Felicia Darmaris. Gadis cantik dengan penuh energik dan juga ke gilaan nya yang selalu membuat semua orang menyukai dirinya, gadis muda berusia 15 tahun yang kini sedang mengenyam pendidikan pertama nya di SMA Dirga Pertiwi. Wajah ceria yang mampu membuat semua orang tersenyum dan tertawa itu menyimpan sebuah rasa sakit dan kehilangan yang mendalam di hidup nya. Kecerian nya hanya temeng untuk menutupi setiap luka dan rasa sakit yang dia rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faz16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Zikry
Hari ini adalah kepulangan Zikry dari rumah sakit di temani Camelia dan kedua orang tuanya.
" Aku seneng deh akhirnya kamu pulang dan bisa kembali seperti dulu. " Gumam Camelia mengemasi barang barang Zikry.
Zikry menarik tangan Camelia agar gadis itu mendekati nya, menatap lekat mata hitam gadis itu dengan bibir merah muda nya.
Cup
Zikry mencium sekilas bibir Camelia membuat gadis itu membulat dengan kelakuan Zikry yang tiba-tiba menciumnya, gadis itu takut jika ada orang yang melihat mereka.
" Apaaa sih, gimana kalau mama kamu lihat atau orang lain gitu.. " Camelia memukul pelan bahu Zikry yang hanya terkekeh pelan melihat pipi Camelia yang memerah.
" Semua udah selesai?. " Gumam Natasya yang baru saja masuk kedalam kamar Zikry melihat Camelia yang masih berada di pelukan Zikry.
" Sudah ma. " Ucap Zikry melepaskan pelukan nya pada Camelia karena gadis terus memberontak.
" Tante gak lihat kok. " Ucap Natasya membawa tas Zikry kemudian keluar lebih dulu sembari memberikan senyuman jahil pada Camelia.
" Ihhhhhhhh kan mama kamu ngejek aku tau, gak suka deh. " Camelia mengerucut kan bibir nya kesal dengan tingkah Zikry.
Cup
Lagi lagi Zikry mencium bibir Camelia sekilas kemudian tertawa keras.
" Kamu nieee yah.. " Camelia mencubit perut Zikry dengan kesal yang terus saja mengoda dirinya.
" Iyaa maaf maaf, aku kangen sama Lia. Kita seperti sedang berada di dunia yang sama tapi aku tidak bisa mengapai mu, setiap kali aku merasa ingin bangun seperti ada seseorang yang tidak mengizinkan ku bangun. "
" Ingat aku terus Zikry dan cuman aku yang berhak di dalam hati kamu sampai kapan pun, jangan pernah kamu berfikir untuk benar benar pergi dan ninggalin aku sendiri. " Camelia megatupkan kedua tangan nya pada wajah Zikry.
" Aku janji. "
" Yaaa udah kita pulang, kamu masih butuh banyak istirahat dan setelah sudah lebih baik kita jalan jalan yah aku masih kangeeennn banget sama kamu. " Zikry mengganguk dengan permintaan Camelia itu kemudian mereka segera beranjak pergi meninggalkan rumah sakit.
***
Di sekolah Felicia.
Gadis itu nampak termenung dengan wajah masam.
" Lo kenapa sih Fel, masem amat tu muka. " Celetuk Cantika.
" Iyaaa kenapa lo, ada masalah apa gimana sih?. " Timpal Alexsa dan Sherly.
Felicia hanya menggeleng kan kepala
" Entah gue kek gak semangat aja, kayak ada yang kurang gitu tapi gak tau apa. " Gumam Felicia membuat para sahabat nya heran.
" Eh udah pada denger belum semalam kak Rendy habis di gebukin sama anak anak black boy, katanya muka nya babak belur. Ya ampun cowok seganteng itu harus berakhir babak belur gak iklas banget gue sumpah. " Bisik bisik itu membuat mereka terdiam mencerna setiap pembicaraan itu.
