NovelToon NovelToon
Janji Di Atas Bara

Janji Di Atas Bara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

"Janji di Atas Bara" – Sebuah kisah tentang cinta yang membakar, janji yang teringkari, dan hati yang terjebak di antara cinta dan dendam.

Ketika Irvan bertemu Raisa, dunia serasa berhenti berputar. Cinta mereka lahir dari kehangatan, tapi berakhir di tengah bara yang menghanguskan. Di balik senyum Raisa tersimpan rahasia, di balik janji manis terselip pengkhianatan yang membuat segalanya runtuh.

Di antara debu kota kecil dan ambisi keluarga yang kejam, Irvan terperangkap dalam takdir yang pahit: mempertahankan cintanya atau membiarkannya terbakar menjadi abu.

"Janji di Atas Bara" adalah perjalanan seorang pria yang kehilangan segalanya, kecuali satu hal—cintanya yang tak pernah benar-benar padam.

Kita simak kisahnya yuk, dicerita Novel => Janji Di Atas Bara
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

Namun ketika melihat lelaki itu tersenyum paksa, mencoba menutupi sakitnya dengan wibawa, Irvan menahan diri. Ia menarik napas panjang dan menunduk. Darwis hanya tersenyum samar, menepuk tangan kiri anaknya.

"Yang penting sekarang, lakukan saja yang Daddy minta."

Irvan mengangguk pelan, meski di dalam dadanya bara kecil mulai menyala. Ia tahu_ada sesuatu yang disembunyikan. Dan malam itu, saat mereka melangkah keluar dari rumah sakit bersama, Irvan sudah bertekad dalam hati;

Jika Dharma penyebab luka ini, maka ia akan membayar semuanya.

***

Irvan akhirnya menuruti perintah sang ayah_pergi ke area padang pasir di pinggiran kota, tempat para pekerja tambang mengeruk kerikil untuk bahan bangunan. Teriknya matahari memantul dari hamparan pasir dan batu, membuat udara terasa membakar kulit. Debu beterbangan setiap kali truk besar lewat, meninggalkan jejak panas dan bau solar yang menyengat.

Setelah memarkir motornya di dekat deretan truk, Irvan berjalan mantap menuju sebuah meja kayu sederhana di bawah tenda lusuh. Di sana, seorang pria paruh baya sedang duduk menghitung uang, jemarinya lincah menata lembaran-lembaran lusuh.

"Aku butuh kerikil satu truk, dan itu truknya," ucap Irvan sambil menunjuk kendaraan besar berwarna abu yang terparkir di sisi kanan. "Sudah ada sopir di dalam truk itu."

Pria itu menatap Irvan dari balik kacamata hitamnya, lalu mengangguk pelan.

"Baiklah, tapi kau harus menunggu sampai sore. Karena hari ini masih ada lima truk yang menunggu," katanya datar.

"Lakukan saja, aku akan menunggu," balas Irvan tenang, meski matanya tajam menatap ke arah tumpukan batu dan kerikil yang menjulang.

Ia melangkah ke sisi truk, duduk di atas batu besar, membiarkan hembusan angin panas menampar wajahnya. Dalam diam, pikirannya berputar — tentang ayahnya, tentang luka yang belum terjawab, dan tentang nama yang kini memenuhi kepalanya; Raisa.

Baru saja Irvan duduk di atas batu besar di tepi tenda, ponselnya berdering nyaring memecah panas yang menyengat. Ia segera merogoh saku celananya, menatap layar sekilas_nama yang muncul membuat napasnya tertahan sejenak.

"Ya, ada apa?" suaranya terdengar datar namun bergetar halus, seolah menahan sesuatu yang tak ingin pecah.

Suara di seberang terdengar terburu-buru, disertai hembusan napas panik. Irvan diam, hanya mendengarkan. Tapi perlahan, rahangnya mengeras. Wajahnya menegang, urat di lehernya menonjol, dan matanya menyipit tajam.

"Apa--?" suaranya rendah, tapi mengandung tekanan yang menakutkan.

Ia bangkit berdiri mendadak, hingga batu tempatnya duduk tergeser dan debu berhamburan.

Suara di seberang menjawab pelan, namun cukup untuk membuat darah Irvan mendidih. Wajahnya memerah, seperti bara api yang membakar setiap urat di tubuhnya. Nafasnya berat, matanya menatap jauh ke arah horizon padang pasir yang bergetar oleh panas.

"Raisa--" gumamnya pelan, namun nadanya sarat amarah dan kekhawatiran. Tanpa pikir panjang, ia mematikan panggilan, berjalan cepat ke arah motornya.

Di matanya, ada badai yang siap meledak_dan siapa pun yang menyebabkan kabar itu tentang Raisa, akan segera menyesal.

Tanpa pikir panjang, Irvan menyalakan motornya. Deru mesinnya memecah keheningan padang pasir yang terpanggang panas. Debu beterbangan tinggi ketika ia menarik gas, meninggalkan jejak panjang di belakangnya. Wajahnya tegang, matanya fokus lurus ke depan_hanya ada satu tujuan dalam pikirannya: rumah Raisa.

