NovelToon NovelToon
SELAMANYA KAMU MILIKKU

SELAMANYA KAMU MILIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Romansa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Ketika dendam dan cinta datang di waktu yang sama, pernikahan bak surga itu terasa bagai di neraka.

“Lima tahun, waktu yang aku berikan untuk melampiaskan semua dendamku.”_ Sean Gelano Aznand.

“Bagiku menikah hanya satu kali, aku akan bertahan sampai batas waktu itu datang.”_ Sonia Alodie Eliezza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Mengakhiri Hidup

...🌼...

...•...

...•...

"Derren tidak akan pernah menikahiku. Dia hanya menjadikanku pemuas nafsunya saja. Aku tidak mau terus begini," lirih Angel dalam keputusasaan, ia mengambil pisau dan menusukkan berkali-kali ke perutnya hingga darah pun mengucur deras.

Angel memilih mengakhiri hidupnya sendiri, karena begitu frustasi dengan sikap Derren yang tidak pernah memberikan kepastian dalam hubungan mereka. Pria itu juga tidak akan membiarkan Angel hidup tenang.

Ketika tetangga kosannya datang untuk mengantarkan makanan, dia terkejut melihat kondisi Angel yang tergeletak bersimbah darah. Dengan panik, dia langsung menghubungi polisi.

Polisi segera datang dan menandai kamar Angel dengan police line. Seketika itu, penghuni kos lainnya digegerkan dengan aksi bunuh diri yang tragis itu.

...***...

Sonia mendapat kabar bahwa Angel telah meninggal dunia akibat bunuh diri di kamar kosnya selang dua hari setelah kejadian. Saat itu, Sonia hendak bercerita pada Angel tentang Sean, masa lalunya yang sangat menarik perhatian Angel selama ini.

Sonia sangat terkejut mendengar kabar kematian Angel yang begitu mendalam dan tragis.

"Kenapa kamu malah mengakhiri semuanya dengan cara seperti ini, Ngel? Ya Allah … masih banyak cara lain untuk mengakhiri hubungan kalian, kenapa harus mengakhiri hidupmu sendiri? Lalu siapa lagi yang akan aku ajak berbagi cerita? Kenapa kamu egois banget sih?" Sonia merutuki Angel di makamnya, belum bisa menerima kenyataan bahwa sahabatnya itu pergi begitu saja dengan cara yang sangat menyakitkan.

Sonia datang ke makam bersama Sean, mereka sudah kembali menjalin hubungan setelah lima tahun berpisah.

"Sekarang dia sudah tenang di sana, kamu nggak boleh larut dalam kesedihan. Kamu harus kuat, Son, tanpa Angel," tegur Sean yang berusaha menenangkan Sonia.

"Aku benci banget sama Derren! Semua ini pasti gara-gara dia! Laki-laki bajingan! Nidurin mau, tapi nggak pernah bisa memberi kepastian, dasar cowok kurang ajar," Sonia mengumpat Derren dengan penuh amarah.

Tak lama, Sonia melihat Derren datang ke makam Angel. Emosi Sonia langsung meledak, dan tanpa pikir panjang, dia menampar dan memukul Derren dengan sepatunya. Derren mengaduh kesakitan, sementara Sean berusaha menenangkan Sonia yang semakin terbakar emosi.

"Ngapain kamu ke sini, hah? Belum puas juga kamu sudah bikin Angel begini? Kenapa nggak memberi kepastian pada dia? Nikahin dia, nggak mau! Putusin dia, malah nggak berani! Apa kamu pikir hubungan kalian cuma untuk pelampiasan nafsu doang? Kalau begitu, kenapa nggak cari wanita lain aja, kenapa harus sahabatku yang kamu jadikan korban?" Sonia berteriak, marah besar kepada Derren.

Sean mencoba memeluk Sonia agar dia lebih tenang, dan dengan perlahan, Sonia akhirnya kembali menangis dalam pelukan Sean.

"Udah, Son, jangan seperti ini. Ini sudah takdirnya Angel. Kamu nggak bisa mengubah semuanya," kata Sean dengan suara lembut.

