Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.
"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.
"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.
"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.
Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.
Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.
Siapakah Lala.....yuk baca di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32
Siang ini Amel mengajak ketemuan dengan Antonio, dia membutuhkan penjelasan dari Antonio yang tiba-tiba saja mengurungkan niatnya untuk melamar dirinya.
Amel mengemudikan mobilnya menuju ke sebuah cafe tempat di mana dia akan bertemu dengan Antonio.
Mobil yang di kemudikan Amel sudah tiba di pelataran cafe itu dan terlihat para pengunjung cafe yang masuk dan keluar dari cafe itu.
Amel turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam cafe, lalu dia mencari tempat duduk yang masih kosong.
Di sudut sana ada sebuah meja kursi yang kosong dan Amel berjalan kearah meja tersebut, lalu Amel duduk di kursi itu dan tak lama kemudian datang seorang pramusaji yang menghampiri Amel sambil membawa buku note dan bolpoin di tangannya.
"Permisi mbak. Mbaknya mau pesan apa?" tanya pelayan cafe itu dengan ramah pada Amel.
Amel mengibaskan rambutnya yang terlihat menjuntai itu, dia melihat kepada pelayan itu sambil berkata padanya ," aku pesan coklat panas saja," ucapnya.
"Baik mbak, silahkan di tunggu," ucap pelayan cafe itu pada Amel.
"Ya, terimakasih."
Pelayan itu akhirnya berlalu dari hadapan Amel dengan membawa catatan minuman yang di pesan oleh Amel.
Antonio masih belum datang juga ke cafe tersebut dan Amel masih menunggunya sambil menyeruput coklat panas pesanannya tadi.
Terlihat dari pintu masuk cafe, Antonio sedang berjalan menuju ke arah meja tempat duduk Amel.
"Mel," sapa Antonio pada Amel yang kemudian menarik kursi dan duduk di hadapan Amel.
Setelah Antonio duduk, Amel mulai membuka pembicaraan dengan berkata pada Antonio.
"Kak, aku cuma mau tanya kenapa waktu papi menyuruh kakak memasang kan cincin di jariku kakak malah pergi dan bilang tidak bisa. Apa yang membuat kakak bersikap seperti itu?" tanya Amel pada Antonio dengan mata tak lepas menatap Antonio yang duduk di hadapannya itu.
Antonio terdiam menatap Amel dan dia bergumam dalam hatinya ," Amel, kamu itu gadis yang baik dan sangat mencintai aku tapi sayangnya aku tidak pantas untuk kamu dan maafkan aku, aku tidak mencintai kamu."
"Kak. Kenapa kakak diam saja, jawab dong pertanyaan aku tadi," Amel sedikit kesal melihat Antonio yang masih terdiam dan tidak berkata apa-apa.
"Maafkan aku Amel, aku tidak bisa memenuhi permintaan papi kamu," ucap Antonio pada Amel.
"Iya, tapi kenapa kak? Apa alasannya?" Amel menatap Antonio penuh tanya.
Antonio menarik nafas panjang sebelum dia bercerita pada Amel dan Amel terlihat menunggu Antonio memberikan penjelasan padanya.
"Mel, sejak aku kehilangan sebagian ingatan aku dulu, wanita yang aku kenal itu hanya kamu dan setelah pulang ke Indonesia ingatan aku juga masih belum pulih. Dan ternyata setelah kejadian demi kejadian yang aku alami di sini, sedikit demi sedikit ingatan aku mulai kembali dan perasaan kuat yang ada di hatiku yang terdalam kini muncul lagi setelah aku menemukan cinta sejati aku," tutur Antonio pada Amel.
Amel mengerutkan keningnya menatap Antonio sambil bertanya padanya dengan mimik muka serius ," siapa cinta sejati kak Anton?"
"Dia adalah Laras. Laras mantan istri aku dan Lala adalah putri aku, ada cerita yang belum selesai di antara kami dan itu karena kesalahan yang telah aku perbuat dulu.
