NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:761
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 32

Setelah puas berkeliling triple date bersama yang lain, kini Jerrel akhirnya mengantarkan pulang Anci. Niat mau fitting baju bersama untuk acara pertunangan San dan Gladys batal karena wajah Anci makin terlihat pucat.

Sempat Jerrel ajak ke dokter tapi Anci menolak. Jerrel pun ikut saja, karena jujur dia malas repot mengurus hal seperti ini. Mungkin memang Anci kelelahan karena begadang semalam mengerjakan tugas. Dipakai istirahat juga nanti akan membaik.

" Nggak usah terlalu deket sama temen-temen gue kalau gue lagi nggak sama lo. " Anci tunjukkan raut wajah protes mendengar larangan Jerrel.

" Mereka itu buaya semua Anci. " ujar Jerrel.

' Sama dong sama elo. ' sayangnya kalimat ini hanya berani Anci ucapkan dalam hati.

" Iya kak.. Tadi juga karena kak Bintang lagi pdkt sama Intan. " Jerrel mengangguk.

Mobil sampai di depan rumah Anci yang memiliki halaman depan cukup luas. Renjana suka berkebun saat senggang, jadi bagian depan dan belakang rumah sederhananya dibuat taman yang ditanami bunga-bunga dan beberapa pohon buah.

" Mobil nyokap lo dah ada tuh.. Tumben? " Jerrel lihat jam tangan mewah miliknya. Tidak biasanya jam segini mama Anci susah di rumah.

" Iya kak, tumben banget.. Apa mama sakit ya? " Anci jadi cemas.

" Nggak lah.. Paling juga capek. Lo masuk gih, tapi gue langsung balik. Salamin mama Jana. " Anci mengangguk.

Syukur malah kalau Jerrel memilih tidak mampir. Anci terlalu malas ditengah kalutnya sekarang harus menghadapi semua tingkah Jerrel sendirian. Tadi masih mending ada kedua sahabatnya dan juga dua sahabat Jerrel.

Setelah mobil Jerrel putar balik dan sempat mengklakson Anci sekali, Anci pun memilih masuk ke rumah. Dia lelah, ingin segera mandi dan beristirahat.

" Anci.. Mama ingin bicara. " Anci dikagetkan dengan kemunculan Jana yang sudah berdiri di depan kamar Terry. Perasaan tadi nggak ada apa-apa di sana.

" Anci mandi dulu ya, ma.. Capek habis jalan sama kak Jerrel. " tolak Anci lembut.

" Nggak bisa, Ci.. Ini penting. " suara Jana naik satu oktaf karena penolakan Anci.

Bibi Sri yang ada di dapur sampai melongok mencari tahu apa gerangan yang terjadi. Jana dengan suara tingginya yang sarat emosi tidak pernah terdengar sama sekali di rumah ini. Apa Anci membuat masalah sampai Jana marah.

" Ma.. " Anci sama kagetnya dengan bi Sri.

" Ini penting.. Jangan kamu sepelekan masalah ini hanya karena ini bukan prioritas mu. Ini penting buat mama, Anci. "

" O_ke.. Kita bicara. "

Anci ambil posisi duduk di sofa depan televisi sedangkan Jana duduk tak jauh darinya. Anci yang awalnya bingung langsung tegang saat Jana mengeluarkan obat-obatan Terry. Sepertinya sang mama mencurigai sesuatu.

" Kamu bilang sama mama jadwal Terry check up ditunda karena dokternya nggak bisa hadir. Tapi kenapa mama temukan obat yang bukan dari dokter Terry di dalam laci obatnya? Bisa kamu jelaskan Anci? " Jana tatap tajam putrinya, menanti penjelasan pada putrinya.

" Itu.. Obat... Terry, ma. " Anci bingung harus menceritakan dari mana. Situasi saat ini, terlalu rancu untuknya mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.

" Obat Terry kamu bilang? " Jana langsung berdiri, " Jangan bohong kamu!! Mama tadi dapat telepon dari suster yang menjadi asisten dokter yang menangani Terry karena Terry nggak juga check up padahal seharusnya obat yang adik kamu konsumsi itu habis. Lalu kenapa bisa ada obat baru? Dari dokter siapa ini? Kamu bawa adik kamu periksa kemana, ANCI?? " Jana membentak putrinya.