"Aku bukan nggak mau menikahi dia, Son. Aku cuma minta waktu. Itu saja," jawab Derren dengan nada tenang, seakan tidak merasa bersalah. Sean yang mendengar hal itu langsung memejamkan mata.

Damn it!

Justru jawaban Derren semakin membuat Sonia tersulut emosi lagi.

"Minta waktu? Sampai kapan? Sampai dia mati? Lihatlah, sekarang dia sudah mati! Ini waktu yang kamu minta itu? Giliran minta jatah setiap hari nggak pernah tahu waktu, tapi kalau untuk tanggung jawab, malah susah banget!"

"Aku nggak menyangka kalau dia akan mengambil keputusan ini, Son. Ini bukan sepenuhnya salahku," jawab Derren, mencoba membela diri, namun Sonia tidak bisa lagi menahan amarahnya.

"Sialan! Nggak ada kata maaf buat kamu, Derren!" Sonia kembali melemparkan sepatunya ke wajah Derren, Sean menarik Sonia dan memasukkannya ke dalam mobil.

"Jangan habiskan energi kamu dengan pria seperti itu, Sayang. Dia nggak akan pernah merasa salah. Dia akan selalu merasa benar," kata Sean, mencoba menenangkan Sonia di dalam mobil.

"Aku tahu, Sean. Aku tahu banget bagaimana Angel mencintai Derren, tapi Derren sama sekali nggak peduli. Angel itu mati karena nggak diberi kepastian! Angel bilang itu langsung ke aku, sebelum dia meninggal," ujar Sonia dengan suara bergetar karena marah dan kecewa.

"Iya, aku mengerti. Tapi jangan biarkan emosi itu menguasai kamu."

"Maafkan aku, Sean. Aku nggak bisa menahan diri saat melihat wajah Derren tadi," ucap Sonia sedikit terisak.

"Sudah, sudah, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Son." Sean kembali memeluknya, sedikit terkekeh, mencoba meringankan suasana.

"Iya, iya, aku ngerti. Aku harus lebih sabar."

Setelah itu, Sean membawa Sonia ke sebuah kafe, tempat yang nyaman untuk mereka berdua melepas penat. Setelah kejadian dengan Derren, keduanya merasa perlu untuk berbicara lebih banyak dan menenangkan diri.

Sambil menikmati makanan, Sean mengingat apa yang pernah dikatakan Kenzo waktu itu. Sean berusaha mendekati Sonia dengan cara yang berbeda— melalui kerja sama dengan perusahaan Vanno— Sean rela pindah dari Jakarta ke Bandung hanya untuk lebih dekat dengan Sonia. Dia juga sering membeli kue-kue yang dibuat oleh Sonia melalui Rani, pembantu di rumahnya, untuk bisa sedikit menghilangkan rasa rindu.

Mereka makan dengan santai, kadang berbicara hal-hal ringan untuk menghilangkan ketegangan.

Sean melihat dengan jelas, wajah Sonia kini tampak lelah. Bahkan ketika dia tersenyum, ada kesan bahwa itu dipaksakan.

"Jangan terlalu larut dalam kesedihan, sayang. Meraung-raung pun kamu nggak akan membuat Angel hidup kembali," ucapnya.

"Aku tahu, Sean. Tapi ini nggak gampang. Aku udah nggak punya teman cerita lagi, nggak ada yang bisa aku ajak ngobrol, nggak bisa ghibahin orang lagi, dan nggak bisa ketemu Angel lagi."

"Tapi ada aku, kan? Kamu bisa cerita sama aku, bisa ghibahin orang sama aku, dan tentu saja bisa ketemu sama aku setiap hari." Sean berkata dengan nada bercanda, membuat Sonia tersenyum.

"Sejak kapan kamu mau ghibahin orang?" tanya Sonia, agak heran.

"Sejak tadi," jawab Sean dengan santai.

"Haha, yakin kamu mau dengerin aku ghibahin orang?"

"Yakin banget, karena itu nggak mungkin kamu lakukan."

"Maksudnya?"

"Kamu nggak bakal pernah ghibahin orang, Son. Aku kenal banget sama kamu. Kamu itu nggak pernah peduli soal hidup orang lain."

