Benih Tuan Impoten

Ibra yang baru saja selesai melakukan meeting di sebuah restoran bintang lima tersenyum miring saat melihat siapa yang kini berdiri di depannya. Ia menatap dingin pria yang ini menatapnya tidak kalah tajamnya.

Ia tahu hal ini pasti akan terjadi, tapi ia tidak akan pernah merelakan siapapun yang memiliki Devi, atau nyawa orang itu lah yang menjadi tumbalnya. Dan itu juga berlaku untuk pria yang kini ada dihadapannya. Jangan coba-coba membangunkan jiwa iblisnya lagi setelah hampir enam tahun ini tertidur.

"Jadi kaulah pria brengsek yang mencampakkan seorang wanita dan kini kembali memungutnya?," ucap Miller dengan tajamnya.

Ibra tidak terkejut sama sekali dengan hinaan Miller. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan ia juga tidak akan menjelaskannya karena menurutnya itu tidak penting. Yang jelas, ia dan Devi akan segera menikah dan pria ini hanya menganggu saja.

"Apakah Mr, Zian mengirim mu ke sini untuk mengurus masalah pribadi bawahannya?," jawab Ibra. Ternyata ia baru tahu dari Devi kalau Mr. Miller adalah adik dari Mr. Zian yang merupakan CEO di perusahaan tempat Devi bekerja. Ternyata keluarga Dirgantara menyembunyikan tentang keberadaan Miller pada media itu dikarenakan kebiasaan buruk Miller.

"Kau--

"Jika sudah ditolak, sebaiknya mundur," ucap Ibra.

Brak

Miller mengebrak meja karena kesal dengan ucapan Ibra."Aku tidak akan mundur sama sekali. Aku akan menjadikannya milikku seutuhnya," desis Miller.

"Seujung kuku kau menyentuhnya, maka kau akan kehilangan segalanya termasuk nyawamu," jawab Ibra. Pria ini ternyata begitu terobsesi pada calon istrinya.

"Oh ya..?. Kau pikir kau ini siapa. Hah?," sinis Miller.

Ibra berdiri dari duduknya lalu merapikan sedikit jasnya."Kau akan tahu jika kau tetap nekad," jawab Ibra menepuk keras pundak Miller memberikan peringatan pada pria itu untuk tidak berbuat jauh sebelum ia kehilangan kendalinya.

Ia segara meninggalkan restoran membiarkan Miller tetap di sana. Pria itu bukanlah saingan sepadannya, ia sudah menyelidiki sepak terjang Miller. Meski sama-sama keturunan Dirgantara tapi Miller hanya seorang pecundang saja. Di perusahaan besar itu Miller menjabat sebagai Manager pemasaran saja. Itu dikarenakan kebiasaan buruk Miller yang suka bermain wanita dan juga menghambur-hamburkan uang.

"Regan...kau awasi pria tadi. Jika dia menyentuh sedikit saja wanita ini, sikat saja dia," ucap Ibra memberikan foto Devi pada Regan yang merupakan asisten kepercayaannya.

"Baik Tuan Ibra," jawab Regan mengangguk patuh lalu membukakan pintu mobil untuk Ibra.

Sementara itu Devi baru saja selesai memeriksa pekerjaannya. Untuk beberapa bulan ini ia bekerja di perusahaan cabang Dirgantara yang ada di tanah air dan juga mengawasi pembangunan perusahaan baru yang bekerja sama dengan perusahaan Dirgantara.

Ia memang tidak setiap hari datang ke kantor karena sana tidak ada ruangan khusus untuknya. Ia akan datang ke perusahaan hanya ingin meeting saja setelah itu ia akan melakukan pekerjaannya dari rumah.

Seperti sekarang ini, ia mengerjakan pekerjaan di sebuah kafe yang tidak jauh dari sekolahannya twins. Semalam keluarga Ibra sudah melamarnya secara resmi pada kedua orangtuanya. Dan untuk pernikahan ia menyerahkan semuanya pada Ibra. Ia tidak mau ambil pusing dengan pernikahan mewah yang akan digelar kedua orang tua Ibra untuk anak satu-satunya. Padahal ia menginginkan pernikahan yang sederhana saja. Yang paling penting itu sah.

"Devi..."

Devi menoleh ke arah asal suara, tampak Queen, Anggi dan Rika berdiri tadi jauh darinya. Ia tersenyum kecil pada ketiga temannya itu.