Aku mengkhianati cinta Laras yang sangat tulus untuk aku dan sekarang aku ingin menebus kesalahan itu, aku ingin bersama Lala putri kami. Aku benar-benar minta maaf sama kamu karena aku telah menyakiti hati kamu dan aku tahu kamu wanita yang baik, aku yakin banyak pria di luar sana yang akan mendekati kamu Amel, maafkan aku Amel," Antonio beranjak dari tempatnya duduk dan pergi meninggalkan Amel yang masih terduduk di kursinya sambil menangis menatap kepergian Antonio dari hidupnya untuk selamanya.
"Kak Laras, kenapa harus kamu...." Amel terisak sambil menundukkan kepalanya meratapi kesedihan yang dia rasakan saat ini.
Antonio bergegas masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan cafe tersebut.
Antonio mengemudikan mobilnya dengan pikiran kacau, dia kepikiran dengan Amel.
"Pasti saat ini kamu sangat sedih sekali Mel, maafkan aku Amel maafkan aku, semoga kamu mendapatkan pria yang lebih baik dari aku dan lebih mencintai kamu," Antonio menghela nafas panjang.
"Awas Lala...!" terdengar teriakan dari jauh yang membuat Antonio terkejut setengah mati sampai dia mengerem mobilnya mendadak dan di depan mobil Antonio terlihat sebuah mobil Pajero hitam juga berhenti di sana.
Antonio mendelik melihat ke arah jalan lalu dengan buru-buru dia pun keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah anak kecil yang sedang berdiri di samping wanita yang tersungkur itu.
"Laras!" pekik Antonio yang kemudian berlari ke arah Laras yang tergeletak itu.
"Pak, maaf pak maaf saya tadi mengantuk dan tidak melihat kalau ada orang yang sedang menyeberang sampai akhirnya saya menabraknya," ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul di hadapan Antonio dengan wajah ketakutan.
"Laras," Antonio segera membopong tubuh Laras yang terjatuh tadi dan membawanya masuk kedalam mobilnya.
"Mas, Lala mas," ucap Laras pada Antonio sambil meringis kesakitan akibat kena tabrak mobil Pajero tadi.
Antonio kembali ke tempat Laras di tabrak tadi dan dia melihat Lala sedang di gendong oleh seorang perempuan paruh baya.
"Lala, makasih ya Bu," ucap Antonio pada ibu yang menggendong Lala itu.
"Sama-sama mas," kata ibu itu pada Antonio.
"Syukurlah kamu tidak kenapa-kenapa sayang," ucap Antonio sambil mengecup rambut Lala.
"Mama," panggil Lala yang masih dalam gendongan Antonio itu.
"Mama ada di mobil, om akan bawa mama ke rumah sakit ya untuk mendapatkan pengobatan," ucap Antonio pada Lala.
Lala menganggukkan kepalanya sambil menatap Antonio yang sedang menggendong nya itu.
Antonio membawa masuk Lala ke dalam mobilnya dan mendudukkan nya di kursi di sampingnya.
"Mama," Lala menoleh ke belakang melihat Laras yang sedang terbaring di kursi tengah mobil itu.
"Sayang," Laras melihat ke arah Lala yang mau menangis melihat kondisinya.
"Om baik, nyetil mobilnya cepetan ya kasihan mama pasti kesakitan itu," ucap Lala pada Antonio sambil menangis.
"Iya om akan ngebut ya, tapi Lala jangan menangis ya. Mama akan segera di obati nanti," Antonio mengemudikan mobilnya sambil menenangkan Lala yang masih menangis.
""Laras kamu bertahan ya," ucap Antonio sambil menoleh pada Laras yang masih terbaring sambil meringis menahan sakit itu.
Dan tak lama kemudian mobil Antonio sudah tiba di depan UGD rumah sakit Medistra.
Dengan segera Antonio turun dari mobilnya dan kembali membopong Laras masuk ke dalam ruang UGD tersebut.
"Sus tolong sus," kata Antonio pada perawat yang ada di dalam UGD tersebut.