"Sepertinya aku udah berubah, Sean. Aku nggak seperti dulu lagi."

"Iya, kamu berubah banget. Buktinya, kamu mau balik sama aku setelah dulu kamu mutusin aku dan bilang jangan pernah cari kamu lagi." Sonia terdiam, senyum di wajahnya perlahan menghilang.

Lima tahun lalu, Sonia memang mengatakan itu pada Sean— waktu dia masih kuliah dan hubungan mereka terhenti.

Sean dan Sonia sudah bersama sejak SMP, dan saat SMA, mereka tetap bersama. Namun, setelah mereka memasuki kuliah, hubungan mereka harus kandas.

"Kok bengong? Ayo makan, nanti dingin, nggak enak," kata Sean, memecah lamunan Sonia.

"Ah, iya, maaf." Sonia melanjutkan makannya, berusaha melupakan kenangan pahit masa lalu dengan Sean.

"Aku harus bisa melupakan semuanya. Sekarang, semuanya sudah baik-baik saja, dan Sean sudah memaafkanku. Aku nggak mau kehilangan dia lagi," batin Sonia, mencuri pandang pada Sean.

Selesai makan, Sean mengantarkan Sonia pulang. Pekerjaan menunggu, tapi dia ingin memastikan Sonia sampai rumah dengan aman.

"Kamu hati-hati di jalan ya, kabarin aku kalau sudah sampai," pesan Sonia saat membuka seat belt. Sean menggenggam tangan Sonia.

"Ada apa?" tanya Sonia heran.

"Peluk aku, Son. Aku kangen pelukanmu," pinta Sean dengan suara lembut.

Sonia terdiam sejenak lalu memeluk Sean, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sean, merasakan kenyamanan yang telah lama hilang dan menghirup aroma maskulin pria itu.

"Tolong jangan pernah meninggalkanku lagi. Lima tahun itu sudah cukup untuk perpisahan kita," kata Sean, dengan air mata yang jatuh begitu saja tanpa bisa dia tahan.

"Maafkan aku, Sean. Aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi," jawab Sonia, dengan suara yang penuh kehangatan dan harapan.

1
Annissa Riani
Kalau aku jadi si Anna sih malu ya udah diperlakukan begitu sama Seab🤣
Annissa Riani
Saingan Sean ternyata si Andre🤣 dan Sonia malah si Anna🤣🤣🤣
Rina Meylina
Udah berani pegang2 ya sekarang🤭
Rina Meylina
Iyalah soalnya di hati sean udh penuh ama sonia doang
Anita Lare
Perbuatan kamu dulu emang sangat terkutuk loh Sean
Anita Lare
Nah saling ungkapin dan saling paham begini kan enak, gak perlu rahasia2an kan, kalau merasa apapun itu ya bilang
Anita Lare
Aduh aduh abang meleleh aku bg😍
Anita Lare
Amarah sean benar2 ngeri ya
Veer Kuy
Penyesalan selalu datang diakhir ya sean
Veer Kuy
Gak tau malu banget mereka berdua ini, gak inget umur
Veer Kuy
Ide bagus daripada minta jawaban si Bram, lagian udh dibunuh duluan sama sean
Veer Kuy
Sean benar2 mengerikan kalau udah menyentuh ranah pribadi dia ya
Lira Cantika
Dia gak pake neko2 buat balas dendam ya
Lira Cantika
Si kenzo ini seru juga orangnya😄
Natasha
Sana jadikan Sonia sepenuhnya istri, jangan sampai terlambat loh kamu
Natasha
Ya elah yg modelan kalian ini bakalan hancurin rumah tangga sean sonia? Gak mempan deh kayaknya, soalnya mereka saling cinta dan Sean juga posesif akut, bandar narkoboy aja dia bikin metong dengan mudah
Natasha
Bikin metong aja soalnya Sonia ampe digituin dia trauma loh itu
Natasha
Gini gini dia cuma punya satu wanita dlm hidupnya
Syifa Mahira
Makanya sean abis ini istrimu ya dijaga ya
Syifa Mahira
Udh icip2 mending nikahin aja si Anna, ngapain juga masih ngincar sonia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!