" Ma.. itu.. Anci.. "

" Nggak bisa jawab kamu? Mama tahu berat jadi kamu karena harus menerima pertunangan dengan Jerrel hanya demi kelangsungan hidup keluarga dan untuk pengobatan Terry. Mama tahu Jerrel sering kasar sama kamu bahkan sampai pukul kamu beberapa kali, tapi nggak gini juga Anci......... "

" Nggak seharusnya kamu mempertaruhkan nyawa Terry hanya demi keegoisan kamu semata.. Terry juga anak mama, Anci.. Dia adik kamu.. Tega kamu sama adik kamu sendiri.... " maki Jana panjang lebar.

Anci masih diam, tapi dalam otaknya memutar ucapan mamanya barusan.

" Mama.. jadi selama ini mama tahu, kalau kak Jerrel selalu berlaku kasar sama Anci? Selama ini mama tahu dan mama diam aja? " tanya Anci dengan raut wajah terluka.

" Bukan itu intinya, Ci. Obat kamu kasih ke Terry itu obat apa? Kamu ingin adik kamu cepet mati terus kamu bisa segera bebas dari Jerrel, begitu Anci? " Jana abaikan raut wajah Anci yang sebenernya sedikit menyentil dirinya.

" Oh.. Begitu rupanya. Karena Anci bukan prioritas jadi nggak penting. Kalau pada akhirnya sampai Anci mati di tangan Jerrel, nggak papa gitu maksud mama. Asalkan Terry hidup.. Gitu, ma? " Anci lemas. Tak menyangka, semua yang dia alami demi keluarganya hanya dibalas seperti ini.

Bukan dirangkul, Anci justru didorong untuk menyambut semua sakit dengan tangan terbuka.

" Maksud kamu apa sih? Kamu buktinya masih hidup kan. Lagian nggak mungkin Jerrel sampai bunuh kamu. " Jana tak Terima Anci berkata seperti itu

" Hidup?? "

HAHAHAHAHAHAHA...

" Raga aku hidup, ma.. Tapi jiwa aku udah lama mati.. " Anci meraung. Jana sempat shock karena tidak pernah melihat Anci seperti ini.

" Obat itu.. Obat yang memang seharusnya Terry minum kalau mama ingin Terry sembuh. Cari aja dokter lain buat tanya. Second opinion mama periksakan saja Terry ke dokter jantung lain. Nanti mama akan tahu, yang mau membunuh itu aku atau... Mama.. "

Anci pun langsung berlari keluar rumah tak peduli panggilan bibi Sri dan kejaran mang Dadang. Anci hanya ingin lari, sejauh mungkin agar tetap waras dan tidak berakhir membenci keluarganya sendiri.

Anci tak pernah menyangka, mamanya menumbalkan dirinya demi keselamatan Terry. Apakah tidak pernah terpikirkan oleh Jana, bahwa Terry masih bisa selamat tanpa menggadaikan kebahagiaan Anci.

Entah sejauh apa langkah kaki Anci membawanya. Suara teriakan yang memanggil suaranya sudah tak lagi terdengar. Anci lihat ada sebuah halte bus di depan sana. Anci datangi halte itu, tak lama sebuah bus datang. Anci memilih naik bus itu.

Dunia terasa sangat sunyi di sekitar Anci. Dia merasa sendirian ditengah ramainya dunia. Anci sendiri, berteman kan luka yang masih sangat baru. Berbagai pertanyaan tentang siapa dia, apakah dia tidak berarti untuk siapapun dan masih banyak lagi terus memenuhi kepalanya yang kecil itu.

Anci terpuruk, dan entah mengapa yang saat ini muncul di kepalanya adalah gambaran setiap momen yang dia lalui dengan San. Saat San menjadikan dia wanitanya secara utuh, saat San menciumnya dengan mesra seolah tidak ada hari esok lagi. Saat San memeluknya dan menenangkannya.

' Apa kamu juga salah satu orang yang akan meninggalkan aku? Atau kamu salah satu orang yang mengganggap keberadaan ku berharga dan tidak dari seberapa besar keuntungan yang bisa aku berikan pada mu? '

' San... Aku... hancur sendirian... ' batin Anci merana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!