"Dev...kamu kemana saja?. Hilang tanpa kabar begitu saja," tanya Queen. Semenjak menikah ia memang jarang berkumpul dengan Devi dan yang lainnya.

"Aku hanya disini saja kok," jawab Devi sedikit merasa canggung. Ia melirik Reka yang tampak tidak nyaman dengannya.

"Bohong Queen. Dia ini sudah menikah, punya anak ganteng dan cantik banget," sela Anggi yang pernah bertemu dengan Devi beberapa waktu yang lalu di pesawat saat ia pulang liburan bersama keluarga kecilnya.

"Kamu nikah tidak mengundang aku?," tanya Queen menatap tidak percaya pada Devi. Selama ini Devi adalah teman terdekatnya tapi malah menikah secara diam-diam.

"Kalian pasti aku undang kok," jawab Devi mempersilahkan teman-temannya untuk duduk.

"Maksudnya?," tanya Queen dengan kening berkerut.

"Nanti aku ceritakan. Tidak enak cerita di tempat terbuka seperti ini," jawab Devi.

"Oh ya kamu tahu tidak mantan kekasih kamu dua tahun yang lalu menikah sama Rika," ucap Anggi menunjuk Rika yang sejak tadi diam saja.

"Oh selamat ya Rika, akhirnya Revo menikahi kamu juga," ujar Devi mengulurkan tangannya pada Rika yang tampak sedikit terkejut dengan ucapan selamat dari Devi.

"Tunggu dulu, maksud nya apa ini?," tanya Anggi yang merasa aneh dengan ucapan selamat Devi.

"Bukan apa-apa Anggi," jawab Devi menatap tajam Rika.

"What?. Devi, kamu mau nikah sama Ibra?," pekik Queen sembari menutup mulutnya dengan atau tangan sementara tangan satunya lagi memegangi ponselnya.

"Ibra?," gumam Anggi.

"Hum. Ibra itu anaknya Aunty Alin. Nih Aunty Alin kasih informasi di grup keluarga aku," jawab Queen menunjukan isi pesan yang ditulis Alin di grup WhatsApp keluarganya.

"Dev...kamu itu hebat banget. Bisa meluluhkan pria spek kulkas seperti Ibra. Dulu saat dia menikah saja itu karena terpaksa tapi sayangnya pernikahannya hanya bertahan satu tahun saja karena istrinya selingkuh," jawab Queen.

"Jadi Ibra ini duda, begitu?," tanya Anggi.

"Lebih tepatnya duren, duda keren. Kaya dan juga mapan," jawab Queen.

"Tapi tunggu dulu. Kamu kan sudah punya anak nih Dev. Jadi kamu sudah bercerai dari suami kamu?," tanya Anggi yang makin bingung.

"Nanti aku ceritakan," jawab Devi.

"Aku duluan ya, sudah dijemput nih," ucap Rika memotong pembicaraan Devi, Queen dan Anggi.

"Oh ya sudah. Hati-hati," jawab Anggi.

"Iya," jawab Rika melempar senyuman tipis pada Devi lalu segara pergi.

Devi menatap Rika yang berjalan menjauh, ia tidak menyangka kalau Rika dan Revo akhirnya menikah juga. Andai malam itu ia tidak datang ke kediaman Rika maka ia tidak akan tahu jika selama ini Rika mau orang ketiga dalam hubungannya dengan Revo. Ia benar benar sakit saat melihat orang yang paling ia percaya berbagi keringat dengan kekasihnya sendiri. Tapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja, cukup ia sendiri yang tahu kebusukan Rika.

"Dev... cerita dong," bujuk Anggi.

"Aku dan Ibra tidak sengaja pernah tidur bersama. Aku malam itu dipengaruhi alkohol karena kecewa dengan pengkhianatan Revo. Dan setelah nya aku kabur karena saat itu Ibra masih berstatus orang. Aku tidak mau dicap sebagai pelakor sampai akhir aku hamil dan punya anak kembar. Dan sekarang aku dan Ibra memutuskan untuk menikah demi anak-anak," jawab Devi menceritakan kisahnya secara gamblang pada kedua temannya ini.

"Dev... pasti tidak mudah hamil tanpa didampingi seorang suami," ucap Queen.

"Mudah tidak mudah nya, ya aku jalani saja Queen," jawab Devi tersenyum kecil.

"Kamu wanita hebat," ucap Queen memeluk dari samping temannya itu.

"Kalian berdua juga," jawab Devi.

...****************...