" Bentar ini Falid gak sih, entar cuman gosip doang?. " Felicia nampak menyakinkan teman teman nya.
" Oh tidak cowok gue babak belur, yuk kita harus cari tahu kebenarannya Felicia gimana kalau emang iya gimana coba?. " Sherly yang menyukai Rendy nampak lebih heboh membuat beberapa siswa lain menatap nya aneh.
" Ih apaan sih Sherly, diem kagak lo bikin kehebohan aja deh udah diem dulu kita cari tahu kebenarannya abis itu baru deh heboh. " Cantika membekap mulut sherly yang heboh karena membuat yang lain nampak terganggu.
" Emmptt, iyeee iyeeeee... " gumam Sherly sebal.
" Perasaan semalam kak Rendy langsung pulang kok bisa sampek ketemu anak anak berandalan itu, apa mungkin dia gak langsung pulang. Mungkin setelah pulang sekolah gue tanya aja sama kamu Samuel alamat rumah kak Rendy.
***
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Waktu menujukan pukul 15.00 sore, Felicia memutuskan untuk menemui Samuel dan Dio yang masih di kelasnya untuk bertanya tentang alamat Rendy. Sedangkan teman teman nya sudah kembali ke rumah mereka.
Felicia melewati beberapa ruangan yang sudah sepi, berjalan pelan menaiki tangga menuju rooftop sekolah yang sangat jarang anak lain berada di sana.
Clek
Bunyi pintu terbuka membuat sepasang insan yang sedang bermesraan itu terkejut.
" Ah maaf kaak, gue... gue.. " Felicia yang gugup membalikkan tubuh saat melihat Samuel dan seorang gadis yang bercium sedang kan Dio yang terlalu santai menikmati rokoknya.
" Gak papa Felicia, join juga boleh. " Seru Samuel dengan tatapan menertawakan gadis itu yang gugup dan canggung.
" Is. " Felicia mendengus kesal kemudian berbalik menatap Samuel yang kini sudah lebih jauh dari gadis itu. Felicia menatap gadis itu yang berdiri dengan mata sinis nya melihat Felicia yang datang mengganggu nya.
" Emmz, kak maaf. Gue boleh minta alamat kak Rendy? Gue denger dia lagi sakit?. "
Samuel dan Dio saling pandang dan bingung, sejak kapan mereka dekat dan untuk apa Felicia menjenguk Rendy.
" Lo sakit?. " Dio berjalan mendekati Felicia menyentuh kening gadis itu yang biasa saja.
" Apa sih.. " Felicia menepis tangan Dio membuat pemuda itu terkekeh pelan.
" Lo mau ngapain ke rumah Rendy haaa, emang kalian ada hubungan apa dan sejak kapan kalian deket kok kita gak tahu sih?. "
" Gue sama kak Rendy gak ada hubungan apapun kok, gue cuma mau lihat keadaan kak Rendy aja. Jadi di mana rumah nya?. "
Dio menatap Felicia dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Ya udah sih kalau gak mau ngasih tahu, gue cari tahu sendiri gak susah. " Felicia yang kesal hendak berbalik meninggalkan mereka.
Namun tangan nya di cekal Dio dengan cepat.
" Kebetulan kita juga mau kesana, kalau lo emang mau jenguk ya udah bareng aja sekarang. " Ucap Dio memberikan kode pada Samuel kemudian mengangguk mencium kening gadis itu dan berlalu pergi bersama dengan Dio.
" Oh My God. " Ucap Felicia kesal melihat mereka pergi begitu saja sedang kan gadis itu berjalan cepat dengan sengaja menabrak bahu Felicia dengan keras.
" Awwwh, apaan lagi sih ini ya ampun. " Felicia menghentakkan kaki nya kesal kemudian berjalan cepat mengikuti langkah besar Samuel dan Dio yang sudah menuruni tangga.
