NovelToon NovelToon
Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Iblis / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Perperangan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

“Yang hidup akan ditumbuk menjadi pil, yang mati akan dipaksa bangkit oleh alkimia. Bila dunia ingin langit bersih kembali, maka kitab itu harus dikubur lebih dalam dari jiwa manusia…”

Di dunia tempat para kultivator mencari kekuatan abadi, seorang budak menemukan warisan terlarang — Kitab Alkimia Surgawi.
Dengan tubuh yang lemah tanpa aliran Qi dan jiwa yang hancur, ia menapaki jalan darah dan api untuk menantang surga.

Dari budak hina menuju tahta seorang Dewa Alkemis sekaligus Maharaja abadi, kisahnya bukanlah tentang keadilan… melainkan tentang harga dari kekuatan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Gerbang Distrik Timur Dalam

Langkah Li Yao terhenti ketika melihat deretan bangunan megah di sekitar mereka. Bangunan itu memiliki pilar-pilar tinggi yang menjulang, ukiran ukiran naga menghiasi dindingnya, dan aroma dupa tipis menyelimuti udara, semuanya tampak asing sekaligus menakjubkan bagi Li Yao.

Ling Mei melirik ke arah Li Yao yang menunjukan raut wajah yang tampak keheranan. Lalu ia tersenyum kecil di wajahnya.

“Saudara Li, kayaknya saudara Li kagum dengan tempat ini ya... ini yang dinamakan Distrik Timur Dalam, wilayah suci bagi para bangsawan kota Qingya. Orang-orang di sini selalu menilai orang itu dari penampilannya. Jadi, kalau nanti ada orang yang bicara macam-macam, biarkan saja, jangan dilayani.”

Li Yao hanya tersenyum tipis dan mengangguk. “Baiklah Nona Ling, tapi sebenarnya aku sudah terbiasa dipandang rendah oleh orang lain. Jadi, tidak apa-apa.”

Pada saat mereka sedang berbicara dan belum sempat mereka melangkah lebih jauh, dua pemuda berjubah indah muncul dari arah gerbang. Dari cara mereka melangkah, mereka sangat angkuh dan penuh kesombongan ciri khas dari kaum bangsawan. Tatapan mereka saat ini langsung tertuju pada Li Yao, kemudian melihatnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan sinis.

“Ling Mei, siapa yang kau bawa? Apakah dia seorang pengemis?” salah satu dari mereka bertanya dengan nada menghina sambil memainkan kipas di tangannya.

“Apakah kau tidak tahu? Distrik Timur Dalam ini tidak mengizinkan pengemis untuk masuk,” tambah pemuda satunya lagi dengan nada mengejek.

Ling Mei mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak. “Jaga perkataan kalian. Saudara Li ini adalah tamu terhormat Klan Yue. Jika kalian tidak ada urusan, lebih baik pergi.”

Pemuda yang membawa kipas itu tersenyum miring, lalu berkata dengan nada ejekan. “Tamu terhormat? Hahaha… dari mana pengemis seperti ini bisa jadi tamu terhormat Klan Yue? Apakah aku tidak salah dengar. bahkan tas yang dibawanya saja seperti karung berisi sampah.”

"Hahahaha...." Temannya tertawa terbahak-bahak mempermalukan Li Yao tanpa rasa malu sedikit pun.

Li Yao tetap tenang dan tidak berbicara sedikitpun. Tetapi dalam hatinya, ia ingin sekali menampar kedua pria di depannya ini.

“Cepat kalian menyingkir,” ucap Ling Mei akhirnya, sambil mereka melangkah untuk melewati kedua pria itu

Namun saat mereka hendak melewatinya, salah satu dari mereka tiba-tiba mengulurkan tangan dan menggenggam pergelangan Ling Mei dengan kasar dan kemudian menariknya.

“Mau ke mana kalian? kami belum mengizinkan kalian lewat,” katanya dengan senyum licik di wajahnya.

Gerakan itu seketika membuat darah Li Yao mendidih. Tatapannya dari tenang berubah menjadi dingin.

“Lepaskan dia,” katanya perlahan.

“Kalian cuma berani terhadap perempuan. Lepaskan sekarang… sebelum aku kehilangan kesabaran.”

Ling Mei yang mendengar perkataan Li Yao terkejut, ia tidak menyangka bahwa pemuda yang kelihatannya polos ini memilki keberanian seperti ini.

Sementara pemuda yang memegang kipas menatap Li Yao dengan tatapan tajam.

“Hah, apa kau mengancam ku pengemis?”

Li Yao tidak mau membuang waktunya dengan mereka. dengan satu tarikan napas Ia kemudian mengambil sebuah botol kecil berisi cairan biru pekat dari tasnya, lalu melemparkannya ke tanah di depan mereka.

Bumm...

Asap tipis mengepul dengan aroma tajam.

Seketika kedua pria itu melepaskan tangan Ling Mei dan menutup hidung mereka dari aroma tajam ini.

"Apa ini..." ucap pria yang membawa kipas dengan panik, tiba tiba tubuh mereka ambruk dan tidak bisa bergerak.

“Tubuhku, tubuhku tidak bisa bergerak!” seru pria yang membawa kipas.

“Ini sebagai pelajaran buat kalian. Jadi, kalian harus lebih banyak belajar dalam memperlakukan orang lain, apalagi orang yang baru kalian kenal..” Suara Li Yao dingin, lalu ia memegang tangan Ling Mei untuk melanjutkan perjalanannya. Tetapi Li Yao merasakan berat pada saat menarik Ling Mei dan ternyata diapun terkena efek dari aroma racun yang Li Yao keluarkan.

