Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KELAS MATEMATIKA
Farhana di tempatkan di kelas Matematika E. Wali kelas Farhana bernama Bapak Ali Shandi . Biasa dipanggil Bapak Shandi. Beliau mengajar mata pelajaran Matematika.
Saat ini bapak Shandi berdiri di depan kelas. Beliau mengenalkan Farhana kepada para siswanya.
"Perkenalkan...Ini teman baru Kalian. Bapak harap Kalian bisa berteman dengan baik," kata Bapak Shandi dengan keras. Kemudian menoleh kearah Farhana untuk memintanya memperkenalkan dirinya.
"Silahkan perkenalkan dirimu."
"Perkenalkan nama Saya Hana," kata Hana dengan singkat.
Setelah Hana menyebutkan namanya suasana kelas langsung ramai.
"Sudah punya pacar belum? " celetuk seorang siswa yang duduk dibarisan paling depan.
"Pindahan dari mana? " tanya yang lain.
"Sudah punya pacar belum?"
"Kakinya kenapa pakai kaki roda? "
"Tentu saja sakit bodoh! gitu saja kok nggak tahu."
Padahal Farhana belum menjawab apapun. Namun satu persatu mengutarakan pertanyaan yang membuat suasana seperti di pasar.
"Diam! "
Seakan ada remot kontrolnya suasana kelas kembali hening. Tidak ada yang berani membuka suara. Bukan Bapak Shandi yang berbicara. Tetapi remaja tampan yang duduk di barisan belakang pojok.
Remaja itu mempunyai potongan rambut ala tentara. Wajahnya putih bersih. Alisnya tebal. Tatapannya setajam elang.
Namanya Dzaki Ahmad Alatas . Putra salah satu donatur terbesar di sekolah ini. Anaknya pendiam dan tidak suka bersosialisasi.
Sejak kelas sepuluh Dzaki sudah duduk menyendiri. Banyak siswa dan siswi yang mencoba untuk mendekatinya, namun tidak ia hiraukan sama sekali.
Tatapannya membuat orang tanpa sadar takut tanpa alasan. Sekali ia marah jangan harap bisa lepas dari amarahnya. Bahkan ketua gangster sekolah takut padanya.
Suatu hari ketua gangster sekolah datang untuk membuat masalah dengannya. Hasilnya ia mengalami patah kaki dan harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Sejak saat itu tidak ada yang berani membuat masalah dengannya.
Bukan berarti ia tidak mempunyai penggemar. Hampir semua gadis di sekolah mengagumi ketampanannya.
Setelah kelas kembali hening Bapak Shandi meminta Farhana untuk duduk di samping Dzaki. Karena memang hanya kursi disampingnya saja yang kosong.
Farhana membawa kursi rodanya ke tempat yang sudah ditunjuk oleh Bapak Shandi. Namun yang menjadi masalah adalah kursinya. Karena Farhana memakai kursi roda maka ia tidak membutuhkan kursi lagi.
Ia ingin meminta tolong pada Dzaki untuk memindahkan kursi itu untuknya. Namun melihat lelaki itu diam saja sambil membaca buku ia mengurungkan niatnya.
Seorang gadis yang duduk di depannya tanpa diminta langsung memindahkan kursi itu untuknya.
"Silahkan."
"Terima kasih, " sahut Farhana dengan tulus. Gadis itu tersenyum manis padanya sebelum kembali ke tempat duduknya.
Setelah Farhana duduk Pak Shandi memulai pelajarannya. Ia menerangkan Bab yang menjadi bahan pembelajaran. Kemudian meminta para murid untuk mencatatnya di buku catatan. Namun sebelum itu Pak Shandi meminta para murid untuk mengumpulkan tugas minggu lalu.
Farhana yang baru hari ini memulai sekolah tentu saja tidak ikut mengumpulkan. Ia dengan fokus menulis rangkuman di buku catatan.
