Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.
Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.
Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.
Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.
Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.
Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26 Seberapa Pantas
Happy reading
Seperti yang telah dijanjikan pada Conal, Arjuna segera membuat link 'open donasi' untuk membantu Dilan.
Bukan hanya membuat link 'open donasi', Arjuna juga meminta kepala sekolah untuk mengadakan pertemuan dengan semua guru SMA Jaya Bangsa.
Ia berniat merangkul rekan guru dan seluruh siswa SMA Jaya Bangsa untuk melakukan penggalangan dana.
Usaha Arjuna membuahkan hasil serta mendapat sambutan antusias dari rekan guru dan seluruh siswa.
Mereka sepakat menggalang dana untuk membantu adik angkat Conal dengan mengadakan bazar.
Arjuna selaku ketua panitia, menunjuk Winata, Ayu, Nofiya, Machan, Ririn, Dimas, Dirgantara, dan Arkhan untuk turut menjadi panitia. Ia berharap, acara penggalangan dana di hari ini akan berjalan lancar dan sukses.
"Nyet!"
Suara Nofiya mengalihkan atensi Ayu yang semula tertuju pada panggung yang baru selesai didirikan oleh crew D & D Design--rekan kerja Arjuna, anak buah Dariel.
Selain berprofesi sebagai guru fisika di SMA Jaya Bangsa, Arjuna juga bekerja di bawah naungan D & D Design sebagai seorang editor pembuatan film animasi. Selain itu, ia juga gemar mengisi waktu luang dengan menjadi seorang konten kreator.
Meski orang tuanya memiliki perusahaan yang cukup besar, Arjuna enggan berpangku tangan dan terbiasa hidup mandiri.
Ia lebih senang dan nyaman dengan pekerjaan yang dilakoninya saat ini ketimbang menggantikan posisi papanya sebagai seorang CEO.
"Nyet!" Nofiya kembali memanggil Ayu sambil melambaikan tangan dan berlari kecil.
Tidak ada balasan lambaian tangan dari Ayu, sebab ada seseorang yang tengah berjalan di belakang Nofiya.
Dia ... Arjuna.
Ayu tidak ingin jika Arjuna salah mengerti dan kepedean, jika ia membalas lambaian tangan Nofiya.
"Ck, sombong amat! Tumben diem aja, nggak bales lambaian tanganku." Nofiya melayangkan protes sambil menjitak pelan kepala Ayu yang terlindungi topi hitam.
"Noh, liat ke belakang! Ada Pak Juna."
Refleks, Nofiya menoleh ke belakang, mengikuti perkataan Ayu. Dan benar saja, terlihat sosok yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Arjuna Tsaqif, guru fisika mereka sekaligus suami Ayu.
"Ay, semua peserta bazar sudah menempati stand 'kan?" tanya yang terlontar dari bibir Arjuna begitu tiba di hadapan Ayu.
"Aku baru mo ngecek sama Nyit-Nyit."
"Kalau lagi di sekolah, jangan manggil 'Ay'," imbuhnya seraya mengingatkan Arjuna. Namun tanpa menatap objek yang diajaknya bicara dan pura-pura menyibukkan diri dengan lembaran kertas di tangannya.
"Sudah kebiasaan. Kadang mulutku nggak bisa direm." Arjuna menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk sebaris senyum. Ia selalu gemas tiap memandang wajah istrinya yang terlihat cemberut dan serasa ingin menghujani dengan kecupan sayang.
Ingin hati mengumumkan ke seluruh penjuru bumi jika wanita berparas manis dan sedikit jutek itu adalah istri sah-nya. Namun saat ini, Arjuna harus bersabar menanti waktu yang tepat.
"Uhuk, berasa jadi obat nyamuk." Nofiya menimpali dan pura-pura terbatuk.
Arjuna menanggapi celotehan Nofiya hanya dengan tersenyum. Sementara Ayu, tampak cuek dan enggan membalas.
"Aku tinggal dulu ya. Semoga acara kita hari ini diberi kelancaran dan membuahkan hasil."
Ayu dan Nofiya kompak mengamini ucapan Arjuna.
Setelah Arjuna berlalu pergi, Ayu menjatuhkan bobot tubuhnya di bangku dan disusul oleh Nofiya. Mereka duduk bersebelahan sambil menatap panggung yang tersuguh di depan mata.
"Nyet --"
"Hem, ada apa?"
"Kasihan Conal ya. Dia terpaksa jadi cowo panggilan demi nyelametin nyawa Dilan--adik angkatnya."
"Iya."
"Jadi, aku nggak salah 'kan kalau ber-empati sama dia?"
"Ya, kamu emang nggak salah. Tapi bukan berarti aku ngedukung kamu jadian sama dia."
"Kenapa?"