Melihatnya melaju seperti angin, sang penjual kerikil berdiri dari kursinya dengan panik, berlari sambil melambaikan tangan.

"HEEIII, Irvan..! Jangan lewat sana! Peledakan di daerah itu akan segera diluncurkan!" teriaknya keras, suaranya nyaris tenggelam oleh suara mesin dan angin panas yang menderu.

Namun Irvan tak menggubris. Ia bahkan tak menoleh sedikit pun. Rasa cemas dan amarah yang menyesakkan dadanya telah menutup seluruh logika. Ia hanya tahu, harus segera sampai.

Motor itu melaju menembus area tambang, melewati deretan tanda peringatan merah yang berkibar di sisi jalan. Di kejauhan, suara ledakan menggema_ BOOM! _tanah bergetar hebat, debu beterbangan menutupi pandangan.

Satu, dua, tiga titik ledakan menghantam bukit-bukit batu di sekitar jalur yang ia lalui. Tapi Irvan terus memacu motornya tanpa ragu, matanya menyipit menembus kabut debu dan asap. Pecahan batu beterbangan di udara, sebagian bahkan mengenai helm dan bahunya, namun ia tak peduli.

Hanya satu hal yang ada di benaknya; Aku harus bertemu Raisa.

..

Debu masih menempel di jaket dan wajah Irvan ketika ia berhenti di depan rumah besar yang kini tampak asing di matanya. Nafasnya memburu, dadanya naik turun cepat. Di halaman, deretan bunga segar memenuhi taman_ mawar, lili, dan melati tertata rapi, menebar aroma lembut yang kontras dengan bara amarah dalam dirinya.

Di tengah taman, sebuah tandu pengantin berhias kain putih dan taburan kelopak bunga berdiri megah, seperti simbol kebahagiaan yang menusuk matanya. Dunia di sekelilingnya seolah berputar. Suara tawa samar terdengar dari dalam rumah, tapi bagi Irvan, semuanya terasa jauh, hampa, dan menyakitkan.

Langkahnya berat tapi pasti. Para pekerja dekorasi menoleh kaget, sebagian berhenti dari aktivitas mereka. Wajah Irvan memerah, matanya tajam_antara marah dan tidak percaya.

"Irvan, apa yang kau lakukan di sini?" suara seorang pria terdengar dari teras, nada terkejutnya jelas. Lelaki itu mengenalnya_salah satu staf di rumah Dharma.

Namun Irvan tidak menjawab. Ia terus melangkah, seolah tak mendengar apa pun. Sepatu menjejak keras di halaman, meninggalkan jejak debu yang tampak sempurna itu.

Langkahnya terhenti di tengah taman. Di sana, di dinding kayu yang baru saja dihiasi pita dan bunga, terpajang satu papan besar bertuliskan nama dengan huruf emas yang menyilaukan mata:

"Raisa & Febri "

Dunia Irvan seakan berhenti berputar. Ia merasakan dadanya seperti diremas dari dalam. Tangannya gemetar, mencoba menyentuh huruf-huruf itu namun tak mampu.

"Raisa--" bisiknya nyaris tanpa suara. Ada getir, ada luka, dan ada amarah yang terpendam begitu dalam.

Sehelai kelopak mawar jatuh di kakinya, menandai satu hal yang tak bisa lagi ia hindari_perempuan yang ia jaga, kini akan menjadi milik orang lain.

...----------------...

To Be Continue...

1
Deyuni12
dikit amaaaaat
Miss Ra: siaaaap
total 3 replies
Deyuni12
complicated
oh cintaaaa
Deyuni12
sungguh memilukan
Deyuni12
hadeeeeh
kumaha ieu teh atuh nya
Kutipan Halu
mampir kak, mampir jg ya ke karyaku "DIMANJA SAHABAT SENDIRI"☺☺
Deyuni12
lanjuuuut
Jee Ulya
Tapi kalau kebanyakan naratifnya, aku nggak bisa nafas. hihi😁
Jee Ulya
Nyampeee, Aromanyaaa nyampe siniii kaaaak😍😍😍
Jee Ulya: luv banyaak banyaaak
total 4 replies
Jee Ulya
😭😭😭😭 bagus bangettt
Jee Ulya
Aaah diksinyaaaa bikin meleleeeh 😭😭😭
Deyuni12
agaiiiiiin
Deyuni12
lagiiiiii
Deyuni12: d tungguuuu
total 2 replies
Deyuni12
makin penasaran dengan kisah cinta mereka n juga mungkin dendam d masa lalu antara kedua org tua mereka,,hm
lanjut
Deyuni12
hancurkaaaaan
Deyuni12
cinta 🥺🥺🥺
Deyuni12
huft 🥺🥺
Deyuni12
pertikaian dua sahabat kental,berujung kepahitan yg d dapat irvana,,hm
Deyuni12
jeng jeng jeeeng
badai akan segera d mulai
Deyuni12
memadu kasih
hm
lanjut
Deyuni12
hm
haruskah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!