Saat istirahat tiba para murid berebut untuk segera keluar dari kelas. Hanya Farhana dan juga Dzaki yang tetap diam di tempat masing-masing.
Farhana mengambil kotak bekal dari dalam tasnya. Bekal itu dipersiakan oleh Papanya secara pribadi untuknya. Isinya sangat sederhana. Namun entah kenapa membuat hatinya menghangat.
Tiba-tiba ingatannya tertuju pada sosok ayahnya yang sudah meninggal. Ia juga sering membuatkan bekal untuknya. Hatinya kembali masam.
Dzaki sedari tadi menatap ponsel dihadapannya dengan tidak fokus. Sesekali melirik Farhana yang menatap kosong ke bekal ditangannya. Sudah hampir lima belas menit berlalu. Namun Farhana masih larut dalam lamunannya.
Satu persatu masuk kedalam kelas. Gadis cantik yang tadi menolong Farhana kembali duduk di kursinya.
"Hai.... ini untukmu, "kata gadis itu sambil meletakkan satu gelas sop buah didepan Farhana. saat itulah Farhana kembali sadar dari lamunannya. Ia menatap gadis itu dengan bingung.
"Kenapa dilihatin saja. Makanlah."
"Terimakasih."
"Tidak perlu sungkan begitu. Kebetulan tadi bawa uang lebih. Aku tidak lihat Kamu dikantin. Jadi sekalian Aku belikan. "
"Aku bawa bekal dari rumah. Jadi sayang kalau tidak dimakan. "
"Oh... kok masih belum dimakan? " tanya Cindy heran. Dia bisa lihat jika bekal yang ada di kotak makan itu masih utuh.
Melihat isi di dalam kotak entah kenapa Cindy jadi lapar lagi. Padahal sudah sudah habis satu mangkok bakso. Kecil-kecil begini nafsu makannya sangat besar.
"Ehm... belum sempat. Kamu mau tidak? kalau mau ambil saja. "
"Tidak usah. Barusan Aku sudah habis satu mangkok bakso."
"Masih satu mangkok belum lebih."
Dzaki yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka mencebir dalam hati. Kenapa tidak ada yang menawarinya. Padahal ia juga sedang malas pergi ke kantin.
Dzaki tercengang dengan pemikirannya tadi. Sejak kapan ia mempunyai pemikiran seperti itu. Ia pun beranjak dari kursinya dan berjalan keluar.
Farhana dan Cindy melihat kepergian Dzaki dengan bingung. Bukankah sebentar lagi kelas dimulai . Ngapain ia keluar segala?
"Menurutmu Dzaki cakep nggak? "
"Lumayan."
"Lumayan Kamu bilang? cowok secakep Dzaki Kamu bilang lumayan. Padahal nih ya tu cowok tidak ada yang ngalahin ketampanannya. Sayangnya... sulit didekati. "
"Kamu suka sama dia? "
"Suka sih, tapi bukan tipeku. Lagi pula Kita nggak mungkin cocok. "
"Kenapa nggak mungkin. Dia cakep. Kamu cantik. Apanya yang tidak cocok? "
"Sebab dia tuh Paman kecilku, " jawab Cindy tanpa daya. Farhana terbengong mendengarnya.
Apa yang dikatakan Cindy memang benar. Tidak ada yang ia sembunyikan. Semua temannya juga sudah tahu jika Cindy dan Dzaki masih satu keluarga.
hana dn kluarganya pst bhgia bgt....
slain hana udh smbuh,nnek shir jg bkln d hkum mti....
jd pgn mkan nasi padang jg....ngiler.....🤤🤤🤤
slain msih khilangn orngtua angktnya,dia jg kcewa dgn kluarga kndungnya....tp mngkn dgn brjalnnya wktu,dia jg mau mmaafkn kluarganya.....
yg mstinya malu tu klian kaleee....
ngaku2 dkt sm dzaki,pdhl mh knal jg kagak.....