Li Yao terkejut melihat kondisi Ling Mei yang tidak bisa berjalan sama seperti mereka.

"Nona Ling," Li Yao buru buru mengeluarkan botol biru muda untuk menetralkan racun yang sebelumnya terhirup oleh Ling Mei.

Ling Mei langsung meminum ramuan itu dan seketika tubuhnya merasa lebih ringan kembali.

"Maafkan aku Nona Ling, aku tidak bermaksud... " ucap Li Yao sambil menggaruk garukan kepalnya karena malu.

Ling Mei malah tersenyum tipis kepada Li Yao,

"Tidak apa apa saudara Li, tapi bagaimana dengan keadaan mereka." Tanya Ling Mei dengan sedikit kekhawatiran di hatinya.

Li Yao kemudian menjawab." Mereka akan normal kembali selama setengah jam, racun ini tidak memilki epek apa apa."

"Ouh... Baiklah mari kita lanjutkan perjalanannya." dan akhirnya mereka melanjutkan lagi perjalannya menuju gerbang utama.

Tidak lama setelah itu, mereka akhirnya sampai di depan gerbang tinggi berlapis batu giok, gerbang itu dijaga oleh empat kultivator dengan baju besi hitam. Salah satu penjaga dari mereka  yang terlihat seperti pemimpin melangkah maju.

“Ling Mei, siapa dia?”

Ling Mei segera melangkah kedepan dan menunduk dengan hormat. “Dia adalah tamu Nona Yue Xian. Aku membawanya untuk menemui Nona Yue.”

“Yue Xian? Kau berani bawa nama nona Yue Xian hanya untuk pengemis ini?” ejek salah satu penjaga sambil melipat tangan.

Pada saat di gerbang Utama Distrik Timur Dalam semakin tegang, tiba tiba suara lembut namun penuh wibawa terdengar dari arah paviliun dalam.

“Saudara Li? Apakah itu benar benar kamu?”

Semua orang yang ada disana seketika menoleh bersamaan. Dari kejauhan, seorang wanita dengan jubah biru putih berjalan ke arah mereka, Rambut hitamnya terikat rapi dengan sisir perak, wajahnya bagaikan bulan musim semi. Dia adalah Yue Xian.

“Nona Yue Xian!” seru para penjaga dengan serentak, langsung membungkuk dengan penuh hormat.

Ling Mei pun mengikuti para penjaga itu dan langsung membungkuk penuh hormat.

Saat Yue Xian mendekat, matanya langsung berbinar melihat Li Yao. “Saudara Li, kamu benar-benar datang. Aku khawatir kamu tidak kembali dari gunung hitam itu, tapi aku yakin kamu pasti kembali, makanya aku menitipkan surat ke pemilik penginapan untuk mengundangmu kesini. Apa kamu baik baik saja?"

Li Yao menundukkan kepalanya sedikit. “Aku baik baik saja Nona Yue”

Yue Xian tersenyum hangat. “Aku lega melihatmu baik baik saja. Ayo kita menuju paviliun Klan .”

Kata-kata Yue Xian membuat para penjaga yang tadi meremehkan Li Yao saling berpandangan dengan wajah memerah. Mereka baru sadar bahwa pemuda lusuh ini adalah tamu yang sangat dihormati oleh Nona Yue Xian.

Belum sempat Li Yao melangkah masuk lebih dalam, sekelompok pemuda dengan jubah klan Yue muncul dari sisi gerbang. Di antara mereka, seorang pria berwajah tampan dengan alis tegas melangkah maju. Ia adalah Yue Han, salah satu jenius muda klan Yue yang diam-diam menyukai Yue Xian.

“Xian’er, siapa pria lusuh ini?” Nada Yue Han terdengar tajam.

Yue Xian menatapnya tanpa ragu. “Dia adalah tamu kehormatanku.”

“Tamu kehormatan? Lihatlah penampilannya, Kau pantas ditemani kultivator terkuat, bukan oleh seorang pemuda yang tampak seperti pengemis ini, bahkan ia tidak memiliki aura spiritual sama sekali.” Yue Han menatap Li Yao dengan sinis, suaranya cukup keras hingga para penjaga sebelumnya menahan napas.

Li Yao hanya diam, tatapannya masih tetap tenang. Namun kesadaran jiwanya menangkap jelas rasa iri dan amarah yang membara dari Yue Han.

“Kau sepertinya tidak menyukai kehadiranku.” Suara Li Yao datar, tapi ada tekanan samar dari tubuhnya.

Yue Han mendengus dingin, “Hahaha, ternyata kau memiliki keberanian untuk berbicara juga, Aku hanya tidak ingin orang asing rendahan sepertimu mengotori Klan Yue.”

“Cukup Yue Han.” Yue Xian menatap tajam pada pria itu. “Kau mungkin seorang jenius klan, tapi aku tidak suka kau menghina tamuku.”

Yue Han terdiam, wajahnya memerah menahan rasa malu. Para penjaga pun menunduk tak berani bicara.

Yue Xian kemudian memegang lengan Li Yao, kemudian mengajaknya untuk melangkah pergi.. “Ayo saudara Li, jangan ladeni dia. Aku akan membawamu ke paviliun utama..”

Melihat Yue Xian, Ling Mei dan Li Yao pergi dari hadapan mereka Yue Han mengepalkan tangannya diam-diam. “Aku tidak akan membiarkan pengemis itu merebut perhatianmu Xian’er,” gumamnya dalam hati.

1
Eko Lana
alur cerita yang bagus dan menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!