"Aku nggak rela, kamu dapet cowo yang udah dipakai sama tante-tante. Pastinya, dia udah terkontaminasi."
Nofiya bergeming. Bibirnya serasa sulit untuk bertutur, meski sekedar membalas ucapan Ayu dengan satu patah kata.
Ulu hatinya terasa nyeri kala terbayang perbuatan hina yang dilakukan oleh Conal bersama partner ranjangnya.
"Nyit, kamu gadis baik dan pantes nya dapet cowo selain Conal --"
"Cowo yang mencintai kamu setulus hati, jadiin kamu ratu, selalu ngejaga kamu, nggak pernah boong, nggak pernah nyakitin hati, dan yang bakal bikin kamu bahagia."
Ayu menerbitkan sebaris senyum dan merangkul pundak Nofiya. Ia sangat menyayangi Nofiya melebihi rasa sayangnya pada teman-temannya yang lain.
"Kamu boleh kasihan sama Conal. Kamu juga boleh kagum sama dia. Tapi, jaga hati kamu."
"Kita belum tau, apa yang bakal terjadi ke depannya. Bisa aja, wanita yang udah ngerasa ketagihan dipuasin sama Conal ... nggak mau ngelepas Conal. Dan sebaliknya --"
Ayu menggantung ucapannya, lalu menoleh ke arah Nofiya yang terlihat sedikit menundukkan kepala--menyembunyikan wajahnya yang kini terbingkai sendu.
"Maaf, Nyit. Aku nggak ada niat bikin kamu sedih. Aku cuma pingin kamu ngerti, kalau aku sayang banget sama kamu dan nggak pingin masa depan kamu suram."
"Iya, Nyet. Aku ngerti." Nofiya berucap lirih dan perlahan mengangkat kepalanya.
"Apa yang kamu bilang tadi, ada benernya. Aku harus bisa ngejaga hati."
Hembusan napas keluar dari indera penciuman Nofiya, seiring bibir yang melengkung membentuk seutas senyum samar.
"Yok, kita keliling. Mastiin semua peserta bazar udah nempatin stand dan siap ngelayani para pengunjung," ucapnya sambil beranjak dari posisi duduk.
Ayu mengindahkan ucapan Nofiya, lantas membawa tubuhnya bangkit dari bangku.
Keduanya mulai berkeliling, memastikan semua peserta bazar menempati stand yang sudah disiapkan.
Alunan musik diputar, mengiringi ayunan kaki para pengunjung bazar yang mulai berdatangan.
Arjuna selaku ketua panitia, memberi sambutan di awal acara.
Salam terucap dari bibirnya, diikuti ungkapan rasa terima kasih yang ia tujukan pada audiens.
Seusai Arjuna memberi sambutan, MC mempersilahkan kepala sekolah untuk berganti memberi sambutan.
Sebagai kepala sekolah SMA Jaya Bangsa, Zidan merasa sangat bangga menyaksikan kekompakan para guru dan anak didiknya.
Karena kekompakan dan kerja keras mereka, acara penggalangan dana untuk Dilan bisa berlangsung di pagi ini.
Haru memeluk erat, mencipta butiran kristal yang terjatuh membasahi wajah Conal.
Ia tak kuasa menuturkan jutaan frasa untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada para guru dan semua temannya yang telah berkenan melakukan penggalangan dana yang bertujuan untuk membantu Dilan--adik angkatnya. Terlebih pada Arjuna.
Ratusan pengunjung memenuhi stand-stand yang berjajar rapi dan menyuguhkan aneka barang unik serta jajanan tradisional.
Laris manis.
Bazar yang diadakan di pagi ini membuahkan hasil. Dana yang masuk untuk membantu pengobatan Dilan ditaksir melebihi target.
Acara berlangsung meriah. Lagu-lagu yang menghentak menarik perhatian para pengunjung.
Terlihat di atas panggung, band dari SMA Jaya Bangsa tengah berkolaborasi dengan band dari SMA Adikara. Musik dan lagu yang mereka perdengarkan sukses menghibur semua orang yang berada di tempat itu.
Ryuga, sebagai vokalis Brawijaya Band, turut menyumbangkan lagu.
Ia melantunkan lagu yang berjudul 'Seberapa Pantas' dari Band kenamaan di kota ini 'Sheila on 7' yang ditujukan untuk Ayu, sosok Hawa yang masih dicinta.
Semua pengunjung terhipnotis oleh suara Ryuga. Mereka pun turut bernyanyi sambil menggerakkan tubuh selaras dengan iringan musik.
Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Cukup indahkah dirimu untuk slalu kunantikan
Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi burukku
Mampukah kita bertahan disaat kita jauh ....
🍁🍁🍁
Bersambung
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini
surga dunia..
aseeekk