak mendidikmu jadi pembangkang!” Ibu Wirda ikut campur dengan suara gemetar.

“Mah, cobalah hargai pilihan Wirda. Aku sudah capek mengikuti standar semu kalian. Hidup itu bukan soal kasta. Orang seperti Aryo, dalam hidup ini, lebih berarti daripada kalian semua,” sahut Wirda dengan mata penuh keteguhan.

“Yang seharusnya pergi dari sini itu Ferdian Sandy,” kata Aryo, membuat semua terkejut.

“Apa maksudmu?” tantenya marah, tersulut.

“Dia yang kehadirannya tidak diinginkan Wirda,” Aryo menunjuk Ferdian Sandy.

“Iya! Ini kan acaraku, jadi aku yang menentukan siapa yang boleh hadir. Aku tidak mau melihat Ferdian di sini,” tegas Wirda, berani.

Ferdian Sandy tampak marah. “Bung, kau harus pergi. Lihatlah, keluarga Perdana yang terhormat tidak ingin kau hadir.”

“Kau siapa?” balas Aryo santai.

“Kau tidak kenal keluarga Sandy?” Ferdian meninggikan suara, tersinggung.

Aryo mengangkat bahu. “Siapa mereka? Orang penting?”

Keluarga Perdana menatap Aryo dengan tercengang. Berani sekali menghina keluarga Sandy.

“Wirda, dengarkan papa. Kalau kau mau tetap jadi bagian keluarga Perdana, dengarkan papa. Ferdian Sandy yang terbaik untukmu. Dia dari keluarga terpandang,” Perdana membujuk lagi.

“Tidak, Pah. Aku tidak mau. Papa coba dengarkan keinginanku. Selama ini, semua yang aku mau selalu diabaikan Papa. Aku juga punya pilihan sendiri, Pa,” jawab Wirda dengan suara lirih namun tegas.

“Jangan jadi anak durhaka,” ujar ibu Wirda.

Aryo memandang dengan heran, menyadari cara pikir orang-orang kaya ini sungguh berbeda.

“Bung, kedatanganmu cuma bikin gaduh. Keluarga yang awalnya tenteram sekarang jadi rusuh. Sebaiknya kau pergi,” tegas Ferdian Sandy lagi.

“Aku akan pergi kalau Wirda menyuruhku,” Aryo menolak keras.

“Keras kepala juga ya. Pantas saja Wirda ikut-ikutan,” sindir Perdana.

“Ya, kau yang mencuci otak anakku. Sebelumnya dia penurut,” tuduh Perdana.

“Pah, aku cuma penurut karena tidak ingin mengecewakan Papa dan Mama. Tapi untuk urusan jodoh, aku tidak mau diatur. Apa Papa Mama tidak ingin aku bahagia?” Wirda hampir berlutut, menahan emosi.

Perdana terlihat tersentak, tapi tidak mau menyerah. “Wirda, kami tahu apa yang terbaik karena sudah menjalani pernikahan puluhan tahun. Kau belum tahu apa itu bahagia.”

“Pah, aku sudah tidak bahagia sekarang, bagaimana nanti saat menjalani?!” Wirda membalas dengan cerdik.

“Jangan membantah orangtuamu. Mau dicoret dari KK?” tantenya ikut campur lagi.

“Kalau mau, kenapa? Urusannya beres kan?” jawab Wirda tenang.

Ibu Wirda menangis tersedu-sedu. “Apa yang terjadi padamu, nak?”

Wirda ikut menangis, menyesali situasi yang berlarut.

Ferdian Sandy menyingkirkan Aryo, mencoba menegaskan kekuasaannya.

“Bung, cukup. Pergilah, biar kami menyelesaikan masalah ini tanpa orang luar,” kata Ferdian.

“Orang luar? Kau juga berarti, bung,” Aryo menepis tangan Ferdian.

“Kau keras kepala sekali. Aku bagian dari keluarga ini,” sahut Ferdian.

“Kalau kau bukan dari keluarga kaya, mungkin tidak akan diterima,” Aryo balik menantang.

“Jangan macam-macam dengan keluarga Sandy! Tidak ada yang berani di kota ini,” ancam Ferdian.

Tanpa diduga, Aryo memukul Ferdian. Keluarga Perdana terkejut, tantenya menjerit histeris.

“Kalau begitu, aku yang pertama akan macam-macam dengan keluarga Sandy,” Aryo menambahkan.

Wirda terkejut. Dia tahu keluarga Sandy bukan keluarga sembarangan; mereka punya koneksi dengan penegak hukum dan berbagai geng terkenal. Ia menahan Aryo, meminta berhenti memukuli Ferdian.

Ferdian bangkit, memegangi dagunya yang memar, memerintahkan bodyguardnya menyerang Aryo.

Pertarungan pun terbawa ke halaman rumah. Aryo, dengan tangan kosong, menghadapi lima belas orang sekaligus.

“Wirda, lihat apa yang kau perbuat. Keluarga saja malu dibuatnya,” bentak Perdana, melihat kerumunan di jalan menyaksikan pertempuran.

Wirda menggigit bibir, tak percaya Aryo bisa melawan lima belas orang sekaligus.

Lima belas menit kemudian, Aryo berhasil melumpuhkan semua bodyguard. Ferdian tampak panik, segera menelepon bala bantuan tambahan.

Tak lama kemudian, dua puluh orang tambahan datang. Aryo tetap tenang, menangkis setiap serangan, memutar tubuh sehingga lawan menghantam satu sama lain. Setengah jam berlalu, semua lawan baru pun tumbang.

Ferdian berkeringat, cemas. “Kau pacaran dengan orang berandalan, Wirda,” hardik tantenya, tapi Wirda tak peduli, segera menghampiri Aryo.

“Aryo, hentikan ya. Aku khawatir keluarga Sandy akan mengejar,” bisik Wirda sambil menggenggam tangannya.

“Jangan khawatir, Wirda. Aku bisa menghadapi mereka,” jawab Aryo yakin.

Dari kejauhan, Ferdian terlihat menelepon. Tak lama, terdengar sirine mobil polisi. Petugas turun untuk menangkap Aryo.

“Hei, kalian mau apa?” bentak Wirda.

“Kami mendapat laporan dari Pak Ferdian Sandy bahwa orang ini membuat onar,” jawab petugas.

“Bukan begitu! Anak buah dia yang menyerang Aryo,” kata Wirda menunjuk Ferdian.

“Bisa dijelaskan di kantor, Bu,” jawab petugas.

“Aku ikut,” kata Wirda sambil menyerahkan tangannya, tapi mereka tak memborgol. Aryo meminta Wirda menelepon Gladys sebelum masuk mobil.

Ferdian Sandy mengikuti dari belakang mobil polisi, menelepon kepala polisi yang menangkap Aryo.

“Kau tahu apa yang harus dilakukan?” katanya di telepon.

Bersambung…

1
Edana
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
Hiro Takachiho
Aku akan selalu mendukungmu, teruslah menulis author! ❤️
Oscar François de Jarjayes
Serius, ceritanya bikin aku baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!